Hari ini saya rindu sekali dengan adik saya jadi sedikit cerita tentang dia yaa. Kita tetap bisa ambil hal baik darinya.
Pernah suatu hari adik saya pulang dari sekolah dia menangis tersedu-sedu. Tampaknya sepanjang perjalanan pulang dari sekolah dia habiskan dengan menangisi peristiwa itu. Dia berjalan kaki saat pulang sekolah karena kami baru pulang dari kebun sehingga dia tidak bisa dijemput oleh mama dan ayah.
Dia menenteng sepatunya, sehingga kakinya telanjang menginjak aspal jalanan sambil menangis. Saya sedih sekali dan ingin tau apa sebabnya dia menangis. Tapi dia tidak mengizinkan siapapun bertanya tentang mengapa dia menangis.
Saya ajak dia makan siang dengan telur mata sapi kesukaannya. Yaa dia sama seperti anak-anak lain yang tidak suka sayur. Dia lebih menyukai makan nasi dengan kecap saja dibandingkan dengan sayur apalagi sayur itu buatan saya. Huh sungguh menyebalkan sekali.
Saya ajak dia melihat video kartun untuk membuat dia teralihkan dari banyak hal sedih yang dialaminya. Dia senang sekali tertawa terbahak-bahak sambil beberapa kali memperagakan gerakan yang ia tinton tersebut. Dan tawa pun pecah. Meskipun dia menyebalkan tapi dia selalu bisa buat saya tertawa.
Setelah lelah dengan semua tawa diapun tertidur dan saya melihat wajahnya masih tanpa dosa lalu apa yang membuat air mata itu jatuh? Siapa yang melukai malaikat kecilku ini Tuhan? Bolehkah aku lukai dia layaknya dia lukai adikku? Selalu merasa gagal saat melihat orang yang dicintai jatuh dan terluka. Tuhan ampuni dosa hamba yang tidak mampu menjaganya untuk kesekian kalinya.
Setelah malam tiba semua kewajiban sudah dilaksanakan saya ajak dia berbincang-bincang dengan segala ke sok tau an saya tentang dunia ini. Berceloteh layaknya guru psikologi yang sok tau tentang jiwa manusia. Berceloteh seperti pendongeng handal dan dia pun mengatakan hal yang selalu saya ingat "aku suka kali dengar kakak cerita" walaupun dia mengatakannya sambil menguap tapi saya percaya dia tulus mengatakannya. Iya dia lelaki paling tulus yang pernah saya kenal selama hidup saya.
Karena dia mulai mengantuk saya mencoba bertanya lagi tentang kejadian tadi siang sebenarnya ada apa tapi dia mengelak dan pergi ke ruang tengah untuk bergabung dengan ayah dan mama.
Saya masih penasaran tentang siapa yang melukainya. Saya terus mendesaknya untuk bercerita dan akhirnya dia berkata jujur tentang alasan yang membuat air mata itu jatuh.
"Adek tadi kenapa lo? Kakak sedih lah liatnya masak gakmau cerita sama kakak"
"Kepo wen"
"Udah bilang aja siapa yang jahat"
Sunyi. Kami semua menunggu jawabannya dan
"Danis"
Satu nama lelaki itu yang membuat amarah saya mendidih
"Diapain kamu sama dia?"
"Dipukulnya aku tadi diperut dua kali"
"Loh kenapa? Adek ada salah kadang sama dia"
"Mana ada. Aku gak ngapa-ngapain kok"
"Adek kalok dipukul itu dibalas, jangan diam aja. Kan ayah udah ajarin jurus silatnya" ayah pun ikut nimbrung
"Biarin aja dia jahat sama siapapun. Gakmau aku balasnya. Nanti biar Allah aja yang balas"
Terenyuh rasanya melihat anak kecil ini bicara begitu bijaknya. Ntah karna terlalu seringnya disakiti dia mulai bosan dengan membela diri atau ibu memang jago membentuk karakter anak lanangnya ini.
"Dia kemarenpun dibilangnya aku punya utang padahal dia yang mintain uang aku, tiap hari dimintainya uangku kak. Kalok gak dikasih dipukulnya aku"
Pelukan. Hanya itu yang saya lakukan. Ntah apa yang membuat jiwanya begitu besar tanpa dendam.
"Kemaren waktu hilang sepatukupun kayaknya dia yang sembunyiin"
Lihat kan bukan pertama kali dan satu-satunya hatinya digoreskan dengan belati itu. Tapi dia tidak pernah berusaha meminta bantuan kami.
Banyak hal yang dia alami diusianya yang masih sangat belia. Ntahlah banyaknya hal yang menyebalkan dia tetap lelaki saya yang paling saya cintai di dunia ini.
Hey bahkan diusia muda banyak orang sudah merasakan derita. Dan tetap tegar menghadapinya. Namun kita? Terkadang terlalu berlebihan hanya dengan cinta seorang wanita atau pria.
Lihat betapa sedihnya diusia belia tidak ada teman untuk diajak cerita. Kita yang punya banyak followers di dunia maya masih merasa paling menderita. Seolah-olah tak pernah sekalipun merasa bahagia diusia yang sudah tua.
Lihat semangat hidupnya yang tak pernah menyalahkan orang lain dan selalu percaya akan keajaiban Tuhan yang ntah kapan terwujudnya. Sedang kita? Orang benar saja kita salahkan hanya agar kita bisa terlihat lebih baik darinya.
Ingat di dunia ini ada 7 milyar orang yang merasakan sedihnya tidak punya teman, di hinakan kehadirannya, selalu dianggap sebagai sampah yang tak berguna. Tapi mereka tetap percaya Tuhan itu ada dan selalu bersamanya.
Malu. Anak kecil saja mengerti ayat suci yang diturunkan Nya. Lalu kita? Apakah benar-benar percaya bahwa kuasanya memang ada?
Kita tidak sendiri. Allah selalu menemani.
Menangislah jika bersedih. Tetap bersujud dan bersyukur apapun yang terjadi.Cerita tadi nyata dan saya selalu mengingatnya. Ini alasan kenapa hanya dia satu-satunya laki-laki yang ada di dalam hati saya dan selalu ingin bersamanya dan melindunginya.
Buat semuanya jangan bersedih hanya karna satu manusia. Diluar sana ada yang lebih menderita diusia yang masih sangat belia.
Sehat selalu yaa :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hirup Hidup
Non-FictionTentang bagaimana kita semua memahami arti hidup yang sesungguhnya