#07

123 8 0
                                    

Im Back epribadeh

Budayakan vote sebelum membaca
Dan budayakan komen setelah membaca

<><><>
Jangan egois hanya karena adanya cinta dalam persahabatan.
<><><>

Saat ini kelas terlihat sepi. Ya, karena beberapa menit yang lalu bel pulang sekolah telah berbunyi. Namun, Vino dan Chandra memilih untuk tetap di kelas. Malas pulang. Hingga pada akhirnya hanya tersisa mereka di dalam kelas.

"Vin." Tegur Chandra saat melihat Vino termenung sendiri. Seperti memikirkan sesuatu.

Saat di tegur Chandra, Vino tersentak dan pikirannya kembali ke dunia nyata.

"Kenapa?" Jawab Vino singkat.

"Lo mikirin apaan sih?" Tanya Chandra heran.

"Enggak, gue cuma mikirin masalah kecil." Ujar Vino.

"Lo tau gua cenayang kan? Gua bisa baca pikiran lo tau."

"Sejak kapan lo punya kemampuan cenayang? Lagian, kalo po emang bisa baca pikiran gue ngapain lo masi nanya." Ujar Vino panjang.

"Yeeee, kan gua cuma nakut - nakutin. Ya, mungkin dengan itu lo bisa ngasi tau gua masalah lo." Balas Chandra.

"Masalah gua itu ribet, dan gua ga mau melibatkan orang lain di dalam masalah gua." Jelas Vino.

"Vin, gua ini sahabat lo kan?" Tanya Chandra. Serius.

"Ya, iyalah." Jawab Chandra.

"Kalau lo emang anggap gua sahabat, seharusnya lo ngasi tau ke gua hal yang menurut lo membebani hidup lo. Lo tau gak sih, sahabat itu adalah tempat curhat kedua setelah keluarga. Rumah lo yang ke dua. Apa gunanya gua kalo lo gak mau bagi beban lo ke gua. Gak guna, semakin lo nyembunyiin masalah lo semakin gede beban yang lo tanggung." Ceramah Chandra panjang lebar, sepanjang kotbah jum'at, padahal Chandra itu jarang sekali sholat jum'at. Tak patut di contoh. Walaupun Vino juga begitu :"

Vino merasa apa yang di katakan Chandra itu memang benar adanya. Apa gunanya iya memiliki Chandra, kalau Chandra tak mampu mengurangi bebannya.

"Gua kepikiran dia." Akhirnya Vino mengakui tentang hal apa yang sedang iya pikirkan.

Agak lama Chandra menangkap maksud dari Vino, dan mengigat siapakan 'Dia'  yang di maksud oleh Vino.

Akhirnya, Chandra mengerti. Dia ingat.

"Hhh" helaan nafas Chandra terdengar.

"Gua rasa dia bakalan balik." Ujar Chandra tiba - tiba, membuat kepala dan mata Vino otomatis bergerak kearahnya.

"Lo yakin?" Tanya Chandra meyakinkan.

"Ya, dia janji sama lo bakalan pergi kesana cuma 1 tahun kan? Ini udah satu tahun lebih dua bulan." Jelas Chandra.

Vino termenung, mencoba mancerna kata - kata Chandra.

"Kalau bener dia bakalan kembali, gua bingung. Satu sisi gua berharap dia balik lagi ke gua. Tapi, di sisi lain ada seseorang yang narik pergatian gua. Dari awal gua ketemu sama dia." Terang Vino.

ZAVIN | нιαтυѕTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang