Chanyeol melangkahkan kakinya di atas lantai marmer koridor utama bersama dengan Sehun yang menjabat sebagai asisten pribadinya. Chanyeol terlihat sangat mempesona dalam balutan jas Brioni bergaris dan sepatu kulit Berluti Rapieces Reprises berwarna hitam mengilap. Di belakangnya, Sehun berjalan dengan setelan Canali serta sepatu merek Stefano Bemer berwarna cokelat.
Kedua pria itu tampak mahal, ditambah dengan ekspresi dingin yang selalu ditampilkan mereka di kantor, membuat semua pegawai perempuan merasa tergila-gila sekaligus penasaran dengan kedua sosok tersebut.
Chanyeol dan Sehun memang sudah berteman sejak lama. Mereka dikenal sebagai sepasang sahabat yang tidak pernah terpisah hingga sekarang. Kedekatannya sudah tidak bisa diragukan lagi. Mereka terbiasa bersama-sama ke manapun mereka pergi bahkan banyak sekali orang-orang di luar sana menganggap mereka adalah pasangan gay.
Meski begitu, Chanyeol dan Sehun tidak pernah mempedulikan rumor tersebut. Karena sudah terbukti bahwa Chanyeol dan Sehun adalah pria normal dengan bukti bahwa Chanyeol pernah melaksanakan pernikahan walaupun gagal, sementara Sehun kini sudah menikah dengan gadis Cina bernama Luhan yang sedang mengandung anaknya.
Karena mereka berdua begitu dekat, Sehun bahkan menjadi satu-satunya orang yang berani memanggil Chanyeol dengan namanya, membentak, hingga menyalahkan pria itu apabila salah membuat keputusan. Bisa dibilang, Sehun adalah teman sekaligus kaki tangan yang sangat dipercaya oleh Chanyeol.
Kali ini, mereka sedang berjalan menuju ruang rapat direktur yang diadakan di aula utama-yang berada di lantai paling dasar perusahaan Nordstrom.
Chanyeol memimpin langkahnya di depan. Sementara Sehun berjalan di belakangnya sambil membawa sebuah tablet yang digunakannya untuk mengatur jadwal Chanyeol sehari-hari.
"Sehun-ah," Chanyeol tiba-tiba memanggilnya. Nada suaranya terdengar sangat berwibawa sehingga Sehun yang berada di belakangnya sedikit terkejut karena terlalu fokus dengan tabletnya.
"Ya, sajangnim?" sahutnya dengan sopan.
Laki-laki ini memang terbiasa menghormati Chanyeol ketika sedang berada di kantor. Ingat, hanya ketika mereka sedang berada di kantor. Selain itu, Sehun hanyalah sosok menyebalkan yang selalu mengganggu Chanyeol dengan ocehan bawel nan menjengkelkan.
"Bisakah kau pindahkan semua jadwal rapatku menjadi hari ini? Aku ingin menyelesaikan pekerjaan di kantor sebelum berangkat ke Nottingham." Chanyeol memberikan titah kepada Sehun sambil memasang dua buah kancing yang terdapat pada jas mahalnya.
Sehun yang mendengar itu langsung mencoba untuk memastikan. "Maaf, sajangnim?"
Kata-katanya itu membuat Chanyeol refleks berhenti, begitu juga dengan Sehun yang menatap atasannya dengan bingung.
"Ya, Sehun. Aku akan kembali ke Nottingham besok."
Setelah itu, Chanyeol melanjutkan langkahnya menuju aula, meninggalkan Sehun yang terburu-buru menyusulnya dengan pandangan penuh tanya.
"Tapi, kenapa? Bukankah kau sedang tidak memiliki janji temu di sana?" Sehun bertanya dengan nada yang memprotes. Kali ini bahasanya berubah menjadi lebih santai.
Setahunya, Chanyeol sedang sibuk mengatur urusan pernikahannya dengan seorang perempuan yang berasal dari keluarga konglomerat. Tentunya, persiapan itu tidaklah mudah karena banyak sekali hal-hal yang mesti dilakukan secara rinci demi sebuah pesta pernikahan yang berkelas dan mahal di mata orang-orang. Selain itu, Chanyeol juga sudah bersepakat untuk tidak pernah kembali lagi ke Nottingham karena alasan yang cukup jelas, yakni meninggalkan luka di hatinya yang cukup dalam. Tetapi, mendengar kembali nama kota itu dari bibir Chanyeol, membuat Sehun benar-benar tidak menduga dengan jalan pikirannya yang sedikit labil di usianya yang hampir menginjak kepala tiga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nottingham is Nothing Without You (CHANBAEK) - END
FanfictionBertemu di Nottingham, menghabiskan waktu di kapal pesiar, saling jatuh cinta, dan melupakan fakta bahwa mereka tidak bisa saling memiliki. "Apa salah jika aku mencintai wanita yang sudah terikat dengan pria lain?" - Park Chanyeol, 27. "Nottingham...