HIGH HOPE

39 29 19
                                    

Dear, my reader.

Dipart ini tidak terlalu panjang tp paling nancep menurut aku, aku nulisnya aja sampe sedih btw;"""

Selamat menyediakan tisu ya sis&bro! Enjoy!

*****

"Jangan terlalu berharap lebih pada seseorang,
apalagi pada seseorang yang bahkan menganggap kita adapun tidak."


Rere sudah berada diatas ranjangnya, masih mengenakan pakaian sekolahnya, masih mengingat-ngingat saat dimana Arnold memperdebatkan dirinya dengan Fazri, masih mengingat bagaimana tadi Arnold memegang tangannya.

Rere masih mengembangkan senyumnya, sejak tadi disekolah senyum itu terus terangkat sangat tinggi. Tidak pernah Rere merasakan bahagia sebahagia ini.

Apakah Arnold sudah mulai menyukainya? Menurut Rere sih iya. Buktinya saja Arnold meminta Rere agar pulang bersama. Rere tidak tau apa tujuan sebenarnya Arnold melakukan ini, tapi intinya menurut Rere sebenarnya Arnold sudah mulai peduli dengan dirinya.

Rere mengambil ponselnya yang berada didalam tasnya, ia langsung membuka aplikasi chat yaitu line. Mencari ke pencarian nama dan mengetik 'Nonod' , nama yang telah diubah Rere sejak Arnold mengechatnya waktu itu.

LINE

Nonod makasih ya udah
mau anterin Rere.
Nonod baik banget!!

Ya.

Awalnya senyum Rere semakin melebar saat melihat pesannya langsung dibaca oleh Arnold, tapi seketika senyumnya sedikit luntur akibat jawaban dari Arnold.

Rere tidak lagi membalas chat Arnold, ia hanya membacanya. Ia sedang tidak mau menelan kalimat pedas dari Arnold, saat ini ia hanya ingin tersenyum-senyum saja karena kejadian tadi.

Kejadian langka yang mungkin hanya akan terjadi 1 kali seumur hidup Rere.

-----

Pagi ini adalah pagi yang indah bagi Rere, matahari yang sangat cerah, awan-awan yang terbentuk seperti kapas, ikut mengindahkan hari Rere, seolah mendukung Rere yang saat ini tengah berdiri didepan kelas Arnold.

Rere memegang satu bekal, yang diisi oleh roti isi buatannya sendiri. Rere berharap agar kali ini bekalnya diterima oleh Arnold.

Semoga hari ini adalah hari yang baik untuk Rere, semoga juga hari ini dewi keberuntungan sedang berpihak pada Rere. Rere melebarkan senyumnya, saat melihat Arnold yang tengah berjalan kearahnya bersama dengan Angga dan Angge.

Saat jaraknya semakin dekat, Rere langsung menghalang jalan Arnold. "Selamat pagi Nonod, ini ada bekal dari Rere, dimakan ya!" sambil menyodorkan bekal kepada Arnold.

"Gue gak laper." jawab Arnold ketus.

"Yaudah makannya nanti aja pas Nonod lapar, ini buatan Rere sendiri lohhh" ucap Rere bangga.

"Itung-itung sebagai lambang terimakasih Rere. Karena Nonod udah anterin Rere kemarin. Nonod baik banget kemarin, bahkan sampe debat sama Fazri supaya Rere pulang bareng Nonod. Apa jangan-jangan Nonod udah suka ya sama Rere?", tebak Rere.

Arnold menyunggingkan senyumnya, seolah merasa muak dengan ucapan Rere barusan. "Gue kasih tau ya, lo jadi cewe jangan kepedean banget. Gue itu kemarin nganterin lo ya karena disuruh temen-temen gue. Temen-temen gue kasihan liat lo gue jahatin mulu, jadinya mereka nyuruh gue karena mereka gak tega liat lo. Jadi ini bukan karena keinginan diri gue sendiri, karena emang diri gue sendiri pun gak sudi buat nganterin lo!"

Rere berusaha menahan air mata yang sudah tergenang diatas sana. Berusaha agar tidak jatuh, berusaha agar tetap terlihat tegar, berusaha agar Arnold tidak melihat dirinya menangis. Rere berusaha menarik kembali senyumannya dengan pelan meski sangat berat.

"Dan lo pikir gue bakal kasihan liat lo yang nangis didepan muka gue? jawabannya engga. Mending lo pergi dari sini, dan buang aja itu makanan. Gue gak sudi makan makanan dari tangan lo!"

Sudah tidak bisa, Rere tidak bisa lagi menahan sakit hatinya, air mata Rere sudah terjatuh berkali-kali sejak tadi ia berusaha tersenyum. Belum ada satu katapun yang keluar dari mulut Rere.

Sekarang mereka sudah menjadi pusat perhatian siswa kelas XII IPA, Rere tidah tahan lagi berada disini. Rere merasa kecewa dengan setiap kata yang keluar dari mulut Arnold.

"Ma-maafin Rere ya. Mulai sekarang Rere janji Rere gak akan gangguin Arnold lagi. Dan Rere juga janji ini yang terakhir Rere ngobrol bareng Nonod," Rere berusaha lancar saat berbicara walaupun sedikit terisak.

Arnold hanya memandang datar pada Rere, tiba-tibaRere mengambil tangan Arnold dan menaruh bekal itu di tangan kanan Arnold. Lalu segera pergi meninggalkan Arnold yang masih berdiri ditempatnya. Sebelum Rere pergi, Rere sempat berkata,

"Anggap aja ini kado perpisahan dari Rere untuk Arnold."

Kemarin Rere merasa sangat bahagia tetapi sekarang malah sebaliknya. Rasanya seperti diajak terbang bersama, lalu saat sudah berada dipuncaknya, dihempaskan begitu saja. Sakit namun tak berdarah.

______________

TBC!^^

My Cutest Girl (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang