#10

87 7 0
                                    

Im bek epribadeh..

Vote, komen, and share ye..

Happy reading ♡

***

Sudah satu minggu semenjak insiden Zoya di bully di gudang sekolah. Sudah satu minggu pula Zoya, Dila, Vino, dan Chandra menjadi dekat, kamana - mana selalu bersama. Kecuali ketoilet tentunya. Dan sudah satu minggu pula Fabby memandang mereka dengan tatapan tak suka.

Fabby Shinta Rahma. Gadis yang mempunyai nama cantik yang sesuai dengan wajahnya yang juga cantik, memiliki tubuh tinggi semampai dengan lekuk body yang indah, seperti bentuk tubuh yang diinginkan gadis seusianya. Namun, semua itu lenyap sudah di karenakan sifatnya yang egois, pemarah, sombong, apa yang iya inginkan harus iya dapatkan, dan memiliki ego yang terlampau tinggi membuatnya tidak bisa menerima kekalahan.

Seperti saat ini, dia tidak terima atas perlakuan Vino padanya waktu di gudang. Tapi, tenang, dia tahu bahwa ia tidak akan bisa melawan Vino walaupun ia bersama teman-temannya. Ia lebih memilih untuk membully Zoya. Yang iya anggap sebagai lawan yang setara dan juga penyebab Vino mengeluarkan kata-kata yang menjatuhkan harga dirinya. Namun sepertinya ini sulit, dikarenakan Zoya yang selalu di dampingi oleh tiga pengawal setianya kemanapun iya pergi.

Sepertinya ini waktu yang tepat, disaat Zoya sendirian. Karena, Dila sedang rapat anggota osis baru, dila lebih memilih ikut osis dari pada yang lain katanya. Vino sedang di panggil Pak Broto (pelatih ekstrakurikuler basket). Dan Chandra sedang latihan di lapangan bersama tim sepak bolanya, soalnya minggu depan ada pertandingan sepak bola antara SMA  Merpati dengan SMA Merah Putih.


"Heh!" Sergah Fabby.

"Kenapa?" Tanya Zoya dengan nada tenang.

'Berani juga ni bocah, Gak ada nada takutnya'.

"Udah berani lo ya." Ujar Fabby dengan nada mengancam.

"Maksudnya?" Tanya Zoya. Lagi.

"Lo! Setelah menghasut Vino supaya dukung lo, Setelah mempengaruhi Vino, sampai Vino bilang gua lemah, bilang gua menjijikan, bilang gua sok cari perhatian. Ayah, Bini memang tidak bilang begitu secara langsung, tapi gua tau, dia pasti bilang seperti itu lewat tatapan nya."  Fabby membalas dengan nada awal yang terdengar marah, namun di kalimat terakhir terdengar sendu.

Zoya hanya diam, mendengarkan. Karena ia tau keluh kesah yang tidak berguna itu belum selesai.


"Dan gua yakin, itu pasti karena lo kan. Lo hasut Vino supaya benci sama gue. Lo hasut Vino supaya ngejauhin gue. Lo hasut Vino supaya Vino ngeliat gue itu kaya orang ga bener. Iya kan? NGAKU GAK LO!" Bentak Fabby.


Zoya menghela nafas.

"Lo bilang gua ngasut Vino? Ngejelek - jelekin lo sama Vino? Bilang yang enggak - enggak sama Vino tentang lo? Ogah woi! Gak ada gunanya juga gue ngasut Vino, ngejelek - jelekin lo atau apa lah gitu. Emang gua langsung kaya sesudah ngejelek - jelekin lo di Vino? Emang gua langsung dapat undangan beasiswa sekolah di Jepang? Atau gua langsung keterima di Harvard University? Nggak kan?" Jawab Zoya. Masih tenang.

"Lo suka kan sama Vino? Dengen jelek - jelekin gua di depan Vino, lo bikin Vino benci sama gue, dan lo lebih leluasa deketin Vino! Iya kan? JUJUR GAK LO!" Paksa Fabby.

"Gua anak baru di sini, gua ga kenal dia siapa dan gua udah suka aja sama dia? Ya kali! Pake logika dong. Punya otak kan lo? Gunain tuh, jangan jadi pajangan doang!" Zoya sudah muak dengan drama kelas bawah yang tidak menarik ini.

"Eh! Lo kalo ngomong jangan sok deh! Lo-" Ucapan Fabby terputus karenaaa

"Ehem! Kalo ngomong ngaca dulu lah, jangan ngomongin orang. Di WC ada tuh kaca, gede malahan."




|||

Hai

Gimana

Udah lama ga up ya?

Maap lagi sibuk.

Semoga para bambank suka

Terima kasih


18/11/19


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 18, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ZAVIN | нιαтυѕTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang