0.13

679 34 0
                                    

"Ampun Jen." Rintih Jaemin pada pukul 4 pagi sambil terbaring telungkup dengan Jeno masih posisi yang sama di atasnya.

"Katanya tadi mau megang kendali." Ucap Jeno sambil mencium tengkuk Jaemin.

"Kan di awal. Ini udah ronde ke 5 loh Jen."

"Sekali lagi yang." Jeno menarik pinggang Jaemin seperti posisi merangkak.

Jaemin memutar bola matanya. Heran dia tuh sama Jeno. Ga minum obat kuat tapi ga turun-turun dedeknya dari malam kemarin. Tidak tau apa pantatnya sudah sangat sakit. Mana hari ini harus menjemput Jisung di rumah Chenle, duduk aja sakit gimana mau jalan. Meskipun begitu, Jaemin mengiyakan tawaran Jeno.

.

"Puas banget aku Jaem."

Jeno kini sedang mengantar Jaemin ke rumah Chenle untuk menjemput Jisung. Ia prihatin dan takut jika Jaeminnya tidak bisa fokus karena sakit di bagian bawah tubuhnya itu. Nikmat di awal, kasihan di akhir. Iya sekarang Jeno ikut meringis melihat Jaemin yang bahkan duduk di kursi pengemudi aja meringis kesakitan.

"Sakit Jennnn. Kamu sih!"

"Iya iya sayang, maafin aku yah."

Yang awalnya mulai siapa yang salah siapa, suami ngalah aja udah. – inner Jeno.

"Ga ada lagi kaya beginian!" ucap Jaemin di lampu merah.

"Yah! Kalo aku lagi pengen terus gimana Jaem?!" Jeno meraih tangan Jaemin tapi dihentakan kemudian oleh yang punya.

"Kamu aja yang aku masukin." Jaemin tersenyum mengatakan itu.

Kaya aku bisa aja masuk-masukin. – inner Jaemin.

"Nggak! Aku suaminya! Aku yang masukin!" Jeno menggeleng-geleng keras kepalanya. Tidak habis pikir jika dia yang digitukan. Mau ditaruh dimana muka, badan dan juniornya yang gagah perkasa itu.

Jaemin tertawa terbahak-bahak, lalu mengelus surai Jeno. Dikecup wajah pria tampan disebelahnya berkali-kali. Jeno hanya geli sambil tersenyum menunjukan eye smilenya.

"Bercanda kali Jen."

Fluff (NOMIN)Where stories live. Discover now