A GOOD BROTHER

26 26 8
                                    

Selama diperjalanan masing-masing hanya diam tidak membuka suara. Rere sangat canggung, biasanya ia tidak pernah secanggung ini, tetapi akibat perasaannya ini yang membuat ia betingkah seperti ini. Risih, ia Rere sangat Risih.

Rere harus cepat-cepat buka suara nih, batin Rere.

"Nonod? udah baca surat dari Rere?", tanya Rere memecahkan keheningan diantara mereka berdua

"Udah."

"Terus gimana menurut Nonod?"

"Jelek"

"Jelek? apanya yang jelek Nonod?"

"Tulisan lo"

"Masa sih? kayanya tulisan Rere bagus, lebih bagus bahkan dari Val. Val aja kadang iri"

"Oh"

"Iya Nonod, masa Nonod gak bisa bedain mana tulisan bagus dan jelek, aneh banget Nonod."

Bawel, batin Arnold.

Arnold tidak lagi menggubris kalimat Rere, ia hanya fokus dengan jalan didepan, dan Rere juga tidak lagi membuka suara. Arnold masih ingat perkataan Rere saat ia memberi tau alamatnya rumahnya sendiri tadi disekolah jadi Arnold tidak harus pusing menanyakan kembali. Tiba didepan rumah Rere, ternyata gadis tersebut sudah terlelap, Arnold melirik kearah jam tangannya, ternyata sudah jam 20:00.

"Woi bangun, udah sampe"

"Hm... udah sampe ya? hoam..." Rere menguap dengan mengerjapkan matanya.

"Yaudah Rere masuk dulu ya Nonod, makasih udah mau nganterin Rere. Ohiya Nonod, doain Rere biar gak dimarahin Papa ya.. Bye Nonod, Good night Nonodnya Rere", Rere segera keluar dari mobil berarah kedalam pekarangan rumahnya.

Arnold segera menghidupkan kembali mesin mobilnya dan akan melanjutkan perjalanan. Tetapi Arnold tiba-tiba mengurungkan niatnya.

Plak!!

"Udah berani pulang jam segini? darimana aja kamu hah?", kata seorang pria paru bayah yang sedari tadi memang sudah memperhatikan mobil Arnold. Itu adalah Roger Pratama atau Papa Rere.

"Rere habis dari rumah Val, hiks.. hiks..", ucap dengan nada senduh.

"Jangan bohong! Papa tadi telfon Val dia bilang dia gak lagi sama kamu. Mang ujang tadi udah nyariin kamu kemana-mana dan kamu gak ada!", Roger semakin membentak Rere

"Mau sampe kapan Papa ngekang Rere? Rere udah gede Pa. Hiks.. hiks.. Rere mau masuk kamar, Rere mau tidur, Rere capek.", Rere pergi menaiki tangga dan meninggalkan Roger sendirian dibawah.

Rere sebenarnya sudah sangat lelah diperlakukan seperti ini, dikekang sangat ketat oleh Ayahnya, walaupun ia tau kalau sebenarnya Ayahnya khawatir. Dari Rere kecil Ayah Rere memang sangat menjaga Rere, pergi dan pulang sekolah Rere harus dijemput, jam makan Rere harus tepat waktu bahkan waktu tidur siang dan malam harus teratur. Ayahnya sudah lupa bahwa putrinya ini bukan anak kecil lagi. Rere akan tumbuh lebih dewasa lagi dan akan memiliki dunia sendiri.

Rere tidak pergi kekemarnya, melainkan kekamar Kakaknya. Rocky Azzura Pratama. Tidak usah ditanya kemana Ibunya, sekarang Ibunya berada didekat Ayahnya untuk menenangkan Ayahnya. Disaat-saat seperti ini Rocky lah yang akan menenangkan Rere, ini bukan kali pertama Rere dimarahi Ayahnya karena melanggar aturan dari Ayahnya.

"Kakak...", Rere merengek dan langsung memeluk Rocky yang sedang bermain Handphone.

"Kenapa lagi Re? dimarahin Papa?", tanya Rocky khawatir.

Siapa sangka Rocky Azzura Pratama, alumni SMA Atlantica dengan predikat siswa ter-pintar ditahun ajarannya sekaligus siswa yang pernah menjadi biang tawuran antara sekolahnya dan sekolah tetangga ini sangat menyayangi adiknya.

Rocky hanya berjarak 2 tahun lebih tua dari Rere. Ia sangat menjaga Rere, jika ada yang berani membuat adiknya ini menangis atau lecet, lebih baik celat-cepat lenyap dari bumi sebelum bertemu Rocky.

Dulu saat Rocky kelas 12 dan Rere masih duduk dikelas 10, pernah ada laki-laki teman sekelas Rere merobek buku tugas Rere dan membuat Rere menangis. Rere sudah memberi tau Val untuk tidak mengadu kepada Rocky jika ia menangis. Tetapi teman sejak kecilnya itu juga tidak bisa diam jika melihat Rere menangis seperti itu. Val memberi tau Rocky secara diam-diam.

Saat pulang sekolah Rocky mencegat anak yang telah menjahili adiknya, lalu ia dan teman-temannya menggebuki anak laki-laki tersebut hingga masuk Rumah Sakit. Ngeri kan? makanya jangan pernah cari gara-gara sama Rere dan juga Rocky.

"Iya kak.. hiks.. hiks.., Rere ditampar.."

"Ditampar?!", tanya Rocky kesal.

"Rere capek dikekang kak, Rere juga punya dunia Rere sendiri hiks.. hiks.., Rere kesel. Kakak gak pernah digituin, Kakak gak pernah dikekang kaya Rere, Rere iri sama kakak, hiks.. hiks.."

"Re? kan Rere cewek, Papa itu sayang banget sama Rere. Kalo Papa gak ada juga pasti Kakak bakal ngelakuin hal yang sama ke Rere. Tapi nanti Kakak bakal bilangin ke Papa buat sedikit ngebebasin Rere ya..", kata Rocky sambil mengusap-usap rambut adiknya yang masih ada dipelukannya

"Kok cuma sedikit kak? yanh banyak harusnya, gimana sih Kak." dengan memanyunkan bibirnya Rere berbicara.

"Iya Iya yang banyak.. udah ah Princessnya Kakak Rocky gak boleh nangis, Kakak udah beliin lollipop tuh sedus buat Rere", katanya sambil menunjuk kearah atas meja belajarnya, sudah menjadi rutinitas setiap bulan Rocky untuk membelikan adiknya lollipop.

"Yaampun Kakak baik banget!", sambil melepas pelukan ke Kakaknya dan Rere berlari mengambil barang berharganya.

"Ohiya Kak, Rere mau ngasih berita sedih untuk Kakak. Sayangnya sekarang Kakak udah gak bisa manggil Rere dengan 'Princessnya Kakak' soalnya Rere udah punya Pangeran lain", kata Rere sambil memeganh dus yang berisi puluhan lollipop tersebut.

"Yah.. siapa yang berani nyuri hati Princessnya Kakak? kasih tau Kakak mau Kakak marahin biar gak sembaragan nyuri hati Princess Kakak", Rocky sebenarnya sedikit kaget dengan ucapan Rere.

"Namanya Nonod Kak, nanti kapan-kapan Kakak kenalan ya.. Rere mau mandi dulu, bye mantan Pangerannya Rere", Rere segera berlari keluar kearah kamarnya.

----

Sebenarnya tadi saat Rere ditampar ada seseorang yang sedang memperhatikannya didalam mobil. Arnold mengurungkan niat untuk lekas pulang tadi karena mendengar suara tamparan.

Sekarang Arnold merasa seperti laki-laki tidak berguna, karena membuat Rere menangis dan Arnold merasa bersalah karena tidak ikut turun mengantarkan Rere kedalam rumah dan membiarkan dirinya yang dimarahi oleh Ayah Rere.

"Maafin gue ya Re."

TBC!!!!!

My Cutest Girl (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang