Februari - 02

754 109 3
                                    

"Yeay!"

Kedua telapak tangan [Name] dan Dazai saling beradu hingga menimbulkan suara tepukan sebagai perayaan keberhasilan mereka lulus dalam ujian masuk Sekolah Menengah Atas dimana sekolah tersebut merupakan sekolah pilihan [name] karena Dazai hanya mengikuti kemauan [name].

Nilai mereka berdua sebenarnya berbanding jauh, Dazai lulus dengan nilai 2.632 point sedangkan [name] 2.084. Jika Dazai ingin, Dazai bisa menjawab semua soal ujian masuk tersebut. Hanya saja, Dazai memperkirakan jika dirinya melakukan hal tersebut maka [name] mempunyai kriteria lulus sekitar perbandingan 40:120.

Karena hal itulah Dazai tidak melakukannya dan juga prediksi yang Dazai pikirkan selalu menjadi kenyataan. Lagipula Dazai tidak ingin membiarkan keinginan kekasihnya sirna begitu saja karena perilakunya yang memang terlalu meremehkan orang yang membuat soal ujian masuk tersebut, 'sangat mudah untuk dikerjakan' batin Dazai.

Raut wajah Dazai berubah saat melihat dua remaja laki-laki yang Dazai tahu mereka adalah salah satu panitia dari anggota Organisasi Kesiswaan, [name] dapat merasakan sebuah tangan yang melingkar di perutnya. Leher [name] merasa berat ketika merasakan dagu Dazai yang tertumpu di leher jenjangnya, "ada apa, Osamu?"

Saat ingin melihat objek yang membuat Dazai melakukan hal seperti ini dengannya di tempat umum, salah telapak tangan Dazai menahan kepala [name] agar tidak menolehkan kepalanya. Tetapi, [name] sedikit bisa melihat objek yang menjadikan Dazai seperti ini yaitu dua remaja laki-laki yang terlihat kaku seperti seseorang yang ketahuan mencuri atau melakukan sesuatu yang dilarang.

"Dazai Osamu-sama, apa kamu cemburu?" Tanya atau lebih tepatnya goda [name] yang membuat kedua pipi Dazai merona hingga menyebabkan tawa menyebalkan keluar dari mulut [name]. Meskipun kedua pipi [name] dicubit oleh Dazai, [name] masih mempertahankan tawa menyebalkannya bahkan lebih menyebalkan.

"Apa tidak boleh cemburu karena Kekasihnya dilirik oleh laki-laki lain?"

[Name] segera mengalihkan pandangannya, dapat dia rasakan jika pipinya kini merona mendengar pertanyaan Dazai. Bahkan Dazai juga mengalihkan pandangannya ketika menyadari apa yang baru saja dia tanyakan.

"A-ayo kembali ke sekolah, kita perlu ikut membantu menyiapkan untuk acara perpisahan angkatan kita."

"I-iya, k-kamu benar."

Canggung, kata yang tepat untuk mengilustrasikan suasana yang tepat bagi sepasang kekasih ini. Mereka berdua berjalan bersama dengan perasaan yang canggung, tanpa menyadari ada dua pasang mata yang tidak sengaja melihat [name] dan Dazai bersama. "Aku juga ingin seperti Dazai."

"Di umurmu sekarang itu hal yang tidak bisa dilakukan."

"Elise-chan, jahat."

Mereka adalah Mori Ogai dan Elise, Bos Port Mafia dan aset kekuatan vita sexualitas dari Bos Port Mafia tersebut. Mereka berdua hanya kebetulan melihat [name] dan Dazai karena mereka baru saja atau lebih tepatnya Mori memaksa Elise untuk mengikutinya membeli baju lolita baru untuk Elise serta membeli makanan manis.

Elise memandang Mori saat mendengar kekehan kecil dari mulut Mori, "Dazai sangat menyayangi [Fullname]-san, ya? Tetapi tidak memungkinkan untuk target pembunuhan jika [Fullname]-san membocorkan rahasia Port Mafia yang dia tahu, bukan?"




[MHS Project]


[Middle School Version]


[Dazai Osamu x Reader]


[Bungou Stray Dogs]

[✅] Middle School [Dazai Osamu] [BSD] [✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang