22. BERLARI SEBENTAR

331 60 20
                                    

Setelah semuanya mereda, sepertinya, Shouri berdiri untuk mengambil futon.

Namun tersadar, untuk apa? batinnya bertanya.

Ia kini sendiri.

Lantas lelaki itu segera membanting tubuh pada tempat tidur. Menghela napas ia sembari memejamkan mata.

Aromamu masih tersisa di sana.

Shouri berbaring menatap langit-langit kamar yang masih terang benderang. Rasanya malas untuk mematikan lampu.

Sejenak memejam mata untuk tidur, tapi nihil. Sedetik membuka matanya kembali.

Tiap pejaman mata masih ada kamu.

Segera Shouri mengubah posisi menjadi duduk. Diambilnya ponsel yang sedari tadi di saku celananya.

Melihat layar ponsel pun rasanya ingin menangis, pasalnya fotomu dijadikan foto layar kunci.

Mencoba tak peduli, ia membuka aplikasi pesan singkat. Orang yang dituju adalah Takato.

You
Takato, sudah di apartemen?

Takato
Belum. Kenapa?

You
Aku boleh menginap di tempatmu malam ini?

Takato
Boleh. Sekalian bawa barang-barang keperluan besok syuting

You
Oke

Takato
Kunci cadangan ada di dekat rak sepatu, kalau kamu ke sana belum ada aku.

You
Sankyuu, aibou!

Takato
Iya iyaaa

Segera Shouri berkemas. Ia mengambil satu ransel dan tas kecil. Membuka lemari, memilah-milih mana yang harus dibawa.

Selang beberapa lama kemudian, ia selesai berkemas. Segera ia mengambil buku dan disobeknya satu lembar kertas. Menulis sesuatu kemudian.

Aku ada keperluan syuting dengan Takato di Miyakojima selama satu minggu. Kulkas masih penuh bahan makanan. Aku juga sudah menulis nomor telepon untuk memesan makanan sekitar sini.

-Shouri

Setelah menulis itu, ia kembali tersadar. Bukannya ia benar-benar sendiri detik ini?

Untuk apa? batinnya bertanya lagi.

Mengembuskan napas kemudian, karena sudah terlanjur jadinya tetap tulisan itu akan ia tempel di kulkasnya.

Dikenakannya jaket, lalu menggendong ransel dan tas kecil ia semaykan di bahunya. Membawa kertas tulisan itu ke dapur. Ditempelnya dengan magnet kulkas.

Setelahnya Shouri mematikan semua lampu, lantas keluar apartemen. Bahkan kuncinya ia sembunyikan di balik keset.

Menatap pintu apartemennya kemudian bergumam.

"Aku ingin berlali sebentar. Darimu."

Kemudian berlalu.

***

Sampai di apartemen Takato, ia membuka pintu dengan kunci yang ditemukan dekat rak sepatu.

Masih gelap. Penghuninya belum pulang.

"Permisi..." katanya.

Setelah memasuki kamar Takato, ia menyalakan lampu. Ia sudah hatam tempat ini. Shouri mengambil futon di lemari, digelarnya kemudian bersama selimut dan dua bantal.

Tak lupa kembali ia matikan lampu.

Shouri mengambil posisi telengkup dengan satu bantal di bawah wajahnya, satu lagi ia gunakan di atas kepala dan menutup kedua telinganya.

Mencoba tidur, meski berkali-kali wajah kamu muncul dalam pejaman matanya.

Biarlah, batinnya.

Kini bahunya bergetar. Isaknya terdengar.

***

Shouri kini sedang terlelap, dengan posisi yang masih awal.

Takato yang baru saja masuk ke kamar, melihatnya membuat terkejut.

"Langsung tidur, ternyata?" ucapnya pelan.

Takato mendekatinya, mengembuskan napas kecewa, "Ganti sarung bantal lagi, deh."

Takato sepertinya sudah paham dengan kondisi Shouri sekarang.

[Bersambung]

Iya, makin lama chapter-nya sedih-sedihan terus, maaf ya :(

DREAM [KONDOU SHOURI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang