sebelas

2.9K 293 32
                                    

Aku masih menaruh harap pada harapan yang jelas semu.

Seperti sebelumnya, aku tiba-tiba memikirkan kalimat ini saat baru saja terbangun, aku tersenyum kecut. "Harapan semu ya..." Aku bergumam.

Seperti biasa, aku turun dari ranjang, pergi ke kamar mandi, membersihkan tubuhku. Sebentar berendam sebelum benar-benar membersihkan diri.

Selesai dengan mandi, aku pergi menuju dapur, memasak sarapan pagi seperti biasanya, hingga Phi Sing muncul di dapur.

Tak ada pembicaraan antara kami mulai dari sendokan pertama hingga terakhir.

"Maaf untuk semalam, aku tak bermaksud seperti itu... Maaf untuk pemikiran ku yang picik..."

"Tak perlu di bahas lagi, ayo bersiap. Kemarin aku lupa memberitahu jika hari ini kita ada sesi tanda tangan sebagai acara promosi untuk buku barumu."

"Eh. Baiklah, aku ganti pakaian..." Phi Sing berdiri dan beranjak menuju kamarnya.

Selesai dengan persiapan, aku dan Phi Sing pergi bersama menuju lokasi promosi buku. Sesampainya di lokasi, tampak ada beberapa  pengunjung yang datang membeli buku lama ataupun baru, meminta tanda tangan atau berfoto bersama dengan Phi Sing.

Aku berada di sebuah kursi tak jauh darinya, mengamatinya, sembari melamunkan kejadian semalam. Apakah aku terlalu egois? Apakah aku terlalu jahat? Sering kali aku melakukan beberapa hal yang terlalu manis, tapi saat di ajak menjalin suatu hubungan aku menolaknya, bukankah aku terlalu jahat?

Aku melakukan hal murahan kepadanya, tapi aku marah ketika ia mengatakan aku rendahan? Bodohnya diriku... Sebenarnya, apa yang aku cari lagi?

Aku menghela nafasku berat, memikirkan tindakanku yang seperti uke tsundere membuat kepalaku pening.

"Tuan Krist?" Seorang pemuda dengan seragam panitia acara mendatangiku.

"Ah, iya. Ada apa?"

"Ini, Tuan Singto menitipkan untuk anda" pemuda itu menyodorkan kertas yang terlipat kecil.

"Ah, baik. Terima kasih"

"Kit, aku haus dan lapar... Ini sudah hampir siang :'(" kalimat itulah yang tertulis di kertas kecil itu saat aku membukanya, aku tersenyum lalu melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tanganku.

"Hampir siang? Benar juga..." Aku berdiri menuju salah seorang panitia.

"Mana bosmu?" Tanyaku,

"Beliau tengah menerima panggilan, ah itu dari arah belakang anda..." Aku berbalik melihat ke arah belakangku.

"Tuan Krist? Ada yang bisa ku bantu?"

"Makan siang" Ucapku tanpa basa basi.

"Ah anda benar," Pria ini melihat ke arah jam tangannya.

"Tsuki, tolong tahan pengunjung. Kita istirahat dulu"

"Baik" Ucap pemuda bernama Tsuki.

"Maaf sedikit terlambat untuk makan siangnya..." Pria ini sedikit membungkukkan tubuhnya, dengan senyuman menghiasi wajahnya

"Tidak apa Tuan Kato..." Aku membalas senyumnya.

"Kiiiit...." Phi Sing sudah berdiri dibelakangku.

"Makaaan..." Bisiknya, manja sekali -_-

"Mari Tuan Kato..." Aku mempersilahkan beliau dan Phi Sing berjalan lebih dulu, dan mengikuti dari belakang.
.
.

"Kiiiit.... Jariku lelah..."Phi Sing menyodorkan kedua tangannya, kami baru kembali ke rumah sore hari. Dan sekarang dia tengah duduk di sampingku, bersila di atas sofa menghadap ke arahku.

It's Love (SK) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang