"Jaem berisik! Jangan keras-keras! Tetangga bisa marah nanti!"
"Ih kamunya ngapain?!"
"Loh? Kamu ngajak aku ke kamar bukan buat gituan?"
Jaemin yang konek segera memukul Jeno dengan bantal.
"Ih bukan! Mesum banget sih!"
"Terus ngapain?"
"Tidurlah! Emang kamu mau tidur di sofa kamar tamu?! Jisung kamarnya dikunci jadi kamu ga bisa tidur disana!"
"Yaelah, bilang kali Jaem."
"Kamu yang kotor pikirannya!"
Jaemin menelusuri badan Jeno dengan pandangannya. Ia menelan salivanya keras-keras. Rahang yang tajam. Tulang leher yang menggoda. Bisep yang ingin ia gelayuti setiap saat. Dadanya yang bidang. 6 kotak di perutnya. Paha yang kencang. Jangan lupakan urat tangan yang begitu seksi. Tidak disadari ia mengunci pandangannya di jendolan boxer Jeno. Besar, sangat bahkan. Telinga Jaemin memerah. Wajahnya ikut juga.
"Sekarang siapa yang kotor pikirannya, hayo?" goda Jeno mencolek dagu Jaemin.
"Suka lihatnya?" tanya Jeno sambil mengangkat kedua alisnya.
Jaemin mengangguk tanpa sadar.
"Kalo suka, terkam aja."
Jaemin langsung duduk di atas perut Jeno membuat yang punya kaget.
"Jeno, kamu disini suaminya. Tapi jangan salah, istri juga bisa megang kendali."
YOU ARE READING
Fluff (NOMIN)
FanfictionHanya cerita yang menggemaskan tentang Jeno dan Jaemin. "Uangnya cukup kok, papa." "Kalo ga cukup, pake punya papa aja. Uang Papa kan uang Mama juga." Fanfiction Lee Jeno x Na Jaemin