BAB 4 : Teman Lama

21 0 0
                                    

🌿🌿🌿🌺🌿🌿🌿🌺🌿🌿🌿

Sesuatu yang akan engkau sesali diakhirat bukan hanya dosa tapi nasehat baik temanmu yang tidak engkau hiraukan”

*~ Habib Novel Al-Athos*

🌿🌿🌿🌺🌿🌿🌿🌺🌿🌿🌿

💦

Tak terasa sudah satu minggu Thania bersekolah di sekolah yang cukup besar dan mewah. Besok adalah hari minggu, hari di mana semua sekolah libur. Ingin sekali Thania pulang, tapi ia tak punya uang untuk membayar ongkos pulang. Sebenarnya ia mendapat tawaran Jenny untuk tinggal di rumahnya, tapi Thania menolaknya. Karena besok Thania ingin berkunjung ke rumah Aminah.

Jam sudah menunjukan angka dua, sudah waktunya murid pulang dari sekolah. Karena besok hari minggu, sudah banyak orang tua dari murid atau wali murid menjemput di depan gerbang asrama dan sekolahnya. Thania menangkap seseorang yang ada di samping mobil. Siapa dia, oh Tidak itu Bapaknya Thania. Thania merasa senang sekali, ternyata Bapaknya masih peduli. Ia langsung pergi menemui Pak Budi yang berdiri di samping mobil.

"Assalamualaikum, Pak." ucap Thania sambil mencium punggung tangan Pak Budi.

"Waalaikumsalam, Thania. Bapak kangen sama kamu. Ayo ikut bapak." tiba-tiba Pak Budi menarik tangan Thania menuju bawah pohon.

"Pak, Thania tahu, mesti Bapak jemput aku ya?" tanya Thania, sambil senyum-senyum sendiri.

"Engga, Thania. Bapak jemput anak majikan Bapak. Jadi kamu masuk lagi Ke asrama, biar temen-temen kamu nggak lihat, kalo Bapak seorang sopir."

Mata Thania melebar, mulutnya ternganga. Tak percaya bahwa temannya itu anak majikan Bapak.

Aku gak pantes sekolah di sini, semuanya anak orang kaya. Untuk apa aku masih di sini. Pantas saja tak ada yang mau menjadi sahabat baikku. Batin Thania yang tak terasa meneteskan air mata. Dengan cepat ia segera menghapusnya.

"Si-siapa anak majikan bapak itu?" tanya Thania dengan terbata-bata.

"Katanya Jenny, ini fotonya." jawab Bapak, sambil menyodorkan kertas kecil yang bergambar.

Oh tidak, ternyata dia sahabatku, bagaimana jika Jenny tak ingin menjadi sahabatku, kalau dia tahu Bapakku sopirnya.

"Pak, Jenny itu sahabatku, dia satu kamar denganku, Pak." ucap Thania "Aku tak pantas bersekolah di sini." lanjutnya.

"Niatmu kan sekolah, tekuni Thania, nggak usah mikir sahabat atau teman. Biarkan jika mereka tidak mau berteman denganmu." jelas Bapak. "Oh iya, kamu masih ingat Chiko?" tanyanya.

Thania menyernyitkan kening, Chiko siapa dia, Thania mencoba membolak-balikan memori ingatannya. Ya Thania ingat, Chiko teman dulunya ketika di kampung. Dan hanya Chiko yang mau berteman dengannya, semuanya tak ingin berteman dengan Thania, karena Thania anak orang miskin. Beruntungnya ia mendapat teman Chiko, yang baik hatinya. Namun ia sudah pindah di Jakarta, karena ibunya menikah dengan orang Jakarta. Berpisahlah persahabatan Thania dan Chiko.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 29, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sahabat Sampai SurgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang