Part 1

2.2K 97 8
                                    

Jelas mereka masih kaget, gimana gak? Tiba-tiba ada kotak yang di lempar sama orang sampai sampai kacanya pecah dan isinya kotak itu sangat—err menjijikan. Di dalam kotak hitam itu berisi tikus mati yang berdarah dan juga boneka kecil yang di tusuk tusuk, tunggu, Apa darahnya asli?

"Eh itu cek dulu, jangan teriak lagi. Cek itu darah beneran apa boongan" Ucap Arsyila, kemudian mereka terdiam.

Yaiya, siapa sih yang mau ngebuka kotak yang isinya kayak gitu sama mereka juga tidak mau. Arsyila menyerit.

"Kenapa? Takut?" Tanya Arsyila, mereka hanya diam. Dan tiba-tiba saja Inara membuka suara saat Arsyila mulai berjalan.

"Pikir aja sih, siapa sih yang mau ngebuka kotak itu lagi yang isinya err—menjijikan" Ucap Inara, sambil bergidik jijik.

Arsyila memutar bola matanya malas, Ia juga jijik tentunya. Tapi karena ke kepoannya yang di atas rata rata, membuatnya sangat penasaran untuk mengetahuinya. Cewek itu sudah membulatkan tekadnya untuk membuka kotak itu, dan berakhir dengan dia yang sudah memegang kotak hitam itu.

Arsyila memegang darah itu dan menciumnya, membuat kelima cewek yang lainnya merasa jijik. Siapa tau saja itu darah betulan kan? Tidak ada yang tau. Arsyila langsung jijik setelah memegangnya, karena tau ini darah beneran.

"Heyy, Ini darah beneran." Ucap Arsyila kaget sekaligus jijik.

Apa orang yang membuatnya tidak merasa jijik, oh ayolah. Ini darah asli apalagi kemungkinan darahnya berasal dari tikus yang sudah mati itu. Apa darahnya memang berasal dari tikusnya? Ahh betul sudah.

"Apa motif orang itu melemparkan benda menjijikan itu? Apa salah satu dari kita memiliki masalah? Jujur saja. Untuk gue sendiri, gue gak ada masalah apa apa, gimana kalian?" Tanya Ivanka, setelah memikir sedari tadi.

Yeah, apa motif orang itu mengirimnya? Tidak mungkin orang itu hanya ingin bermain-main, apalagi ini adalah darah asli.

Setelah kelimanya memikir, Nadya langsung mengeluarkan pemikiran nya.

"Kita gak punya masalah, iya kan?" Tanya Nadya, mereka mengangguk. Kemudian cewek itu berjalan mendekati kotak itu. "Apa Agatha?"

"Heyy, jangan bicarakan orang yang sudah meninggal"

"Dia bukan orang, dia keluarga kita, Inara."

Inara terdiam karena teguran Ameera. Benar dia bukan orang, dia keluarga. Jadi ingatkan Inara untuk tidak bilang orang pada keluarga nya.
Cukup ingat saja untuk ini, Agatha adalah adiknya.

"Tunggu, Sepertinya iya. Agatha anggota mafia, benar kan? Dan biasanya mereka memiliki banyak musuh" Ucap Ivanka mengeluarkan pendapat. Mereka mengangguk setuju.

"Gue setuju, tapi Agatha pasti langsung nyelesaiin" Ucap Ameera.

Selesai Ameera berbicara, Nadya melihat keluar jendela. Ada orang di sana.

"Tunggu, sepertinya ada tamu. Itu nya di bersihin dulu, atau gue yang bersihin?"

"Lo aja, gue mah Terima hasli" Jawab Inara pada Nadya, sambil tertawa ia berjalan ke ruang tamu.

"Sialan!"

Alena tertawa, sedari tadi ia hanya menyimak tidak tau apa yang di pikirnya. Hanya satu sebenarnya, Ia memikirkan seseorang yang mungkin melakukan ini.

"Udah udah, kita Terima tamunya dulu"

"Bukan lebaran atuh ini"

"Bodo ye"

-The Real Bad Girls-

"Brengsek!"

Umpat cewek itu, sambil meremas handphone nya. Cewek berambut panjang berwarna ungu itu, habis menerima telepon dan setelah mengangkat nya ia langsung mengumpat. Entah apa yang terjadi, intinya dia sangat geram dengan seseorang itu.

THE REAL BAD GIRLS [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang