Sudah hampir sebulan setelah 93minyoongi terlihat online.
Jiae menatap layar ponselnya, ke ruang chat 93minyoongi. Insiden dengan hacker itu masih membuat Jiae kesal jika ia ingat-ingat kembali. Tentunya kejadian tempo lalu juga memaksa Jiae untuk terus memantau aktivitas akun tersebut. Jika melakukan hal-hal yang aneh, maka Jiae akan langsung melaporkan akun itu ke customer service aplikasi. Walaupun konsekuensinya bisa saja membuat 93minyoongi terhapus...
Tidak, Jiae masih belum mau memikirkannya.
93minyoongi
"Hacker Bodoh kau sudah keluar kan?"
"Hacker Bodoh kau sudah keluar kan?"
"Hacker Bodoh kau sudah keluar kan?"
"Hacker Bodoh kau sudah keluar kan?"
Jiae menatap layar ponselnya. Ia mengirimkan satu pertanyaan tiap minggu dan belum ada pesan yang memiliki tanda bahwa pesan sudah terbaca.
93minyoongi
"Yoon, kemarin aku membatalkan sesi konsultasiku dengan Dokter Lim lagi. Aku... sudah membaik kok, ya kan?"
"Yoongi... apa kau baik-baik saja? Apa aku baik-baik saja?"
Ah, bodoh sekali... Jiae menghapus pesannya kepada Yoongi.
Lalu ponselnya berdering.
"Jiae-ssi! Aku udah sampai depan rumah nih!" pekik Mijoo dari panggilan.
Jiae bangkit dari posisinya. Besok adalah acara tunangan Kihyun dan Seola. Acaranya diadakan pagi. Tentu saja Mijoo tidak pernah bisa bangun lebih cepat dari jam 11 siang ketika akhir pekan, sehingga perempuan Lee itu memutuskan untuk menginap di rumah Jiae sehari sebelum acara.
Kihyun dan Mijoo pernah menjalin hubungan singkat selama dua bulan, murni karena iseng. Keduanya adalah definisi alpha di kalangan masing-masing, raja dan ratu kampus. Dan sudah kelewat lumrah kedua pemegang tahta ini dijodoh-jodohkan dan berakhir menjalin hubungan.
Bagi Mijoo, Kihyun lebih mirip kakak tirinya yang suka mengeluh. Sedangkan bagi Kihyun, Mijoo lebih mirip seperti adik bungsu yang tidak ia inginkan karena sudah punya kebanyakan tanggungan, tapi akhirnya tetap ia sayang. Ketika keduanya bertemu di dapur, Mijoo dan Kihyun otomatis berpelukan sambil tertawa.
"Ah, sedikit lagi cepat pecah telor ya, Bosqu."
"Halah, paling kesel kan lo gue duluan yang resmi ena-ena?" Kihyun mencibir.
"Yeh, awas aja lo masih suka 'jajan'."
"Ngaco amat, Bocah!" balas Kihyun, menjitak kepala Mijoo.
Jiae hanya tertawa kecil. Ia tidak bisa membayangkan jika Kihyun dan Mijoo lah yang berakhir bersama di pelaminan. Bukan berarti ia tidak mendukung, ya. Pasti akan berisik, heboh, dan seru. Akan tetapi Jiae tahu senyaman apapun keduanya, hati mereka yang lebih paham siapa yang lebih cocok bagi satu sama lain.
Sesampainya di dalam kamar, Mijoo langsung lari-lari kecil melemparkan tubuhnya ke atas kasur.
"Enak bener rebahan! Tambah scrolling medsos, udah deh lengkap."
"Beres-beres dulu gih lo. Ganti baju, cuci muka-"
"Skinkeran!" tutup keduanya bersamaan bersama gelak tawa.
"Eh baju lo ini gue gantung ya," ucap Jiae, mengambil hanger gaun yang akan Mijoo kenakan besok. "Tumben bukan steath dress ketat pamer punggung dan bahu terbuka ala-ala Kim Kardarshian, Sis?"
"Yoi. Lagi mau yang girly pretty flowery sensation macam putri baik-baik aku tuh."
Jiae hanya manggut-manggut menghakimi, dengan asal berkomentar, "Bilang aja lagi ga pede karena gendutan tuh!"
Mijoo melempar bantal sambil memekik kesal, "Ya! Mentang-mentang lo ga bisa gendut ya bawaan dari DNA!"
"Ooops sorry, My Highness, for I am such a sinned human being insulting your holy graceful presence!" Jiae menjulurkan lidahnya, membalas cibiran Mijoo yang sudah siap mengejarnya ke dalam kamar mandi.
Jiae bersyukur malam yang tadinya ia pikir harus ia lalui oleh rasa sepi dan kecemasan tak berujung lantas berakhir dengan canda dan tawa bersama Mijoo.
---
KAMU SEDANG MEMBACA
What She Wants || yja x myg (slow update)
FanfictionWhat Jiae wants, Jiae gets. Except Yoongi.