Si egois dalam marabahaya

52 14 0
                                    

"Brengsek! Bangsaaat!" Kini ditendangnya asal botol kaleng kosong di jalan. Dia masih saja mencak-mencak tidak mau menerima kenyataan. Diacaki lagi surainya penuh kegusaran, kini surainya sudah berantakan bak orang stres. Dia tidak suka berpasrah namun keadaan benar-benar mendesak. Oh, kemana sekarang dia akan melangkah? Nomor telepon mama kandungnya saja bahkan tak mau disimpannya. Kakinya berjalan luntang-lantung sembari merenung. Dia jadi sedikit menyesal selama ini selalu membentak mamanya namun untuk bergerak meminta maaf? Tidak deh, gengsinya masih setinggi langit ke tujuh!

Kembali lagi dia berpikir, sebenarnya apa yang membuatnya diusir? Selama ini dia selalu jadi anak pandai, berprestasi, juga membanggakan. Lalu apa kurangnya dia hingga dibuang begini? Yah, walaupun dia memang nakal sedari SMA. Dia mungkin memang bisa berhenti merokok, minum-minuman keras, bahkan bergonta-ganti pacar, namun bukankah itu hal yang wajar diusianya sekarang? Lagipula papanya menolerir itu dan selalu memberikan apa yang dia inginkan.

Lantas kenapa baru kali ini papanya merisaukan hal kecil, seperti IPK turun--itupun tidak drastis. Apakah papanya memang terganggu bila IPK Alfan turun atau terpengaruhi ibu tirinya? Belum lagi diperburuk keadaan disaat dia sedang benar-benar jatuh penuh kesulitan, tidak ada satu pun temannya yang mau membantu padahal cowok egois itu selalu memberikan bantuan kala mereka susah. Benar-benar! Jangan-jangan selama ini dia hanya dimanfaatkan saja? Teman palsu! Tak tahu diuntung!

Gubrak! Ckiiit!

Tubuhnya tertubruk jauh ke depan. Dia tidak tahu apa yang telah terjadi, semua terasa sangat singkat dan mendadak. Kini dia merasa berat karena seseorang yang tadi mendorongnya langsung menibannya. Dada cowok itu bergerak naik-turun gemetaran, nafasnya tercekat, bibirnya kelu dan memucat, pendengarannya masih sakit karena suara barusan cukup memekikkan telinga. Jujur, cowok itu masih shock dengan apa yang telah terjadi bahkan tampak dari netranya masih melotot tak percaya. Perlahan cowok itu mulai mengendalikan diri. Orang yang ada di belakangnya pun mulai bangkit membuat cowok itu ikutan berdiri, mengubah posisinya yang tadi; telentang.

Setelah beberapa lama bangkit menahan sedikit rasa ngilu di bagian lututnya yang sepertinya luka kecil, cowok itu mencoba membalikkan tubuhnya dan aktif melirik sekitarnya, tampak beberapa kue-kue kecil yang terhambur berantakan di sekitar jalanan juga ada sebuah mobil dalam jarak hanya 3 meter darinya. Sangat dekat. Kini dadanya terdegup. Berarti dia hampir tertabrak?!

"Kakak gapapa, kan?"

Anak itu bertanya dengan suaranya yang cempereng ala anak kecil, penanda belum memasuki masa pubertas. Seketika hati cowok itu berdenyut. Ada sedikit rasa kasihan juga bersalah karena menyelamatkannya anak itu jadi terluka juga dagangannya terbuang sia-sia tapi jika tidak menyelamatkannya, nyawanya justru bisa saja terancam. Ternyata mobil ini kehilangan kendali hingga melewati pembatas jalan dan hampir menabraknya, untunglah cowok itu didorong oleh seorang anak kecil yang kira-kira masih sepuluh tahunan pembawa tampah berisi penuh kue yang kini berhamburan sembarang. Sepertinya anak itu penjual kue keliling.

"Ma-maafkan saya!" wanita berusia dua puluh lima tahunan itu menundukkan kepala merasa tidak enak terhadap Alfan juga anak kecil di sebelahnya. Cowok itu langsung memasang wajah garangnya, dia benar-benar kesal. Untung saja dia dan si anak baik-baik saja walau terluka kecil, tak terbayangkan kalau mereka berdua tertabrak mobil itu.

Langsung saja dia berapi-api tidak peduli bila dikatakan kasar, sinis, atau tidak sopan terhadap orang yang lebih tua. "Lo tuh bisa bawa mobil gak, sih?! Kalo gue kenapa-napa, gimana?! Emang bisa tanggung jawab?" dia merasa yang dilakukannya wajar karena kejadian barusan menyebabkan nyawanya terancam namun kini wanita itu tetap bergeming ketakutan. Akhirnya dengan bantuan warga sekitar, mobil itu dibawa ke bengkel dealer dan mereka bertiga pergi ke rumah sakit terdekat karena cowok itu juga sang anak malang sama-sama terluka ringan.

🗿

1US - Binar Rapuh✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang