SICK

37 28 9
                                    

"Didalam hidup, kita harus mempunyai keputusan. Tinggalkan yang membuatmu sedih, dan jalani yang membuatmu bahagia."


"Val titip Rere ya, tante keluar dulu tolong bujuk dia makan, takutnya nanti dia lemes terus sakit." ucap Fanny lalu melangkah keluar keluar dari kamar Rere.

Saat ini Valerie sedang berada di rumah Rere atau lebih tepatnya kamar Rere. Valerie sudah akhir2 ini selalu pergi ke rumah Rere karena disuruh oleh Rocky, kebetulan Rocky juga lumayan dekat dengan Valerie.

Ini adalah hari sabtu, semenjak kejadian waktu Rere memutuskan untuk akan menjauhi Arnold, Rere berubah. Tidak sesemangat dulu, dulu saat ia masih mengejar Arnold.

Rere lebih sering diam atau galau kalau dikelas, bahkan sejak hari kamis dan jumat Rere tidak masuk sekolah. Sudah berbagai cara Valerie membujuk Rere agar tidak bersedih lagi tapi semua sia-sia.

Bahkan Valerie sudah meminta bantuan Reno untuk membantu dirinya. Dengan cara menyuruh Arnold untuk membujuk Rere agar tidak bersedih lagi.

Tapi apa daya? Arnold dengan sikap dingin dan ketusnya menolah mentah-mentah permintaan Reno.

Valerie yang tengah duduk di sisi ranjang Rere, masih berusaha membujuk sahabatnya ini agar makan. Karena semenjak kejadian itu juga Rere malah melakukan hal konyol. Mogok makan.

Rere masih meringkuk diatas ranjangnya, suara Valerie masih terdengar jelas dengan menyebut namanya berkali lalu membujuknya. "Re? Yuk makan yuk,"

Rere hanya menggeleng. Selalu itu jawabannya daritadi. Seolah menolak permintaan sahabatnya ini.

"Re mau sampe kapan lo begini?", ucap Valerie seolah jengah dengan sikap Rere.

"Gue bilang juga apa. Mending lo lupain Arnold, dia gak pantes buat lo. Masih banyak yang jauh lebih baik dari dia,"

"Lupain dia, dan cari yang lain." kata Valerie.

"Rere gak mau Val. Rere cuma mau sama Nonod. Bukan sama yang lain!" akhirnya Rere membuka suara.

"Tapi dia gak layak buat jadi pacar lo Re. Please, jangan jadi cewe bodoh cuma karena cowo yang jelas-jelas gak suka sama lo!" ucap Valerie dengan suara meninggi. Itulah Valerie, keras dan sangat to the point.

Rere merubah posisinya menjadi duduk lalu menghadap Valerie, akibat ucapan Valerie, Rere tiba-tiba merasa sakit hati. Tiba-tiba air mata jatuh dari pelupuk mata Rere.

"Valerie gak ngerti. Valerie gak tau apa yang Rere rasain. Harusnya Val dukung Rere bukannya malah marahin Rere.." kata Rere senduh.

Valerie hanya diam saat melihat Rere menangis. Untuk kali ini ia tidak mau ikut larut dalam tangisan Rere. Ia mau Rere tau bahwa Valerie keras dengannya karena memang Rere salah.

"Re? Kalau lo mau terus kaya gini. Sorry gue gak bisa dukung," ucap Valerie lalu beranjak pergi dari ranjang Rere. Hendak akan pulang sepertinya. Rere hanya bisa menangis lagi, lagi dan lagi.

"Telpon gue kalau udah berhenti nangis,"

Sebelum keluar dari pintu Valerie kembali berbicara, "Dan satu lagi, gue bukan baru kenal lo 1 hari. Jadi tolong jangan bilang kalau gue gak ngerti tentang lo." ucap Valerie.

"Gue pulang dulu, jangan sampe gak makan. Gue gak mau denger lo sakit,"

*****

Valerie berjalan sangat cepat dilorong rumah sakit ini. Kabar yang tidak ingin ia tau malah terdengar dikupingnya. Valerie sangat panik.

Hari ini lebih tepatnya hari senin, Valerie yang baru pulang sekolah dan masih dengan baju seragamnya baru saja mendapatkan kabar dari Rocky, kalau Rere dirawat.

Valerie masuk kedalam ruangan tersebut. Dilihatnya Rere yang tengah duduk diatas ranjangnya lalu ditangan kanannya sibuk memainkan ponselnya dan tangan kirinya sibuk dengan lollipopnya padahal masih ada sambungan infus ditangannya. Dan masih ada Ayah dan Ibu Rere.

"Eh Valerie, sini masuk nak.." ucap Fanny. Valerie langsung menyalim kedua orantua tersebut.

"Tante sama om tinggal dulu ya.." ucap Fanny.

Sisa Valerie dan Rere. Rere langsung diam saat tau Valerie datang. Rere tau Valerie akan marah, buktinya saja sekarang. Ekspresi wajah Valerie sudah sangat amat mencekam. Dan hanya dibalas senyum takut oleh Rere.

"Fix hari ini kita musuhan!" ucap Valerie.

"Ihhhh, jangan dong Valerie. Nanti Rere gak punya sahabat lagi." kata Rere.

"Re gue panik tau gak, kata bang Rocky lo dirawat gue langsung cepet-cepet kesini," ucap Valerie.

"Rere gak apa kok Val, cuma perih sedikit aja lambungnya, emang nakal banget nih lambung Rere." ucap Rere berusaha mencairkan suasana.

"Re lo gila ya? Kan gue bilang juga apa? Makan Rere makan. Astaga naga ular naga, kenapa sih lo itu keras kepala banget. Dengan lo kaya gini namanya cari mati tau gak sih Re---" ucapan Valerie terpotong.

"Sshhhh, Val berisik banget ih. Ini rumah sakit. Mendingan Val cepet keluarin deh bingkisan buat Rere, masa jenguk ornag sakit gak bawa bingkisan." ucap Rere.

"Ya gue kesel banget lagian." kata Valerie.

"Yaudah mana bawaannya Val?"

"Gue gak bawa apa-apa. Tadi buru-buru banget kesininya. Tapi bakalan ada seseorang yang kesini."

Cklekk!

"Fazri?"

"Nah akhirnya dateng, nih Zri yang lo cariin dari kemaren, udah ketemu kan? Jadi jangan bawel lagi ya ke gue," ucap Valerie. Sejak Rere tidak masuk sekolah, Fazri memang sangat bawel ke Valerie. Menanyakan kabar dan keadaan Rere.

"Re? Lo kenapa? Yaampun.." ucap Fazri khawatir mendekati Rere sangat dekat sampai menyentuh tangan Rere untuk melihat infusannya.

Rere yang mulai merasa risih, "Faz? Rere gak apa, jangan terlalu deket ya takutnya papa mama lihat" ucap Rere.

Dengan cepat Fazri langsung mundur, "Sorry Re gue terlalu khawatir."

Tlingling! Tlingling!

"Iya Ren?" kata Valerie sambil bertelepon.

"Aku dikamar 805,"

"Oh kamu udah didepan? Yaudah masuk aja." Valerie langsunv memutuskan teleponnya.

"Rere? Ada tamu lagi buat lo." ucap Valerie.

"Siapa?" tanya Rere.

Cklek!

Tiba-tiba masuk 2 orang laki-laki, Rere langsung melotot karena kedatangan salah satu orang tersebut, Rere hanya bisa menganga. Membulatkan mata dan mulutnya. Apa dia tidak salah kamar? Apa mata Rere yang minus? Apa Rere sedang bermimpi?

___________________

TBC!

My Cutest Girl (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang