#09

91 5 1
                                    

Hmmm...

***

Mencintai oppa oppa korea itu membuatku terhindar dari zina berpacaran :"

***

BRAK!!!

"Et dah buset ayam, kucing, kambing, monyet kau." Latah Chandra.

"Dasar latah." Ejek Dila.

"Bodo amat gua kaget tau!" Balas Chandra.

"Bunyi apaan tuh? Dari gudang kan asalnya ?" Tanya Vino.

"Gak tau, dan asalnya emang dari gudang." Jawab Dila sambil menunjuk pintu gudang yang tertutup.

"Masuk yuk, perasaan saya bilang kalau anak saya ada di dalam." Kata Chalista khawatir.

Mereka berjalan mendekati pintu, dan mulai membuka pintu. Pintu iya buka lebar agar semua bisa melihat isi gudang.

"Astagfirullah.. Zoya!" Teriak Chalista berbarengan dengan Dila. Saat melihat Zoya tengan bersandar di kardus yang di isi buku paket lama dengan keadaan yang bisa di bilang kacau. Ralat, sangat kacau.

Rambut berantakan, baju basah, sepatu hanya tinggal sebelah dan sebelah lagi entah kemana, tangannya luka. Mengeluarkan darah. Sudut bibirnya berdarah. Seperti habis di tampar dengan tenaga ekstra.

Chandra pun membantu Zoya untuk berdiri. Memasangkan jaketnya ke tubuh Zoya agar tidak kedinginan.

"Tante ke sini tadi naik apa?" Tanya Chandra.

"Angkutan umum." Jawab Chalista yang masi menangis.

"Tante ke parkiran bareng Dila, saya bakal bopong Zoya ke mobilnya Vino. Duluan nanti saya nyusul." - Chandra.

Chalista dan Dila pun hanya mampu mengangguk.

Mereka pun berjalan menuju parkiran.

Chandra mulai membopong tubuh Zoya yang sudah basah kuyup itu menuju parkiran.

"Itu mobilnya, Dila tolong idupin mobilnya."  - Chandra.

"Oke" -Dila.

"Kita tunggu Vino bentar. Vino lagi ngurusin si Febby ama antek - anteknya." - Chandra.

Ya, yang membuat Zoya seperti ini adalah Febby dan teman-temannya. Hanya karena satu alasan. Mereka merupakan Fans setia Vino. Selama ini tak ada perempuan yang berani mendekati Vino karena telah di ancam oleh Febby, namun kali ini ada seorang perempuan. Yang merupakan anak baru. Sudah mencari gara - gara dengannya. Mengganggu Vino, berarti mencari masalah dengannya.

Di sisi lain Vino tengah menatap tajam Febby, yang di tatap hanya mampu menyembunyikan wajahnya yang memerah. Malu.

"Kenapa lo lakuin hal menjijikkan tadi ?" Tanya Vino dengan dingin. Sangat dingin.

Suara dan aura dingin yang Vino keluarkan mampu membuat mereka bergidik ngeri.

"Anu, tadi di kantin dia ganggu kamu makanya ak-" Ucapan Febby terhenti tiba - tiba karena Vink memotongnya.

"Emang kalau dia ganggu gua, harus lo bully? Yang di kantin itu gua yang mulai bukan dia! Emangnya kalau ada yang ganggu gue, deketin gue harus lo bully gitu?" Sinis Vino.

"Ya iyalah, aku kan suka sama kamu." Jawab Fabby nyolot.

"Cuma suka. Ingat gua gak suka sama lo. Dan lo gak berhak ganggu kehidupan gua. Lo bukan siapa - siapa di hidup gua. Temen enggak, keluarga enggak, pacar enggak. Jadi lo jangan ikut campur sama urusan hidup gua." Jelas Vino.

"Tapi kan-" Ucapan Febby lagi - lagi terhenti karena ucapan dingin seorang Arvino Xafier Andres.

"Lo tau gak, cara lo tadi itu pengecut, murahan. Lo bertiga sedangkan dia sendirian. Yajelas lah dia kalah, dan lo masi mikir kalau lo itu kuat dan berkuasa. Enggak. Nyatanya kalau lo lawan Zoya sendirian lo pasti kalah, badan letoy gitu." Ejek Vino.

Fabby merasa tersindir, harga dirinya hancur oleh orang yang iya sukai, untung tidak banyak orang yang menyaksikan. Hanya kedua temannya lah yang menyaksikan.

Ia ingin membalas perkataan Vino, namun terlambat. Vino sudah pergi. Menghilang di pintu keluar gudang tersebut.

Vino pun berjalan menuju parkiran sekolah, menuju mobilnya. Menaikinya. Dan mulai menjalankan mobilnya.

"Tante, kita kerumah sakit dulu ya." Pinta Vino. Saat mobilnya berada di gerbang sekolah.

"Iya, ga papa. Kita kerumah sakit dulu aja, maaf ya udah ngerepotin kalian." - Chalista.

"Gak papa ko tan, yang penting Zoya selamat." Balas Dila ramah. Yang di beri anggukan oleh yang lain.

"Kalian emang anak - anak yang baik. Beruntung Zoya punya teman seperti kalian." Ujar Chalista tulus.

"Saya juga beruntung kok tante punya teman seperti Zoya, anak nya baik." Puji Dila balik. Sambil menatap wajah Zoya yang tengah tertidur setelah merintih sakit kerana tangan dan sudut bibinya terluka.

"Syukurlah kalau begitu." - Chalista.

TBC

Udah aku tepatin janji bakal up 2 chapter sekaligus kalo readersnya Zavin 300. Walaupun agak lambat hehehehe :" oke guys see you next chapter....

Since : 1 - 7 - 19

ZAVIN | нιαтυѕTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang