sepuluh

2.9K 295 24
                                    

"Aku menyukaimu, Krist Perawat..."

Aku masih terdiam setelah mendengar kalimat barusan meluncur dari bibir sexy Phi Sing.

Hingga Phi Sing sedikit menekan atas kepalaku, "Aku sepertinya jatuh cinta denganmu"

"Phi... Kau bercanda?"

"Apa aku terlihat bercanda?" Phi Sing mengerutkan keningnya

"Sepertinya kau lelah, aku juga. Kita sebaiknya tidur sekarang." Aku beranjak dari dudukku hendak melewati Phi Sing, tapi Phi Sing menarik tubuhku hingga aku terduduk di atas pangkuannya.

"Apakah salah jika aku menyukaimu? Apakah salah jika aku mulai jatuh cinta denganmu? Aku sangat nyaman denganmu, aku menginginkan dirimu. Apa itu salah?" Suara Phi Sing seperti tertekan, seperti seseorang yang tengah tersakiti.

Jujur saja aku terkejut, aku tak tau harus menjawab apa atau bagaimana, aku hanya bisa diam. Mata tajamnya membuatku terhanyut, kalimatnya membuatku hilang kesadaran untuk sesaat. Dia menyukai ku? Apakah kepalanya baru saja terbentur?

"Phi... Kita sama-sama tau jika aku seorang gay, dan kau belum atau mungkin bukan. Jadi, coba kau pikirkan kembali, mungkin kenyamanan mu itu hanya karena kita sering bersama. Hanya karena sebuah kebiasaan saja, bukan karena cinta. Sebaiknya besok aku mencari beberapa gadis untuk bersenang-senang denganmu. Oke?" Aku hendak berdiri lagi setelah menepuk pundaknya.

"Apakah menyukai seseorang itu salah? Kenapa kau menganggap seakan-akan ini semua tidak benar? Aku benar-benar menyukaimu! Aku tak memerlukan wanita atau pria lain. Aku hanya menginginkan dirimu Kit..."

"Aku menyukaimu..." Aku diam membeku, ayolah ini cukup mengejutkanku. Aku masih mengamati mata indahnya, mencari keyakinan yang jelas-jelas tampak nyata.

Dengan pelan-pelan Phi Sing memajukan wajahnya, terlihat seperti slow motion saat ia memajukan wajahnya ke arahku, menepis jarak antara kedua bibir kami. Hanya kecupan, sebuah kecupan tanpa lumatan yang sangat lembut, dan kemudian dia kembali memundurkan wajahnya.

Senyum tipisnya seolah memohon untuk aku menjawabnya, menerima akan perasaannya.

"Phi..." Phi Sing masih diam menunggu kalimatku selanjutnya.

"Eeuuummm.... aku belum tau tentang perasaanku, jadi bisakah kita seperti ini saja dulu? Seperti seorang penulis dan editornya saja? Maksudku.... Ah... Ini sungguh sulit untuk mengatakannya. Aku bingung harus menjelaskan apa. Tapi untuk saat ini, aku belum bisa menjadi kekasihmu." Aku dengan cepat menggigit bibir bawahku setelah selesai mengucapkan kata terakhir.

"Baiklah, aku tak akan memaksamu untuk menjadi kekasihku. Aku akan menunggumu" Phi Sing tersenyum dengan lembut, atau tipis? Entahlah, aku tak suka senyumannya seperti ini, terlihat sedikit dipaksakan.

Aku pun juga tersenyum kecil, "Bisakah aku pergi ke kamarku? Aku sedikit lelah..." Aku tak bisa berlama-lama dengannya saat ini.

"Tentu, istirahatlah..." Aku bangun dari pangkuannya dan berjalan menuju kamarku.

Aku menghela nafasku panjang saat sudah berada di balik pintu kamarku, kakiku terasa lemas, aku terduduk di lantai bersandarkan pintu kamarku.
.
.

Pagi harinya, saat aku sudah selesai menyiapkan sarapannya, ia datang.

"Kit, aku akan mulai menulis kisahmu. Apa tidak apa?" Phi Sing baru saja akan duduk saat bertanya kepadaku.

"It's ok" Aku mengangguk setuju.

"Seberapa sering kalian berciuman?" "Tack!" Aku menjatuhkan sendok di atas meja, aku terkejut. Sungguh!

It's Love (SK) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang