Chapter 15. ♡

2.4K 232 5
                                    

- wHat?! -

"Oppa, kapan kita akan mengajak nyonya park untuk menemui Eomma ku? Aku sudah tidak sabar.."

Tidak ada jawaban dari Jimin, dia masih fokus menyetir. Mengabaikan pertanyaan dari Seulgi.

Seulgi mendengus kesal, "Oppa.. apa kau tuli? Aku ingin kita cepat menikah, huhu.."

Yang diajak bicara masih saja diam,
Jimin masih menyetir, ntah apa yang membuat Jimin jadi mengabaikan Seulgi.

"Oppa--"

"Apa kau tidak mengerti situasi sekarang ini?" Potong Jimin dingin.

Seulgi menatap Jimin, matanya membulat.

"Huh? O-oppa.. maksudku.. aku hanya takut kau akan--"

"Aku harus menikah? adikku baru saja mengalami putus cinta. sebagai seorang kakak, apa kau pikir aku akan tega melakukannya didepan Taehyung?" Nada bicara Jimin sangat dingin dan menekan.

Seulgi menatap dalam wajah Jimin,
"A-apa maksudmu? Kau tidak ingin m-menikah denganku? Baiklah."

Jimin tersenyum tipis, tapi senyuman Jimin kali ini sangat sulit untuk di artikan.

Senyuman yang Jimin buat bukan karena merasa senang dengan pertanyaan dari Seulgi, tapi amarah.

Tiba - tiba saja Jimin menghentikkan mobilnya dipinggir jalan, dia menatap Seulgi tajam.

"O-oppa.."

Seulgi meremas rok nya, dia sangat takut dengan tatapan Jimin. Aneh, padahal dia juga sangat sering ditatap Jimin seperti itu. Kenapa dia takut? Itu karena ini tatapan yang tidak pernah Seulgi lihat sebelumnya dari wajah tampan milik Jimin.

"Aku sangat bodoh, sangat sangat bodoh. Kenapa aku harus menikahi gadis sepertimu? Seulgi  - Ah..."

Seulgi melebarkan matanya, terkejut dengan kalimat dari Jimin.

"A-apa yang kau u-ucapkan?" Tanya Seulgi terbata - bata.

Jimin berdecak, "Kau bersikap seolah tidak ada sesuatu yang terjadi dengan mu, apa kau kira aku tidak akan tahu? Hm?" Jimin mendekatkan wajahnya ke Seulgi, menatap horor gadis didepannya.

"A-aku tidak mengerti..."

"Kau selingkuh,"

Deg.

Seulgi tidak mengerti, kenapa Jimin jadi seperti ini kepadanya. Dia merasa Jimin sudah sangat marah besar dengannya, tapi kenapa?

Seulgi memegang pipi Jimin, menatap Jimin seraya tersenyum. Mata dan bibir Seulgi bergetar, "A-apa maksudmu? Tidak mungkin aku berselingkuh, o-oppa--"

Plak!

Jimin menepis tangan Seulgi, lalu mendorong Seulgi supaya menjauh darinya.

Seulgi semakin tidak mengerti dengan Jimin, hari itu hubungan mereka berjalan dengan sangat baik. Dan hari ini?

Seulgi meneteskan air matanya, menatap Jimin yang sudah memalingkan wajahnya.

"Oppa.. a-aku tidak mengerti.. ada apa denganmu sebe--"

"Turun!" Jimin membentak Seulgi.

Seulgi terkesiap, karena suara Jimin yang lantang. Itu artinya, dia sudah sangat marah dengan Seulgi.

"O-oppa.."

"Apa kau tuli?! Ku bilang turun bodoh!"

Seulgi mengepalkan tangannya, menatap tajam Jimin, "Aku tidak mengerti dengan mu! Kemarin kau bersikap seolah aku ini wanita yang paling berharga bagimu! Kau sangat baik denganku! Kau bahkan berjanji akan menjadikanku wanita paling berbahagia di dunia ini! Baiklah, Jika kau percaya dengan omongan orang lain daripada aku! kita sudahi saja sampai disini!"

Saat itu juga hubungan mereka berakhir.

Seulgi turun dari mobil, dan membanting daun pintunya.

Jimin memejamkan mata, dia menarik nafas lalu menyalakan mobilnya.

"Hiks.. hiks.."

Tapi, melihat Seulgi menangis membuat Jimin tidak kuat untuk melihatnya.

Tanpa pikir panjang, Jimin segera melajukan mobilnya menjauh dari Seulgi yang sedang menangis di tengah - tengah hujan lebat.

Seulgi menjatuhkan diri ke aspal, melihat mobil Jimin yang sudah jauh darinya.

Seulgi meremas rok nya, berusaha menahan tangisan yang akan meledak. Tapi Seulgi gagal, dia tetap saja menangis dengan sangat kencang.

"Bangun, kau bisa sakit."

Dan saat itu juga, tangisan Seulgi sedikit mereda. Saat ada lelaki baik hati yang memayunginya.

Seulgi mendongak, dan matanya terbelalak mengetahui sosok lelaki yang ada didepannya.

"S-suga?"

Suga menatap Seulgi datar, dia lalu jongkok didepan Seulgi. Lalu tersenyum manis,

"Seulgi - Ah, maafkan aku,"

- TBC -

- TBC -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
• W H A T •  ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang