empat belas

3K 280 25
                                    

Selesai dengan aktivitas sore tadi, aktivitas hujam menghujam tadi, ingat? Nah, selesai itu, malam ini kami mau jalan ke restoran terdekat.

Sekalipun aku merasakan tidak nyaman dibawah sana, tapi perut ini perlu di isi. Aku tak mungkin menyuruh bosku membelikan makanan untukku, sekalipun kami sudah menjadi kekasih? Tunggu! Tadi aku menerima ajakan menikahnya, bukan menjadi kekasihnya. Aku harus meluruskan ini.

"Kit..."  Phi Sing menghentikan langkahnya, kami berada di dekat taman saat ini.

"Ayo kesana?" Phi Sing menunjuk ke arah taman, aku menggeleng cepat dan memegang perutku, ayolah aku sangat lapar....

"Kau sangat lapar?" Aku mengangguk! Good boy!

"Baiklah kita makan dulu..."
.

Saat kami tiba di restoran, Phi Sing yang memilihkan menu, aku hanya duduk di seberangnya, mengamati dia yang sibuk memilih menu.

"Cepatlah! Aku sangat lapar!" Aku berbisik. Sebenarnya aku ingin berkata, bukan berbisik, tapi suaraku benar-benar hilang.

Phi Sing mengangguk mengerti, setelah mengembalikan menunya, Phi Sing meraih tanganku, lalu memasangkan sebuah cincin ke jariku.

"Kita sudah bertunangan. Sesampainya di Jepang, mari bicara tentang pernikahan." Phi Sing memberikanku sebuah cincin, dan aku memasangkan ke jari nya.

"Maaf, seharusnya aku memasangkan ini saat kita di kamar tadi. Tapi desahanmu...." Aku membulatkan mataku, berharap Phi Sing menyudahi kalimatnya.

"Hahaha..." Dia bahkan tertawa.

"Ah!" Dia menghentikan tawanya dan kedua matanya fokus memandang sesuatu di belakangku. Aku mengikuti arah pandangnya.

"Krist? Kita bertemu lagi!" Mook menghampiri kami dengan God dan DIA dibelakangnya.

"Kau menginap didekat sini?" Tanya Mook dia bahkan duduk di sampingku.

Aku hanya mengangguk untuk menjawabnya.

Phi Sing berpindah duduk di sisi sebelahku, dan menarik kursiku untuk mendekat ke arahnya, memberikan jarak antara aku dan Mook.

"Maaf, aku sedikit posesif untuk tunanganku!"

"Tak apa, wajar seorang pria posesif pada tunangannya. Bisakah kami bergabung?"

"Terima kasih atas pengertiannya. Silakan jika kalian ingin bergabung, aku sudah memesan makanan, kalian bisa memesannya juga. Aku yang traktir, karena kalian sudah menjaga tunanganku sebelum aku mengenalnya." Phi Sing menunjukkan senyumnya, ah senyuman itu palsu.

"Apa kami tidak mengganggu?" God bertanya dengan sopan.

"Selama di luar kamar, kalian tidak mengganggu..." Ucap Phi Sing.

"Kesombongan yang hakiki? Huh?" Bisikku di dekat telinganya, pasti orang lain melihat kami sangat mesra karena Phi Sing justru tertawa seolah aku memberikan sebuah lelucon padanya. Bahkan ia mencium keningku.

"Kalian sangat mesra..."  Ujar Mook memuji kami.

"Tentu saja."

"Kapan kalian bertunangan?" Tanya God memancing pertanyaan.

"Dua Minggu yang lalu..."

"Kenapa kalian tidak mengundang kami?"

"Kami melakukannya di Jepang. Bukankah kalian di Thailand?" Phi Sing menjawab dengan santai.

"Lalu kapan kalian berkenalan?" Kini DIA ikut membuka suara.

"Sekitar satu bulan lalu di Thailand. Dan aku jatuh cinta pada pandangan pertama."

It's Love (SK) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang