01. Rencana Jebakan

4.6K 490 134
                                    



"SIALAN!"

Bahkan sejak tadi Kyungsoo mengomel, menekan sembarangan tombol pemotret pada kamera yang digunakan, pula membuat model-model pakaian dalam para lelaki gay yang dipotretnya menjadi ketakutan.

"Apa katanya? Aku jalang? Aku tidak akan mendapat pasangan seumur hidupku?! Sialan! Dia pikir siapa dirinya!"

Kalimat itu pun bukan sekali dua kali ia sebutkan sejak tadi. Dia bahkan sudah membuat para pekerja dan pula model-model pemotretan lainnya kebingungan akan tingkahnya hari ini.

"Oi, ada apa dengan Kak Kyung? Mengapa dia marah-marah?" Bisik-bisik terdengar di belakang punggung.

"Seseorang lelaki normal berkunjung ke bar Madam kita semalam, lantas dibawa pulang oleh Kak Kyung. Akan tetapi, tampaknya tak berjalan dengan baik."

"Seorang lelaki normal datang ke bar gay?!"

Jika mengingatnya, ingin sekali Kyungsoo terus mengumpat. Jika saja Kyungsoo tak bertengkar dengan kakaknya, barangkali Kyungsoo tak datang ke bar Madam malam tadi.

Pekerjaannya hanya seorang fotografer yang memotret model lelaki gay untuk menjajakan merek pakaian dalam khusus para pasangan sesama jenis yang pula merupakan aset lain milik Madam pemilik bar yang ia kunjungi semalam.

Sebenarnya, bukan sekali dua kali pula Kyungsoo mendatangi bar Madam; sudah sering kali sampai-sampai setiap berkunjung ia akan melakukan pekerjaan sampingan sebagai penyanyi bar untuk menambah uang jajannya. Namun, malam ini begitu menyebalkan.

Tidak seharusnya, Kyungsoo mempercayai orang itu. Tidak seharusnya Kyungsoo terbuai ucapannya tadi malam.

"Oi! Anak baru! Tidak bisakah kau tersenyum?! Kau pikir bagaimana jeleknya potret wajahmu di sini!" Lagi-lagi Kyungsoo membentak. Ini juga bukan yang ke sekali atau dua kali.

"Kyungsoo ya? Kau pikir bagaimana dia akan tersenyum jika kau memasang wajah tak mengena semacam itu?"

"Madam!" Sorakan itu kemudian datang dari para model yang berhamburan mendekati Madam pemilik brand pakaian dalam yang dipotret Kyungsoo.

Kyungsoo menghela napasnya. Dia pun benci bersikap begini; menanggapi perasaan hati dengan begitu berlebihan, bukanlah tipikal Kyungsoo.

Kyungsoo benci mempercayai orang lain. Dia bahkan jijik dengan semacam hubungan intim bersama orang lain yang kemudian menjadi saling berkergantungan satu sama lain.

Tadi malam adalah malam yang berbeda. Lelaki tampan itu tampak seperti lelaki yang begitu baik. Dia membuat Kyungsoo merasakan hangat, rasa nyaman sebuah rengkuhan yang selama ini belum pernah Kyungsoo rasakan. Kata-katanya menyejukkan dan sentuhannya memabukkan. Kyungsoo tak bisa munafik, dia terbuai.

Sang lelaki tampan tadi malam membuat Kyungsoo yakin jika lelaki itu adalah lelaki yang tepat yang menjadi pilihan untuk menemani hidup yang selama ini penuh kesendirian. Kyungsoo ingin mempercayainya.

Namun, yang terjadi selanjutnya adalah dia melupakan semua yang telah mereka lakukan keesokan harinya, memberikan rasa sakit yang sekelebat menusuk jantung. Kyungsoo benar-benar membenci.

"Lagi pula? Bagaimana kau terbuai dengan seseorang lelaki normal. Kau bahkan berpikir untuk memiliki hubungan serius? Apa kau bodoh?!" Sang Madam yang mengomentari, membuat Kyungsoo tersadar dari lamunan.

"Aku tak berpikir serius!" jawab Kyungsoo dingin.

"Tapi, tapi, ini benar-benar seru! Seorang Do Kyungsoo ditolak oleh lelaki normal."

Sweet Trap Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang