Langkah kaki Jiae dan Kihyun nyaris sama cepatnya. Mata mereka awas mencari sosok Chanhee di antara puluhan orang yang memenuhi restoran ayam cepat saji. Jiae memincingkan mata, lalu berlari cepat ketika ia mengenali topi bucket yang Chanhee kenakan tadi pagi ketika keluar rumah.
"Chan?" Ia meraih bahu seorang laki-laki, mendapatinya berkeringat dingin. "Hei, you are okay now," ucap Jiae.
Chanhee mengangguk cepat. "Tadi aku hanya berjabat tangan dengan satu orang. Kupikir tidak masalah kalau hanya satu. Aku tidak tahu bahwa ada teman-temannya."
"Ugh, kenapa sih kamu baik banget?" Jiae mendengus, menghela napas lalu melempar tubuh ke sofa di samping Chanhee. "Manager Lee kapan pulangnya, sih?!" ucapnya. Tangannya sudah mengeluarkan ponsel ketika Chanhee menahan pergelangannya.
"Jangan, Noona! Ini cuti pertama Manager Lee sejak menjadi managerku. Lagian cuma seminggu, tinggal dua hari lagi," balas Chanhee, tersenyum. Kalau sudah tersenyum hingga matanya hilang dan pipinya naik ke atas, Jiae sudah positif akan gagal menolak permintaan sang adik.
Keluarga mereka tidak ada yang menyangka bahwa Chanhee akan menang di kompetisi unjuk bakat, Dancing Singer 2, tiga tahun yang lalu. Apalagi ketika Kihyun dan Jiae bahkan tidak bisa merapalkan doremi dengan benar. Kihyun pernah menjadi b-boy ketika SMA memang, tapi cuma sebagai hobi yang sepenuhnya iseng. Mereka pun tidak tahu bahwa Chanhee berhasil memainkan perannya di drama televisi yang berakhir viral.
"Huf, untungnya tempat ini ramai. Tadi ada yang membantuku juga mengalihkan perhatian para fans."
"Mereka yang mengganggu personal space dan privasimu itu bukan fans, tahu. Mereka cuma ABG yang kekurangan pendidikan moral," gerutu Jiae.
Chanhee tersenyum tipis, "Noona, ga boleh gitu. Aku bersyukur mereka mendukung dan menyukai apa yang aku lakukan."
Mata Jiae langsung tertuju pada senyum lemah sang adik.
Yoo Donggeun, ayah mereka, ingin Chanhee berhenti setelah kontrak dengan agensinya habis pertengahan tahun ini. Lucu memang mengetahui sang ayah yang paham A hingga Z dunia entertaiment di Korea Selatan malah menentang keras mimpi anaknya untuk menjadi bintang.
Ugh, iya, Jiae tahu kok pasti banyak konsekuensi besar yang bisa menimpa Chanhee jika ia tetap memutuskan berkecimpung di layar kaca, entah itu sebagai idol solo, pun sebagai seorang aktor. Akan tetapi, Donggeun pasti bisa melindungi Chanhee dengan cara lain selain menyuruh si bungsu berhenti.
Tidak semua artis berakhir kesepian dan sengsara di tengah jutaan fans mereka, kan?
"Trus, siapa yang membantumu?" tanya Kihyun setelah membaca buku menu.
"Entahlah. Tadi dia pakai baju mirip denganku. Sepertinya dia ngeliat aku sedang dikejar-kejar ketika aku menabraknya," jelas Chanhee. Ia melepas jaket hitamnya, lalu menurunkan masker hingga bawah dagu. "'Masuk ke toilet restoran yang paling ramai!', katanya. Jadi lah aku di sini. Katanya wings originalnya enak."
"Oke, Chanhee yang original ya. Aku mau yang rasa sour and sweet, Ki," seru Jiae.
"Hah, aku yang mesen?"
Jiae hanya tersenyum cantik untuk membalas. "Sama chocolate milkshake, ya. Dua."
Kihyun hanya memutar bola mata, mendengus, lalu berdiri berjalan menuju kasir untuk memesan makanan mereka.
"Adik Noona gapapa, kan?" tanya Jiae lembut. Ia sudah lama tidak melihat Chanhee sedekat ini. Enam bulan kemarin Chanhee sibuk dengan shooting drama, langsung dilanjutkan dengan mengisi posisi sebagai MC di salah satu acara musik mingguan.
"Hm? Gapapa. Emangnya kenapa?" balas Chanhee, sedangkan Jiae paham maksud sebenarnya dari itu adalah sebaliknya.
"Kamu tau kan kamu selalu bisa cerita sama Noona?" ucap Jiae lagi.
Chanhee akhirnya benar-benar membalas tatapan Jiae. "Makasih ya, Noona."
Jiae hanya mengangguk. Mungkin Chanhee belum ingin bercerita, atau mungkin Chanhee memang tidak ingin membebani Jiae dengan kehidupannya. Dulu sang adik tidak pernah menutupi apapun dari Jiae.
Jiae tahu ini salahnya karena pernah menolak semua orang di hidupnya, termasuk juga Chanhee.
Hubungannya dengan Chanhee mungkin lah yang paling terkena dampaknya kala itu. Jiae kerap kali meneriaki Chanhee, menyuruhnya pergi ketika yang ingin laki-laki itu lakukan hanyalah menemani Jiae yang sedang menangis. Pun Jiae sering mengabaikan sapaan Chanhee, senyumnya, cerita-ceritanya. Hingga kini Chanhee menjadi pribadi yang tertutup.
Ini salah Jiae. Tapi kini ia sadar bahwa nasi sudah menjadi bubur. Jiae tidak bisa mengharapkan semua kembali seperti sedia kala. Tidak semudah itu. Kebencian terhadap dunia yang ia tebarkan, kebodohan yang tanpa sadar ia lakukan menangisi kepergian Min Yoongi, pun harapan bahwa laki-laki itu akan kembali ke dunia nyata.
Jiae jarang mengakui ini, namun ia tahu bahwa tidak semua yang ia inginkan akan berada dalam genggamannya. Tapi Jiae tetap yakin bahwa banyak hal yang pasti akan ia dapatkan jika ia terus berusaha.
Termasuk menjadi kakak yang baik bagi sang adik.
KAMU SEDANG MEMBACA
What She Wants || yja x myg (slow update)
FanficWhat Jiae wants, Jiae gets. Except Yoongi.