Apa dia tidak salah kamar? Apa mata Rere yang minus? Apa Rere sedang bermimpi? Ini benar Arnold? Arnold si manusia es batu itu? Beribu pertanyaan berputas didalam otak Rere, yang membuat dirinya hanya terdiam.Rere terus mengucak matanya, seolah agar menjelaskan penglihatannya. Bahkan sesekali ia menepuk pipinya, dan ternyata benar. Itu adalah Arnold alias Nonod.
"Val please cubit Rere," tatapan Rere terus tertuju pada Arnold yang masih diam berdiri dihadapannya.
"Rere gak lagi mimpi kan?" tanya Rere lagi.
"Hai Re, lo sakit apa?" tanya Reno. Tapi tidak ada balasan dari Rere. Karena sedari tadi perempuan hanya terus fokus menatap Arnold.
Valerie yang mulai risih, akhirnya mencubit Rere. "Aww!", teriak Rere.
"Val sakit tau," eluh Rere. Akhirnya Rere terdasar dari lamunannya.
"Ya lagian lo malah bengong sampe gak mingkem gitu ngeliat Arnold doang, biasa aja kali!"
"S-Siapa yang ngeliatin, orang Rere cuma lagi bengong." kata Rere mencoba membela dirinya sendiri. Bodoh! Rere bodoh. Rere tidak boleh baper lagi dengan pria itu. Rere harus sadar kalau Arnold tidak menyukainya.
"Yaelah Re gue punya mata kali,"
Arnold yang mulai merasa jenuh akhirnya membuka suara, "Jadi apa tujuan lo ngajak gue kesini?" tanya Arnold pada Reno.
"Gak ada tujuan apa-apa, pengen ngajak lo jenguk Rere aja. Dia juga temen sekolah kita kali, jadi gak masalah kan kalo kita jenguk?" ucap Reno.
"Buang-buang waktu," ucap Arnold.
Arnold langsung melangkah keluar tetapi ditahan oleh Reno, "Reno kenapa ditahan? Jangan dipaksa nanti ngelunjak." mendengar Rere berbicara Arnold merasa ada yang berbeda. Dari cara bicaranya, seperti bukan Rere yang biasanya.
Rere harus bersikap biasa saja terhadap Arnold. Rere pasti bisa, batin Rere.
Arnold kembali melangkahkan kakinya lalu keluar dari ruangan Rere. Sebenarnya Arnold merasa kalau tadi dirinya disindir dengan kata-kata Rere. Apa ia terlalu sadis dengan Rere?
----
Hari ini Rere telah diperboleh pulang kerumah, setelah beberapa hari Rere menginap dirumah sakit akhirnya ia bisa bertemu lagi dengan kamar tercintanya. Tempat ternyaman didunia dan dihidupnya.
Besok akan menjadi hari yang baik, karena besok Rere sudah bisa masuk sekolah. Rere menatap atap langitnya, rindu rasanya untuk bersekolah lagi. Rere merindukan Valerie, bahkan manusia es itu.
Tapi Rere harus bisa bersikap biasa saja. Seolah-olah tidak pernah terjadi apapun diantara mereka. Rere melakukan ini agar ia bisa cepat-cepat melupakan perasaannya terhadap Arnold. Padahal Rere tau ia tak akan bisa.
----
"Abang, Rere mau mi ayam gak pake sawi ya." ucap Rere. Sekarang Rere sedang berada dikantin sekolahnya. Setelah kemarin beristirahat dirumahnya selama sehari.
"Re yang bener aja. Lo baru selesai sakit. Masa mau makan mi," ucap Valerie jengkel. Bukannya Valerie melarang tetapi ia tidak mau Rere kembali sakit.
"Jadi apa engga nih mi ayamnya?" ucap pedagang mi ayam tersebut.
"Gak jadi bang. Jangan dibikin ya bang, awas aja kalo sampe abang bikin."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cutest Girl (ON GOING)
Teen FictionIni kisah cinta tentang Arnold Sebastian Darmawan yang bimbang dengan perasaannya kepada cewek gila yang sering memanggilnya dengan 'Nonod'. Ini juga kisah cinta cewek lugu, Renatta Azzara Pratama yang sangat tergila-gila dengan salah satu cowok di...