Si egois adalah putera mahkota

55 13 2
                                    

Segera cowok itu langsung menuruni tangga dengan langkah penuh emosi apalagi ketika dilihatnya langsung wajah musuhnya itu benar-benar membuatnya terbakar, "Ngapain lo kesini?" ujar cowok itu cepat. Cewek yang sedang duduk di sofa rumahnya itu memuakkan!

"Gue mau kasitau nyokap lo soal kelakuan lo selama ini, lo tuh keterlaluan, Fan! Lo kira bully adek kelas yang punya kekurangan itu bagus, hah?!" Shafa langsung bangkit seraya berkacak pinggang, rasanya dia ingin memberi cowok egois itu pelajaran. Andai bisa.

"Heh brengsek, bisa gak sih lo tuh gak usah selalu ikut campur urusan gue?" balas cowok itu dengan tatapan tajam, kini rasanya kebencian cowok itu berlipat-lipat seakan membuatnya ingin melakukan kekerasan pada cewek itu.

"Fan, kamu selama ini ... ?" sekarang malah mamanya yang mengeluarkan suara bergetar seolah tidak percaya dengan apa yang didengarnya, Alfan mengalihkan pandangannya menatap mamanya masih dengan wajah penuh kebencian.

"Bacot!"

Suara gaduh juga ribut itu didengar oleh papanya, membuat pria berumur itu ikut keluar dan seolah memasang wajah tidak sabar. "Ini ada apa ribut-ribut?"

Alfan tampak tersenyum sinis mendengarnya, ini dia hal yang dia nantikan. Segeralah putera mahkota itu bergerak mendekati sang raja dan meminta bantuan. Seperti biasa papanya pun langsung membela Alfan tanpa melihat kebenaran yang terjadi, "Sudah cukup. Shafa, kamu pulang saja! Alfan itu putera saya yang sangat baik, saya tahu dia."

Cewek itu kini meneguk liurnya tak percaya dan akhirnya dia pulang dengan tangan kosong. Dia benar-benar kecewa dengan pemilik yayasan sekolahnya yang benar-benar tidak bisa bersikap bijaksana dan selalu meninggikan puteranya itu. Cowok itu langsung memasang wajah puas tak lupa berterima kasih pada sang raja. Seperti biasa memang sang raja selalu ada untuknya. Sekarang mamanya malah beradu mulut dengan sang papa namun selalu nihil yang didapat. Lagipula mereka tidak pernah akur.

"Pa, anakmu itu keterlaluan! Dia keterlaluan!"

"Kau juga gak usah ikut campur, Alfanku itu udah sempurna."

🗿

Jam delapan malam Alfan masih sibuk tidur bersantai di rumah besarnya. Namun apa daya karena lagi-lagi didengarnya suara ribut dengan benda-benda yang terlempar, pecah, patah, juga berbagai suara lainnya yang mengganggu pikiran sehingga membuatnya menutup diri dengan selimut namun tetap saja suara ricuh itu tak kunjung berhenti.

"Kampret! Mau tidur aja susah!" makinya. Karena tidak tahan akhirnya dia berjalan mendekati tangga, dilihatnya dari atas pertengkaran verbal orang tuanya. Entah kenapa mereka tidak pernah bosan bertengkar, rumah ini tidak pernah merasakan sedikit pun suasana harmonis. Hal ini dikarenakan sang raja suka sekali selingkuh namun dia tidak peduli dengan mamanya. Dia malas membela wanita itu. Justru papanya yang brengsek itulah yang memberikan apapun untuknya.

Huft, jujur dia benar-benar benci suasana seperti ini. Lantas dia kembali ke kamar lalu mengambil kunci sedannya dan perlahan menuruni tangga untuk diam-diam pergi ke suatu tempat lewat pintu belakang. Tak lupa menyusun rencana pertemuan dengan para komplotannya.

🗿

1US - Binar Rapuh✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang