Part 9

2.9K 143 6
                                    

Agatha memasuki ruangan yang cukup besar dan bernuansa hitam itu, dia berjalan ke arah kursi yang di depan nya ada meja panjang dan duduk di situ dengan santai. Agatha mulai menyiapkan senjata nya mulai dari pistol, pisau lipat, jarum. Semua itu dia masukkan ke dalam kantong yang berada di saku kanan nya.

Dia tersenyum, smirk lebih tepatnya. Agatha bergegas keluar menuju keributan yang terjadi itu, dia memandangi seluruh orang di situ sambil mengeluarkan senyuman devil nya, mata nya berhenti tepat di seorang laki laki memakai jas hitam sedang duduk santai sambil memegang senjata nya santai.

Agatha tersenyum pada nya dan berucap "Kau salah memilih lawan, Tuan Melvin Zuanda", sang empu nya tertawa dengan ucapan Agatha " Oke, lets Start Tessa" Ucapnya sambil smirk.

Tessa,nama yang di gunakan Agatha jika dalam lingkungan Mafia.

•••

"Akkhhh, ini gimana?! Gak bisa di hubungi!" Ucap Ivanka mulai kesal sambil memencet mencet handphone nya. Sedari tadi Ivanka menghubungi Agatha tapi tidak di angkat angkat.

"Oh my god..., aduhhh gimana ini Astaghfirullah?!" Ucap Alena yang sama kesal nya, padahal di awal dia memaklumi Agatha yang bekerja seperti itu.

"Tuh si Melvin ngapain juga sih?! Cari masalah mulu" Ucap Ameera kesal mengingat kejadian yang lalu lalu di mana kelompok Agatha selalu di seorang oleh Melvin dan anak buahnya.

Nadya yang tadi di dapur kini kembali dengan membawa nampan yang berisi air, dia duduk di dekat inara sembari meletakkan nampan nya. "Minum dulu biar tenang" Ucap Nadya dan mereka langsung meneguk nya habis.

Tok tok tok

Mereka semua menghadap ke-arah pintu dengan semangat mereka berebut ingin membuka pintu berharap yang mengetok adalah Agatha. Karena semua kalah cepat dengan Inara akhirnya Inara yang membuka pintu.

Saat sudah di buka muka mereka kembali sedih, murung, marah menjadi satu. Karena di depan nya kini bukan Agatha melainkan Bintang. Mereka kembali menghempaskan badan nga di sofa.

Bintang yang melihat nya menjadi terheran, tidak ada satu pun yang menyambut dia? Pikirnya.

Bintang memasuki rumah itu masa bodo dengan izin untuk masuk, dia duduk di kursi kosong yang berhadapan langsung dengan ke-enam kursi di depan nya yang sekrang sedang di duduki oleh kelima cewek itu.

"Ini ada apa ini? Muka kakak kakak ini kenapa bisa murung begini?" Tanya Bintang melihat mereka satu satu.

•••

"Sudah ku bilang, kau salah cari lawan Melvin" Ucap Agatha sambil melap tangan nya yang penuh darah itu akibat menggunakan pisau, Melvin yang sudah tergeletak di depan nya kemudian tersenyum. "Aku tidak sangka Kai mempunyai anak sehebat ini"

Agatha kemudian tersenyum dan menyuruh rekan nya untuk membawa Melvin ke rumah sakit milik nya. "Jess, apakah ada yang meninggal?" Tanya Agatha pada sekertaris nya, Jessica. "Tidak ada sepertinya, mereka hanya luka luka saja" Ucap Jessica di balas anggukan oleh Agatha.

"Obati mereka, aku harus pulang" Ucap Agatha dan kemudian pergi dengan mobil sport nya.

•••

"Ohhh Ayolah jangan marah marah terus" Bujuk Alvaro, "Telinga ku jadi sakit dengar lo ngoceh tau gak?" Ucap nya dengan nada kecil.

Tadi, Bintang kembali ke rumah nya untuk memanggil sahabat sahabat nya, karena tidak mungkin dia laki laki sendiri dan di depan nya Lima orang perempuan.

"Gimana gak marah marah? Lo tau gak? Umur Agatha masih muda! Muda! Nggak mungkin dia mati di umur muda nya ini" Oceh Alena entah sudah keberapa kali nya. Alvaro yang sedari tadi membujuk kini menghela napas dan angkat tangan.

"Gw juga gak mau mati di masa muda gw kali" Sahut Agatha yang sudah sampai di depan pintu rumah nya "Gw masih mau ketemu suami gw,Jungkook" Ucap nya santai dan duduk di samping Ivanka yang di samping nya juga ada Farlan.

Kelima cewek itu menatap tajam Agatha yang sedang cengengesan, bagaimana bisa di sini mereka sedang khawatir dengan Agatha, sedangkan dia? Merasa bersalah saja bahkan tidak ada.

Ivanka yang tepat berada di samping Agatha langsung menyentil dahi nya yang membuat sang empu meringis "Belum cukup itu!" Ucap Nadya sambil melempar bantal ke arah Agatha. "Udah elahhhh," Ucap Agatha lelah.

Mereka pun berhenti dan tertawa kecil melihat penampilan Agatha yang kini acak acakan. "Bau amis," Ucap Farlan spontan, mereka pun saling pandang pandang dan mata mereka berhenti di Agatha yang sedang membersihkan tangan nya.

Agatha merasa di lihat "Anu, tadi itu, apa? Gw... " Ucap nya sambil memikir "Ah itu gw habis megang darah kucing, kirain gw tadi saus tomat" Ucap nya ngasal.

Mereka pun menjadi terbingung, Agatha yang merasa alasan nya itu sangan sangat tidak masuk akal segera lari ke kamar nya dan mengunci.

"ANDRIANA AGATHA! LO UTANG PENJELASAN!" Ucap kelima sahabat nya serempak, sedangkan Agatha hanya tertawa di dalam kamar nya.

•••

21:05, TRBG HOME

"Udah, jadi gitu. Yang gw dapat, Melvin cuma mau tau udah seberapa hebat nya gw" Jelas Agatha.

Sedari tadi mereka sudah berkumpul untuk mendengar kan penjelasan Agatha, dan Agatha pun menjelaskan nya semua secara rinci. Mulai dari Melvin yang ingin mengetahui seberapa hebat Agatha, Agatha menyerang, dan di situlah mereka tau kenapa bisa bau amis tadi.

"Udah udahh, karena sudah malam mari kita tidur gaes" Ucap Ivanka dan langsung berjalan ke kamar nya, dan diikuti oleh kelima sahabat nya yang tersisa itu.

Kesunyian pun menyelimuti rumah ke-enam cewek bersahabat itu. Kegelapan yang di terangi oleh sinar bulan, kini rumah itu benar benar sunyi dan gelap.

TBC.
Cerita nya mulai kagak nyambung ye kan? :P
Author sengaja:v

THE REAL BAD GIRLS [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang