Setelahnya saat Alfan dan komplotannya asyik berhaha-hihi menongkrong ria di salah satu warung Mie Aceh yang terletak di kawasan Cengkareng itu tiba-tiba hal yang tak terpikirkan terjadi. Hal yang langsung mengubah seluruh hidupnya, bahkan dia tidak tahu kalau peristiwa ini akan terjadi juga.
Pertama, teleponnya berdering kencang sekali.
"Angkat dulu, bro!" celetuk Wendy salah satu anggota genk Alfan yang berwajah khas Indonesia Timur itu dengan cepat membuat Alfan menarik senyum paksa lantas mengambil teleponnya itu izin meninggalkan komplotannya. Dalam hati, dia mendecih sebal karena siapapun penelepon itu sangat mengganggu waktu menyenangkannya.
"Halo." Kedua, inilah kenyataannya.
"Selamat malam saudara Alfan, apakah anda bisa pergi ke Pengadilan Agama Kembangan Selatan?" Ketiga, Alfan lantas berusaha meneguk liurnya susah payah. Pengadilan Agama Kembangan Selatan? Dia memang mengetahuinya, itu masih di dekat rumahnya. Namun kenapa? Apa yang telah terjadi?Sesampainya di sana netranya tak mampu berhenti melotot tegang terutama saat didapati kedua orang tuanya telah resmi dinyatakan berpisah. Dengan tanpa ragu mamanya menatap putera semata wayangnya untuk terakhir kali, "Mama udah nggak kuat sama papamu. Lagipula kamu bisa kan hidup tanpa mama? Buktinya apapun yang mama sampaikan nggak pernah kamu dengarkan, yaudah itu aja. Selamat tinggal, Fan."
Keempat. Itulah takdirnya. Dia tidak tahu lagi kabar wanita yang selama ini selalu dikasarinya itu.
🗿
Dua tahun kemudian...
Mobil sedan hitam miliknya terparkir rapi di salah satu kampus ternama di kawasan Grogol, Jakarta Barat. Sang empunya bernama Alfan itu baru saja turun dari kendaraan beroda empat hingga akhirnya teman sepermainannya dari zaman SMA malah mengajaknya bolos ngampus lalu menongkrong. Sebelumnya dia sempat berpikir keras, tampak menimbang-nimbang namun akhirnya tawaran itu diiyakannya. Akhirnya cowok itu masuk ke mobil salah satu temannya yang di dalamnya sudah ramai. Disapanya satu per satu kawan sesama bejatnya itu.
"Wah, ikut juga lo, Fan!" seru girang salah satu temannya sembari menepuk pundaknya cepat. Membuat cowok egois itu mengeluarkan senyum tipisnya.
"Iyalah pasti, hahaha."
Setelah asyik berhura-hura dengan kegiatan maksiat duniawi yang menyenangkan itu akhirnya Alfan sampai di rumah. Sesampainya di rumah besarnya, Alfan menghela nafas. Sudah dua tahun orang tuanya cerai dan kini dia tinggal bersama dengan sang papa yang memanjakannya dengan ibu tirinya. Sebenarnya dia agak kurang respect dengan ibu barunya yang menurutnya sama menyebalkannya seperti saingannya kala SMA dulu, Shafa. Ibu tiri itu ribet dan suka mengatur-ngatur, beda dengan mama kandungnya yang masih agak lembut.
"Alfan, kamu habis darimana?" tanya ibu tirinya cepat dengan gerakan kedua tangan berkacak pinggang, menyelidik. Dia sungguh berbeda dengan mama kandung Alfan yang entahlah sekarang dimana kehadirannya.
"Abis ngampus," jawab cowok itu asal dengan tampang tak acuh. Masih tidak mau memandang sosok di hadapannya yang tengah memergokinya.
"Oh, yakin ngampus? Bukannya kamu bolos? Pacar kamu nih bilang dia liat temen kamu bikin Indogram Story lagi jalan-jalan. Sayang banget ya, mama gak sebodoh itu!"
Alfan menajamkan netranya lalu merengut kasar, "Terus tante mau ngapain? Aku gak peduli ya!" Cowok egois itu langsung melengos melewati ibu tirinya yang masih tidak dianggapnya sebagai 'mama'. Dia benar-benar membenci wanita itu.
Namun wanita itu bukannya menangis, bersedih meratapi nasib, atau apa. Dia tidak sebodoh itu, dia tidak selemah itu. Nampak wanita paruh baya itu menarik bibirnya miring, mengulas seringaian keji tidak terima diremehkan begitu saja oleh anak tirinya, "Hm, berani macam-macam anak itu ya."
🗿
KAMU SEDANG MEMBACA
1US - Binar Rapuh✔
General Fiction[ONE UNIVERSE STORY SERIES] WARNING! KATA KASAR BERTEBARAN! JANGAN DITIRU! BACALAH CERITA INI DENGAN BIJAK! - Alfan from Bawel vs Noob Ini adalah cerita tentang si egois Alfan dan sang binar Philia. Alfan, cowok bak putera raja karena segala keingin...