Seperti kata Hugo aku tidak akan terlihat cengeng, Aku tidak akan memperlihatkan kelemahanku. Jika aku benar, aku tidak boleh takut.
Tak ingin memikirkan lagi gosip yang kata Kak Juan pasti akan surut sendiri itu, saat di sekolah aku memilih untuk menyibukkan diri dengan hal menyenangkan. Dan entah kenapa aku justru memilih untuk menonton anak-anak latihan voli.
Aku dan Nina duduk di bawah pohon di pinggir lapangan, menikmati permainan tim voli SMA Prida.
Seperti biasanya kamera menggantung di leherku. Kupotret apapun yang menurutku menarik. Dan entah kenapa hari ini aku memilih Hugo sebagai objek fotoku.
Cowok itu terlihat begitu hidup saat berada di belakang net. Tawanya berderai saat bola operannya justru mengenai tempurung kepala Kak Juan. Melihat keduanya saling kejar membuatku ikut tertawa. Mereka berdua lucu.
Untuk yang satu ini aku sangat bersyukur Hugo tak sebodoh itu hingga meninggalkan hobinya demi Kak Naya. Iya, cewek yang disukai Hugo itu lebih tertarik pada basket.
Rasa senangku hilang saat melihat Kak Naya menghampiri Hugo di lapangan. Cowok itu tersenyum memamerkan lesung pipinya. Manis.
Namun, entah kenapa jariku berat untuk menekan shutter; mengabadikan momen itu. Seperti ada perasaan... tidak rela.
Tertanda,
Blue Narendra yang masih kangen Mama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hugo's Journal ✔
Kısa HikayeHanya tentang cowok bernama Hugo Aviceena dari sudut pandang seorang Blue Narendra.