Peran

12 2 0
                                    

Dalam sosiologi peran adalah pelaksanaan hak dan kewajibannya sesuai dengan status yang dipegang oleh seseorang.

Contohnya seorang ayah yang berperan untuk memberikan nafkah bagi anak-anaknya.

Dalam dunia perfilman. Drama korea misalnya. Tentunya ada pemain yang memerankan sosok antagonis dan juga protagonis. Tidak semua serta merta menjadi protagonis. Hal ini tujuannya untuk memberikan kesan greget dan jengkel pada penonton dan juga keseruan yang dilakukan oleh para pemain drakor tersebut membuat film korea ini menjadi asyik untuk ditonton.

Begitu juga dengan hidup.
Setiap manusia memberikan perannya masing-masing.

Ada yang selalu berbuat baik pada orang banyak untuk menjadi teladan bagi yang lainnya.

Ada yang selalu membuat onar untuk sekesar memberikan pembelajaran menjadi dewasa pada yang lainnya.

Ketika seseorang sedang memainkan perannya manusia lain dituntut untuk mengambil hikmahnya bukan mengambil kesempatan untuk keuntungan pribadi.

Ketika seseorang sedang memainkan perannya bukan berarti dialah yang paling buruk dan juga paling baik. Karna sejatinya semua akan berputar.

Jengkel sekali rasanya melihat orang yang berfikir hanya dari satu sudut pandang mereka yang subjektif.

Contohnya hari ini ada demo besar besaran. Dan muncullah deretan komentar antara satu mahasiswa dengan mahasiswa lainnya.

Mahasiswa yang mengejar ipk bilang
"Ngapain ikut demo ngurusin pemerintah, ngurus diri sendiri aja belum bener, nilai rendah. Ntah apa yang mau dibanggain orang yang kerjaannya demo doang. Orangtua lu nyekolahin bukan buat onar di kota tapi buat belajar bambank"

Aktivis mahasiswapun tak kalah argumen
"Katanya mahasiswa tapi ada penyelewengan diam saja. Katanya mahasiswa ada jeritan rakyat tapi mulutnya sengaja dibungkam. Katanya mahasiswa tapi cuma peduli diri sendiri dengan nilai yang gak akan dibawa mati itu"

Mahasiswa yang penting ikut trand gaktau permasalahannya apa penting ikut demo, triak-triak paling kencang giliran ditanya demo apa kagak tau. "Penting gue partisipasi aja lah" katanya.

Tidak ada yang perlu disalahkan disini. Semua punya porsi dan perannya masing-masing. Mereka yang ikut turun menyuarakan kebenaran adalah para pengontrol kebijakan. Mereka tidak diam saja meski hanya sebatas warga negara yang tak memiliki kuasa tapi mereka sadar bahwa kepentingan bersama adalah segalanya.

Mereka yang hanya datang kekampus dengan tujuan buku dan dosen bukan berarati egois dan tidak peduli masyarakat luas. Merekalah yang akan membangun negri dengan lebih baik melalui berbagai macam inovasi dan prestasinya.

Dan mereka yang hanya demo buat bisa posting dimedia sosial adalah orang-orang yang sedang mencoba mencari jati diri, menyibukkan diri dan meramaikan media sosial yang dimana hampir semua manusia tinggal didalamnya.

So liat semua punya perannya masing-masing. Gak mungkin semua mahasiswa harus belajar dengan tekun dan memperoleh ipk 4 sempurna. Karna kita juga masih diatur oleh pemerintah. Jangan sampai dibodoh-bodohi oleh aturan yang hanya menguntungkan mereka dan memberikan kita kerugian lebih banyak.

Gak mungkin semua mahasiswa turun kejalan. Karna bangsa kita juga perlu manusia-manusia yang inovatif memberikan kontribusi terhadap pembangunan dan pengembangan negara baik dari teknologi dan prestasinya yang akan mengharumkan nama negara.

Dan gak mungkin gak ada yang nyebarin di media sosial. Secara kita hidup di masa semua orang menggunakan informasi untuk memperkuat tujuan dan menyebar luaskan kebaikan dan juga keuntungan.

Jadi karna kalian gak ikut demo bukan berarti kalian paling baik paling suci. Dan yang ikut demo itu yang selalu buat rusuh dan banyak bacot nya.

Dan yang ikut demo bukan berarti kalian juga paling peduli dengan bangsa ini.
Kita semua cuma beda jalan tapi tetap satu tujuan. Yaitu kemenangan

Semua itu butuh keseimbangan dengan cara memerankan perannya dengan sebaik mungkin.

Hanya karna orang lain melakukan yang tidak kalian lakukan bukan berarti mereka  salah dan harus dijudge di dunia nyata maupun maya. Kita tidak pernah benar secara utuh layaknya Tuhan.

Jadilah manusia yang memanusiakan manusia. Buka pemikiran dan berfikir secara objektif karna kita cuma manusia yang gak sempurna jadi jangan terlalu percaya diri dengan kemampuan sendiri.

Hirup HidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang