07. Penyesalan

2.7K 446 182
                                    



"Kyungsoo, kemarilah. Datang pada Ibu."

"Kyungsoo, kau adalah anak Ibu yang terbaik. Kau akan menjadi seseorang yang hebat. Kau akan dicintai oleh semua orang."

"Jika aku mendidikmu dengan baik. Ayahmu pasti akan bangga denganku."

"Kak, apa yang dilakukan Ayah bersama lelaki itu. Mereka tak berpakaian di dalam mobil."

"Rahasiakan ini semua pada ibumu, Kyung."

"Hai, Tuan Muda Kyungsoo. Bisa tolong berikan buku catatan ini pada Tuan Besar? Tetapi, Tuan Muda tak boleh mengatakannya pada Nyonya Besar."

"Ini kesalahanmu, Do Kyungsoo! Tidakkah kau mengerti?!"

"Jika saja kau tak berikan buku catatan itu, suamiku tak akan pergi meninggalkanku untuk lelaki sialan itu!"

"Aku akan membunuhmu! Aku akan membunuhmu!"

"Ibu ... Jangan ...."

***









"TIDAAKKK!"

Kyungsoo memekik. Dia tersentak dan terbangun; dengan cepat tubuh beranjak dari posisi berbaring. Dia memijat dahi yang nyeri, seluruh tubuh terasa basah, oleh peluh yang mengucur.

"Kyung, kau baik-baik saja?!"

"Kakak?" Kyungsoo mengangkat kepala kala seseorang datang mendekat. Dia menghela napas.

Kakaknya lantas duduk di pinggiran ranjang, memberikan gelas yang berisi air minum. "Kau bermimpi hal itu lagi?" tanya Kakak sembari mengecek suhu Kyungsoo dari dahinya.

"Mereka terus mengusik bahkan setelah mati," ucap Kyungsoo setelah meneguk minuman. Sang kakak, mulai menghapus peluh di dahinya.

"Jangan berkata begitu, bagaimana pun mereka adalah ayah dan ibumu."

Kyungsoo tak menjawab, lagi pula ucapan Kakak ada benarnya. Sebagaimana hati membenci, mereka tetap Ayah dan Ibu yang tinggal di ingatannya.

"Maaf. Aku membuatmu datang di saat kau sibuk," ucap Kyungsoo pada kakaknya.

Sang kakak tersenyum. "Kau pikir sesibuk apa seorang pemilik kafe? Aku bahkan memiliki beberapa pegawai yang cukup yang bisa mengurusi tanpa aku harus datang. Lagi pula, seharusnya kau lebih cepat memintaku datang sebelum demammu parah seperti ini," oceh kakaknya.

"Ah, seharusnya aku demam setiap hari, agar kakak terus datang menjenguki."

"Aigoo!" Kakak menjentik jemari memukul ringan kening Kyungsoo. "Apa kakakmu ini terlihat begitu mengabaikanmu?"

Kyungsoo mencebil. Padahal benar adanya, dia dan kakak terlalu jarang bertemu. Terakhir kali pertemuan mereka adalah sebuah pertengkaran lantaran sang kakak mengenalkan lelaki lain yang begitu cantik sebagai kekasih.

Waktu itu, Kyungsoo marah besar. Selama ini mereka pernah berjanji untuk tidak mempercayai orang lain di dunia ini. Kyungsoo merasa dikhianati ketika mendapati sang kakak terlihat begitu mencintai dan mempercayai kekasihnya; mereka bahkan berniat serius.

Sweet Trap Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang