Juli - 07

1.2K 159 11
                                    

Kepulan asap memenuhi kepala [name] karena dirinya sudah dua jam lebih berkutat dengan buku Kimia yang membuat otaknya menjadi panas hingga mengeluarkan asap. Lirihan bahwa dirinya tidak sanggup lagi mengerjakan tugas liburan musim panas keluar dari mulut [name].

"Jika kamu seperti ini terus bagaimana dengan ujian masuk sekolah favoritmu nanti?"

Masih dengan posisi yang sama, yaitu menyembunyikan wajahnya di lipatan kedua tangannya [name] menjawab, "aku akan kuat jika aku dibutuhkan," Ucapan [name] membuat Dazai menghela nafasnya, kemudian tangan Dazai terulur mengambil buku tugas Kimia [name] dan menyelesaikan tugas rumah mereka.

"Tetap payah di pelajaran menghafal ya, [name]-chan."

"Aku lebih suka dengan materi hidrokarbon di Kimia."

"Itu karena kamu menyukai dan hebat dalam pelajaran menghitung."

Tangan Dazai terulur mengusap lembut surai [name], suara burung gagak membuat Dazai menolehkan kepalanya kearah langit yang berwarna jingga. Sudah seharian ini mereka berdua berkutat dengan tugas rumah mereka, Kimia adalah tugas rumah terakhir yang harus mereka kerjakan. Sayangnya, [name] terlalu pusing menentukan bagian reduksi dan oksidasi aki mobil yang pada akhirnya di selesaikan oleh si Jenius Dazai.

Terlintas sebuah ide di pikirannya, "hei, [name]-chan" panggil Dazai yang tetap mengusap lembut surai [name], sebuah deheman berdurasi cukup panjang dari [name] membuat Dazai tersenyum. "Bagaimana jika kita ke festival Tanabata?"

Dan seperti apa yang dipikirkan Dazai, [name] akan sangat antusias jika mendengar kata festival. Karena kini [name] sudah bersiap untuk mengganti baju santainya menggunakan kimono bercorak bunga dengan warna biru muda, "imutnya" puji Dazai yang membuat kedua pipi [name] merona.

"Kalau begitu kita berangkat sekara---ah, aku lupa memberitahu mereka."

'Mereka?'

[Name] memiringkan kepalanya saat melihat Dazai mengetikkan sebuah pesan kepada mereka yang [name] sendiri tidak mengetahui siapa yang dimaksud Dazai. Setelah mengetikkan sebuah pesan, mereka berdua melangkahkan kakinya menuju tempat dilaksanakannya Festival Tanabata. Hanya beberapa menit yang mereka butuhkan karena jarak yang memang sangat dekat.

"Ah, topi yang kekanakkan" ucap [name] yang membuat Chuuya berteriak kesal lalu mencengkram kuat leher Dazai ketika mendengar suara tawa Dazai. [Name] menarik kedua sudut bibirnya hingga memperlihatkan senyuman lebarnya saat melihat interaksi Chuuya dan Dazai.

"Aku Kouyou Ozaki, dan pria yang sedang bertengkar dengan Dazai adalah Nakahara Chuuya."

"Ah, kalian berdua teman kerja Osamu? Terimakasih karena sudah mau direpotkan olehnya."

"[Name]-chan, justru aku yang direpotkan oleh mereka."

Merasa kesal dengan situasi yang menurutnya menjengkelkan, Dazai langsung menarik lembut tangan [name] untuk mengikuti langkahnya menuju kuil untuk menuliskan permohonan dan menggantungkannya di pohon Bambu dekat kuil. Dibelakang mereka berdua, Chuuya memandang kesal Dazai yang bermesraan dengan [name] sedangkan Kouyou tersenyum tipis.

Sesampainya mereka berempat di kuil, Dazai segera mengambil kertas dan pena untuk menuliskan permohonannya. [Name] sedikit melirik apa yang akan ditulis oleh Dazai, kemudian dengan lihainya tangan [name] bergerak menyusun kalimat sebagai permohonannya.

"Apa yang kamu harapkan, [name]-chan?" Tanya Dazai saat mereka sedang menggantungkan kertas permohonan mereka, gerakan tangan [name] terhenti saat mendengar pertanyaan Dazai. Kedua matanya menatap Dazai yang kini sedang tersenyum kepadanya.

"Kenapa kamu mengharapkan kebahagiaan untukku, Osamu?"

Mulut Dazai sedikit terbuka, kini raut terkejut terlihat jelas di wajah Dazai. Sementara Chuuya dan Kouyou yang memilih untuk berpura-pura tidak mendengar obrolan mereka. Tatapan Dazai kini melembut, salah satu tangannya terulur menyentuh kertas permohonannya yang berwarna biru muda.

"Terkadang pertemuan bisa membawa perubahan."

Dazai berdehem menanggapi panggilan [name], kedua matanya menatap wajah [name] yang melukiskan senyuman manis jauh lebih manis daripada biasa yang diperlihatkan olehnya. Bola matanya bergerak melihat tangan [name] yang sengaja memperlihatkan kertas permohonan miliknya yang berwarna pink. Hilir angin yang cukup kencang mampu membuat suara Dazai terendam namun [name] dapat membaca gerakan bibir Dazai.

"Tentu, Osamu."

Melihat apa yang dilakukan Dazai dan [name] membuat Chuuya berdecih pelan, kedua mata Kouyou menatap tajam kertas permohonannya yang sama sekali tidak terdapat satu kata pun. "Mafia bisa membutuhkan perasaan kasih sayang---

---itu yang Dazai katakan ketika pertama kali bertemu dengan perempuan itu" ucap Kouyou yang membuat Chuuya menghela nafasnya dengan durasi yang cukup panjang. Dilihatnya kertas permohonannya yang juga masih kosong sama seperti Kouyou, 'mungkin aku akan meminta untuk mengerti tentang perasan itu' batin Chuuya yang berkebalikan dengan perilakunya, yaitu menyobek kertas permohonan tersebut.


Aku berharap tidak ada rahasia yang disembunyikan Osamu dariku dan berharap kami berdua dapat bertahan dalam hubungan kami -[Fullname]







[MHS Project]


[Middle School Version]


[Dazai Osamu x Reader]


[Bungou Stray Dogs]

[✅] Middle School [Dazai Osamu] [BSD] [✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang