Chapter 09. ♡

3K 294 8
                                    

- wHat?! -

"Eunghh..." Seulgi melenguh saat sinar matahari menerobos cendalanya dan mengenai sebagian wajah lusuhnya itu.

Seulgi menggeliat lalu membalikkan tubuhnya ke kiri, Seulgi melotot saat ada lelaki yang tidur disampingnya. Sedang menatapnya, siapa lagi kalau bukan Jimin.

Seulgi menutup mulutnya sementara matanya masih melotot, Jimin menaikkan satu alisnya.

"Yak, kenapa kau--"

Bugh!

Seulgi melesatkan bantal ke wajah Jimin, membuat Jimin terkejut.

"Bagaimana bisa aku ada disini?! Jimin sialan!" Seulgi turun dari ranjang menatap tajam lelaki yang sedang berbaring.

Jimin mengambil bantalnya lalu melemparnya ke wajah Seulgi, "Kau lupa?" Tanya Jimin.

Seulgi masih menatap Jimin tajam, ia mengepalkan tangannya. Tapi, mendengar pertanyaan dari Jimin ia mencoba mengingat sesuatu yang terjadi.

"Jennie memukul mu saat dia ingin pergi dari rumah ini, kau pingsan.." Jimin menghentikkan kalimatnya lalu bangun, "Lalu aku memutuskan untuk membawamu ke kamar ku," Jimin terkekeh.

"Kenapa?! Apa kau lupa aku punya kamar sendiri?!" Seulgi semakin kesal.

"Aku sengaja, bukannya kau sudah menjadi calon istriku? Ah.. mungkin--"

"Calon istri mu?! Kapan aku bilang!?"

"Kau lupa? Astaga, ingatan mu sangat buruk Seulgi - Ah.." Jimin mendengus.

"Kau bilang sendiri dikantor, saat suasana semakin tidak terkendali. Aku tidak tahu kenapa kau mengatakannya dengan sangat yakin, kau terlihat sangat serius waktu itu, dan... ya, kau menjadi calon istri ku seka--" belum sempat Jimin melanjutkan kalimatnya, Seulgi sudah memotongnya.

"TIDAK! AKU MENGATAKANNYA AGAR MASALAH CEPAT SELESAI!" Seulgi semakin geram, dia mengeluarkan suaranya dengan sangat kencang. Untung ruangan Jimin kedap suara, jadi Taehyung, Jungi dan juga Jungkook tidak mendengarnya.

"Ekhem, Eomma ku akan kembali ke rumah lagi. Dia percaya kepadamu Seulgi - Ah.." Jimin turun dari ranjang lalu mendekati Seulgi.

Jimin masih memakai pakaian kerjanya, baju bagian lengannya ia tarik sampai ke siku, kancingnya terbuka sedikit dan dasinya melonggar, yang membuat aura sexy Jimin semakin terlihat adalah rambutnya yang acak - acakan.

sangat sexy.. - Batin Seulgi.

Seulgi terdiam memperhatikan Jimin, rasa amarahnya mereda begitu saja saat melihat penampilan Jimin pagi ini.

"Fuhh.. apa yang kau pikirkan?" Sahut Jimin seraya meniup poni Seulgi.

Seulgi tersadar lalu terkejut, Seulgi mendorong tubuh Jimin sampai membuatnya terjatuh di atas ranjang.

Untung empuk.

"Ingat! Umur ku masih 18 tahun!"
"Aku akan mandi, Bye!" Lanjut Seulgi menghentakkan kakinya ke lantai lalu berjalan keluar kamar.

"Aku tidak peduli," sahut Jimin.
Jimin terkekeh geli melihat tingkah Seulgi yang menggemaskan.

Jimin memang sudah memendam rasa semenjak kehadiran Seulgi dirumahnya, ia menyukai senyum Seulgi, ia menyukai wajah cantik milik Seulgi meskipun tanpa polesan make up Seulgi masih terlihat sangat cantik, dan sikap baiknya kepada semua orang.

Membuat Jimin menyukai Seulgi, semua permainannya selama ini adalah bukan perantara agar Jennie pergi darinya, tetapi agar ia berhasil merebut hati Seulgi untuknya.

Seulgi tidak menyadari itu, ia percaya saja. Karena dia yakin tidak mungkin Jimin akan menyukai gadis sepertinya, apalagi dia hanya seorang pembantu.

Cinta itu memang buta.

-

Jimin sudah berangkat ke kantornya, sebelum berangkat dia ingin meminta Morning Kiss kepada Seulgi, padahal dia masih menjadi calon bukan istrinya.

Tentu saja Seulgi menolaknya.

Masih menjadi calon dan Jimin sudah meminta hal seperti itu kepada Seulgi? Bagaimana jika sudah menikah? Ntahkah.

"Seulgi - Ah, apa kau sangat yakin ingin menikah dengan Hyung ku?" Tanya Taehyung terlihat tidak nafsu makan, ia hanya memainkan sendok dipiringnya.

Seulgi tersentak lalu menatap Taehyung, "Ah.. tidak juga, lagi pula umur ku juga masih 18 tahun.." jawab Seulgi menyunggi sebuah senyuman kecil.

Taehyung mengangguk samar, "Apa kau menyukai Hyung ku?" Tanya Taehyung sekali lagi.

Kali ini Seulgi terdiam, ia mulai menatap Taehyung dalam, "Ada apa denganmu? Apa kau sakit? Kau terlihat tidak semangat hari ini," Tanya Seulgi mengalihkan pembicaraan.

"Dia bermain game sampai larut malam kak, padahal aku sudah melarangnya untuk itu tapi hyung ku yang satu ini memang keras kepala," sahut Jungkook seraya mengikat tali sepatunya.

"Apa itu benar Taehyung - Ah? Apa kau tahu itu tidak bagus?"

"Aku tahu.. hanya saja, aku melakukannya supaya aku lupa dengan masalahku sendiri.." jawab Taehyung malas.

Seulgi mengerutkan keningnya menatap bingung Taehyung, "Ada masalah? Ceritakanlah kepada kakak mu ini,"

Jungkook yang penasaran lalu menghampiri Taehyung, Jungi tidak paham dengan pembicaraan mereka, jadi dia masih fokus bermain mobil - mobilan, menunggu untuk di antar sekolah.

"Ponselku rusak.." jawab Taehyung sambil merengek.

Seulgi menurunkan pundaknya, lalu mendengus kasar.

Ingin ku potong kepalanya... Batin Seulgi kesal.

- TBC -

Cape aku tu gaes, sumpah :)Bingung mau lanjutin ini cerita atau ngga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Cape aku tu gaes, sumpah :)
Bingung mau lanjutin ini cerita atau ngga..

• W H A T •  ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang