Saya yakin bahwa kita semua percaya akan adanya Tuhan dan agama yang mengaturnya. Lalu yang menjadi permasalahannya adalah ketika seorang insan yang percaya tetapi masih memiliki ketakutan akan berbagai hal di dunia ini yang tampak maupun tidak.
Kita semua percaya bahwa kita tercipta dari Tuhan yang Maha Esa
Kita percaya bahwa kita memiliki satu Takdir yang telah Tuhan berikan kepada kita
Dan kita yakin bahwa Kitab-kitab pemberian-Nya adalah petunjuk untuk kita menjalani hidup.Tapi tidak sedikit bagi kita yang masih ragu dan masih takut.
Contohnya saja ketika dalam sebuah pesawat yang mengalami turbulensi tentunya sebagian kita akan takut jatuh, takut mati, takut urusannya belum selesai dan yang lainnya.Ketakutan itu wajar jika dibarengi dengan percaya bahwa semua terjadi atas seizin-Nya agar kita mengambil hikmah disetiap peristiwanya.
Contoh lain misalnya kita para pelajar yang takut nilainya jelek dan berusaha dengan cara yang sudah biasa yaitu menyontek. Tanpa sadar Tuhan tidak pernah lengah dengan apa yang kita kerjakan, tanpa merasa bersalah dan bangga hasil yang diperoleh 'katanya' usaha dirinya sendiri. Serasa tidak ada peran Tuhan dalam melindungi dan menyembunyikan aibnya tersebut.
Kita sering merasa takut suatu saat tidak mendapatkan jodoh, mendapatkan tapi mungkin tidak sesuai harapan, takut tidak mendapatkan pekerjaan yang diinginkan dengan gaji yang dianggap cukup. Tanpa sadar kita sudah tidak percaya rencana Tuhan yang lebih mengetahui hari esok adalah yang terbaik. Cepat lambatnya jodoh dan pekerjaan bukankah sudah diatur? Dan itu semua adalah yang terbaik dari yang Maha Memgetahui? Lalu apa hak kita untuk khawatir?
Kita terlalu percaya diri pada diri kita sendiri, menyerahkan segalanya pada kemampuan semu yang dimiliki kita tanpa memerlukan bantuan Yang di Atas.
Tuhan itu baik loh
Dia memberikan kita takdir yang sesuai dengan kemampuan kita. Tapi tentunya Tuhan tidak seegois itu untuk mengatur segalanya dan mebiarkan kita hanya duduk berleha-leha di halaman rumah tanpa perlu berusaha.Kendali-Nya utuh namun masih memberikan kita ruang untuk berjuang, memberikan kita waktu untuk terus diisi dengan kekuatan kita agar tercapai tujuan kita.
Bukankah Allah mengatakan bahwa Dia tidak akan mengubah suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengusahakannya?
Kita seharusnya percaya bahwa usaha kita, perjuangan dan pengorbanan kita tidaklah murni dari diri kita sendiri. Tapi ada campur tangan Sang Maha Perkasa tersebut.
Kita seharusnya percaya bahwa kegagalan, kehancuran dan segala bentuk kekhawatiran kita juga masih dalam proses untuk tujuan abadi kita.Kita semua percaya bahwa Tuhan itu ada tapi tidak meyakininya sepenuh hati. Buktinya? Ketika kita berani membohongi diri kita bahwa Tuhan melihat kebodohan kita saat berbuat curang pada saat ujian. Berbuat maksiat saat sendiri. Bertingkah seolah Tuhan tidak ada saat kita makan, saat kita berdiskusi masalah politik, berdebat masalah yang benar dan salah.
Kita terlalu menggampangkan segala sesuatu nya. Padahal Tuhan selalu Ada di saat kita melakukan apapun. Saat kita berhutang, membicarakan orang lain, berprasangka buruk terhadap-Nya dan disetiap helaan nafas kita.
Kita semua manusia yang menggenggam setiap takdir di tangannya.
Kita semua manusia yang diciptakan hanya untuk menyembahnya dengan cara yang kita pilih sendiri. Belajar itu ibadah jika tujuannya untuk kebaikan banyak orang. Olahraga itu ibadah jika dilakukan dengan etika yang telah diajarkan. Dan segala tindakan kita adalah ibadah jika dilakukan hanya untuk memperoleh ridha Sang Ilahi.Maka dari itu hadirkan dalam setiap jiwa kita Tuhan yang Maha Mengetahui.
Setiap langkah kita menuju kesesatan ada Allah yang mengintai.
Setiap helaan nafas kita ada Allah yang menjaga.
Setiap tindakan kita hadirkanlah Allah dalam jiwa.Mau jatuh atau jauh
Mau benar atau salah
Mau cepat atau lambat
Apapun perbuatan kita Allah selalu ada di hati kita semua.Jalani hari dengan bahagia karna tujuan kita hanya untuk menghadap-Nya.
😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Hirup Hidup
Não FicçãoTentang bagaimana kita semua memahami arti hidup yang sesungguhnya