7. HANG OUT!

573 89 26
                                    

Kamu berkacak pinggang di depan cermin, sedikit memutar badanmu ke kanan dan ke kiri, lalu menggeleng. Kamu menuju lemari pakaian, mengambil beberapa baju yang digantung hanger dan dilipat tersusun, kemudian meletakkannya ke kasur. Berkacak pinggang lagi melihat pakaian yang berserakan di sana.

"Duh, yang mana ya?"

"Yang warna merah muda saja."

Kamu menoleh ke sumber suara, terkejut kamu sampai mundur selangkah.

"WOAH! Duh, Shou-chan! Bikin kaget saja." Kamu menatap Shouri dari atas sampai bawah. Dia hanya mengenakan celana pendek dan handuk yang dikalungkan. Kamu dengan sigap menutup wajahmu.

"Kenapa menutup wajahmu segala? Kamu kan sering melihatnya." Shouri mmenyingkirkan tanganmu dari wajahmu, "coba buka mata kamu."

Kamu merasakan wajah Shouri dekat beberapa sentimeter dari wajahmu. Perlahan kamu membuka mata

"Ba!"

Kamu refleks menampar Shouri. Shouri mengusap pipinya yang bekas kena tamparan tadi, "Sakit!"

"Lagian kayak gitu! Sudah, cepat pakai baju." Kamu mendorong Shouri menjauh.

"Iya.. iya." Shouri mengarah ke lemari pakaian, sementara kamu masih sibuk menentukan pakaian.

"Ayo."

"Sebentar! Kamu saja masih-" kamu menoleh ke Shouri yang sudah memakai kaus lengan pendek berwarna merah muda cerah dan celana panjang denim, "gitu doang?"

"Ya.. tinggal pakai topi saja, sih. Lagian ini juga pakaian sehari-hari kalau mau pergi. Buruan ganti bajunya."

"Sebentar, ini masih memilih."

"Pakai yang merah muda saja."

"Enggak mau, nanti dikira pasangan."

"Memang kita bukan pasangan?"

"Bukan. Katamu kita bukan pasangan, kan?"

"Ya... oke.. ya sudah kamu pakai kemeja biru ini saja dengan celana panjang denim ini." Shouri mengambil pakaian yang dia maksud lalu memberikannmya padamu, "aku tunggu di ruang tengah."

Shouri keluar dari kamar, tidak lupa menutup pintu.

***

"Aku biasanya memanggil Takato-san bagaimana?" tanyamu yang sekarang berjalan di sebelah Shouri.

"Takato-kun." Shouri fokus memandang ke depan.

"Kalau Tatsunari-san?"

"Kimura-kun."

"Kalau mereka memanggilku apa?"

"Ricchan."

Kamu mengerutkan kening, "Ricchan?"

Shouri menghentikan langkah, menghadap dirimu, "Ricchan dari kata Ringo. Pipimu kayak ringo (=apel) tembem trus merona." Shouri mencubit gemas kedua pipimu.

"Ih! Sakit!" kamu mencoba melepas cubitan darinya.

Shouri melepaskan cubitannya, "Kamu menggemaskan sekali. Ingin kugigit rasanya."

Kamu mengusap kedua pipimu, "Kamu gigit apel beneran saja. Jangan aku."

Kalian berjalan lagi.

"Kenapa Ricchan? Bukankah seharusnya Rin-chan?" tanyamu.

"Kamu yang minta."

"Oh, begitu. Oh, iya, kalau cuma Takato-kun yang tahu soal kita, lalu Kimura-kun?"

DREAM [KONDOU SHOURI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang