Chapter 08. ♡

2.8K 285 6
                                    

- wHat?! -

"Kenapa kau diam, hm? Jawab pertanyaanku, siapa kau?" Jimin semakin menekankan setiap kalimat yang dia keluarkan, karena tidak ada respon dari Jennie.

Jimin mencengkram pinggang Jennie sangat kuat sampai membuat Jennie meringis menahan rasa sakit.

Seulgi yang berhasil membuka pintu kamar mandi segera berlari menuju tempat pesta, topengnya tidak lupa juga dia pakai.

Seulgi menghentikkan langkahnya saat melihat Jimin sedang bersama wanita lain, Seulgi menyipitkan matanya memperhatikan setiap inci dari tubuh wanita itu.

Seulgi ikut memperhatikan tubuhnya, "Bagaimana pakaian dan topengnya bisa sama sepertiku? Siapa dia?" Ucap Seulgi monolog.

Seulgi memberanikan diri untuk mendekati mereka.

Jimin melepas kasar topeng yang digunakan Jennie, dia lalu mendorong Jennie sampai membuatnya hampir tersungkur.

Seisi ruangan terkejut dengan perlakuan Jimin ke Jennie, Seulgi ikut terkejut saat wanita yang sedang bersama Jimin tadi adalah Jennie.

Dia berpura - pura menjadi Seulgi agar bisa mendekati Jimin.

"J-jennie?!" Jimin tak percaya jika wanita yang ia peluk tadi adalah Jennie, bukan Seulgi.

Semua pegawai memperhatikan Jennie dan juga Jimin.

Jennie terlihat acak - acakan, karena rambutnya tertarik tangan Jimin tadi.

Seulgi diam tak berkutik sebelum akhirnya Jennie menghampirinya lalu menarik Seulgi agar mendekat ke Jimin.

Seulgi terkejut saat Jennie mendorong tubuhnya sampai mendarat ke dada Jimin.

Mata Jennie memerah menatap Seulgi dan Jimin tajam, "Dia tidak mencintai mu Jimin! Dia datang kepadamu hanya untuk memanfaatkan harta kekayaan mu!" Jennie tidak bisa lagi menahan amarahnya.

Irene, dan juga pegawai yang lain terkejut mendengar kalimat dari Jennie. Alunan musik berhenti dan menambah panas situasi malam ini dikantor Jimin.

Jimin menatap Jennie tajam, dia benar - benar sudah mengacaukan acaranya. Seulgi melepas tangan Jimin dilengannya, dia menghampiri Jennie lalu melepas topeng yang ia pakai.

"Aku memang tidak menyukai Park Jimin, bodoh," Seulgi menekan.

Saat itu lah banyak yang kaget dengan ucapan Seulgi, termasuk Jimin.

Kalau seperti ini, Semua kebohongannya akan terbongkar didepan karyawan - karyawannya. Jimin mengepalkan tangannya lalu menarik Seulgi keluar dari dalam kantor. Kenapa bukan Jennie saja? Jika mengurusi Jennie masalah akan semakin panjang nanti.

"A-apa yang--"

"DIAM!"

-

Jimin menghentikkan laju mobilnya di pinggir jalan, lalu dia menatap Seulgi horor, nafasnya mengebu - ngebu, "Tidak seharusnya kau mengatakan itu!" Nada biacaranya sangat lantang, membuat Seulgi ketakutan.

"T-tapi aku memang tidak menyukaimu!" Seulgi tidak ingin kalah.

Jimin membanting tangannya di setir mobil lalu kembali menatap Seulgi, "Apa kau tidak ada kalimat lain! Hah!? Tidak mungkin aku mendukungmu jika kau memang benar - benar tidak mencintaiku! Semua orang akan mengatakan bosnya ini 'bodoh'!" Bentak Jimin terlihat sangat marah.

Seulgi hanya menunduk, dia takut.

"Aku harus mendukung Jen--"

"Kau bisa mendorongku saat itu juga, lalu kau menarik tangan Jennie untuk keluar ruangan. Kau perintahkan dia supaya tidak mengganggu mu lagi, gampang," Potong Seulgi dingin menatap datar Jimin.

Jimin terdiam sejenak, dia mencoba mencerna kalimat yang barusan Seulgi keluarkan.

"Jangan membuatku terperangkap dengan kisah cintamu dan juga Jennie, kau tidak seharusnya terus berbohong, Tuan." Lanjut Seulgi dingin.

Jimin balas menatap Seulgi, "Kalimat mu itu seolah mengajakku agar serius menjalin hubungan denganmu.. bukan?" Celetuk Jimin.

Seulgi melotot lalu memukul lengan Jimin, "YAK! BUKAN ITU MAKSUD KU BODOH!"

Jimin mendekti Seulgi lalu menatapnya dalam, "Lalu?" Tanya Jimin sedikit mengembangkan senyum tipisnya.

"Aku hanya menyuruhmu jangan membuat kebohongan terus - mene...rus," Seulgi ragu dengan kalimatnya.

Seulgi berfikir, pantas saja Jimin jadi salah paham tadi.

"Kau menjadi milikku sekarang,"

Mata Seulgi melotot mendengar kalimat dari Jimin, "Y-yak!--"

"Kita selesaikan masalah tadi bersama - sama," Jimin mulai melajukan lagi mobilnya.

"Tidak! B-bagaimana bisa aku menjadi milik mu! K-ita baru kenal! Aku tidak--" Cerocos Seulgi.

"Bisa, apa kau percaya dengan cinta pandangan pertama?" 

Detik itu juga, rasanya jantung Seulgi tidak lagi berdetak.

- TBC -

Sumpah, cape banget gaes:) Makanya part yang ini pendek, ehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sumpah, cape banget gaes:)
Makanya part yang ini pendek, ehe.

• W H A T •  ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang