- wHat?! -
Jimin berkumpul dengan teman - temannya, aku jadi terabaikan. Aku sangat bosan, jika tahu seperti ini aku tidak akan ikut dengannya.
Aku memperhatikannya dari kejauhan lalu mendengus kesal.
Aku memilih untuk berjalan - jalan dikantor Jimin, dengan begitu rasa bosan ku akan menghilang.
Aku berjalan menuju lift lalu segera masuk, aku ingin naik ke lantai 3. Pasti akan sangat menyenangkan menyaksikan pemandangan kota Seoul dari sana.
Saat lift hampir tertutup, tiba - tiba saja ada yang menahannya. Tentu saja aku terkejut.
"Hey," suara yang keluar bersamaan dengan dia yang mulai masuk ke dalam lift.
Ternyata Jennie, tunggu! Jika Jennie kesini, lalu siapa yang mengerjakan tugas rumah?!
Lift tertutup dan hanya aku dan juga Jennie didalamnya, aku terdiam mengabaikan Jennie.
"Selamat," sahutnya dingin.
Aku hanya melirik Jennie bingung, "untuk?"
"Untuk keberhasilan mu.. merebut calon suami ku," dia lalu melipat tangan di dadanya.
Apa yang dia ucapkan?!
"Tapi, tetap saja Jimin akan kembali kepadaku," Jennie menghela nafas lalu menatapku sinis.
Ting!
Tanda lift sudah sampai dilantai 3, aku mengabaikannya lalu segera keluar dari dalam lift. Sebelum keluar aku mengatakan sesuatu kepadanya, "Ambil saja, lagi pula aku tidak menyukai Park Jimin,"
Dia terlihat sangat terkejut mengetahui hal itu, haha.
Pov Author --
Setelah lift kembali tertutup Jennie memilih untuk turun ke lantai 1, yang artinya dimana ada Jimin dan juga teman - temannya disana.
"Ini kesempatanku, fakta bahwa dia hanya dipermainkan, Jimin akan kembali kepadaku," gumam Jennie seraya tersenyum penuh kemenangan.
Jennie memilih untuk kembali kerumah dan menumggu kedatangan Jimin dan juga Seulgi pulang, setelah itu dia akan mengatakan bahwa Seulgi 'Tidak menyukainya.' Kepada Park Jimin.
°°°°°
"Woah..." Mata Seulgi membulat saat melihat pemandangan kota Seoul dari balik kaca yang besar dilantai 3.
"Ternyata kau disini,"
Suara seseorang dari belakang Seulgi membuat Seulgi terkesiap, ia lalu membalikkan badannya untuk melihat sumber suara.
Ternyata Jimin.
Jimin berjalan mendekati Seulgi, "Aku mencari mu kemana - mana, sedang apa kau disini? Aku ingin mengenalkan mu dengan teman - temanku," Jimin memasukkan tangan ke saku celana kerjanya.
Seulgi mengedip - ngedipkan matanya tidak percaya, dia lalu balas mendekati Jimin.
Seulgi menatap Jimin panik, "Kau kenalkan aku sebagai p-pembantukan? Harus.." Tanya Seulgi gugup.
Jimin terkekeh pelan lalu melipat tangan didada bidangnya itu, menatap Seulgi yang terlihat sangat lucu.
"Tentu saja sebagai pacarku," jawab Jimin santai.
Saat itu juga Seulgi menendang kaki Jimin, ruangan sepi jadi tidak ada yang melihat tingkah mereka. Jimin hanya meringis merasakan sedikit rasa sakit pada pergelangan kaki kirinya.
Untung saja Seulgi tidak menendang kelemahan seorang lelaki.
Seulgi melotot, "Yak! Tidak, aku tidak mau--"
"Lagi pula aku sudah mengatakan jika aku akan mengenalkan pacarku kepada mereka--"
"DIAM!" Potong Seulgi dengan suara yang lantang lalu mengangkat telunjuknya ke arah mulut sebagai tanda menyuruh Jimin untuk diam.
"Aku tidak mau! Lagi pula ini hanya kebohongan, bagaimana jika mereka tahu?! Hah!? Aku tidak mau, lebih baik aku pergi saja!" Bentak Seulgi yang mulai melangkah berjalan menjauh dari Jimin.
Jimin membalikkan badannya lalu memperhatikan Seulgi yang mulai menjauh darinya,
lucu sekali. Batin Jimin.
"Jadi, kau ingin kita serius berpacaran?" Celetuk Jimin.
Membuat Seulgi yang sedang berjalan terhenti begitu saja, ia masih tidak mau melihat Jimin. Jantungnya terpacu sangat cepat, ingin rasanya Seulgi mengabaikan pertanyaan itu dari Jimin tapi ia memilih untuk menuruti kata hati.
Seulgi membalikkan badannya lalu menatap Jimin horor dari kejauhan, "Tidak! Aku tidak menyukaimu bodoh!"
"Kalau begitu, kau turuti saja permainanku," ketus Jimin.
Seulgi benar - benar sangat kesal dengan Jimin, rasanya ingin sekali mendorong Jimin kebelakang agar dia terjatuh dari ketinggian.
°°°°°
Didalam mobil.
Lagi - lagi hening, hanya terdengar suara mesin dari mobilnya. Seulgi tidak ingin duduk disamping Jimin, dia memilih untuk duduk dibelakang saja sambil menenangkan pikirannya."Aku sudah menelfon Eomma ku, setelah Jennie kembali besok, kau bisa bekerja seperti biasa. Kita tidak perlu merangkai kebohongan lagi," sahut Jimin masih fokus menyetir mobil.
Kita? Kau lah yang sebenarnya sudah merangkai kebohongan." Batin Seulgi geram.
"Lalu? Setelah Jennie pergi, bukankah teman - temanmu akan tetap menganggapku sebagai pacarmu?" Tanya Seulgi sambil melipat tangan didadanya, melirik Jimin tajam.
"Aku akan bilang kepada mereka, kalau kita sudah 'Putus'. Gampang,"
Seulgi Pov --
Ntah kenapa saat Jimin mengatakan itu, rasanya aku sangat tidak terima.
Padahal tadi aku sudah memberitahunya, jika aku tidak menyukainya.
Tapi...
Bagaimana jika aku juga merangkai sebuah kebohongan?
°•°•°•°•°•
- TBC -
•°•°•°•°•°•
KAMU SEDANG MEMBACA
• W H A T • ( END )
Fanfiction[ COMPLETE ] DALAM PROSES EDITING. "Kau menjadi milikku sekarang,"- Park Jimin. Highest rank. #366 - Kiss - 240619. #313 - Seulmin - 240619. #55 - Bangvelvet - 240619. #4 - Seulgi - 270619.♡ #248 - Pjm - 270619. #35 - Chim - 270619 #11 - Bear - 2706...