5.

501 19 2
                                    


Setelah beberapa persiapan dilakukan untuk pelantikan anggota rohis yang baru, Nafisya dan seluruh anak rohis serta anggota ekstrakurikuler yang lainnya pun ikut ke bumi perkemahan tanjung sari.

Setibanya anggota ekstra rohis disana diawali dengan pemansangan tenda dan pemberian informasi untuk disana. Setelah itu mereka melaksanakan sholat dhuha serta beristirahat sebentar di tenda untuk peserta sedangkan untuk panitia berkumpul sesuai seksi-seksinya untuk diberikan pengarahan.

Nafisya dan ketiga sahabatnya terpilih untuk menjadi seksi konsumsi. Hari pertama kami ingin memasak telur balado, dan tumis kacang panjang untuk siang dan untuk malamnya disediakan dari sekolah.

Sayuran dan bumbu dapur telah siap untuk dimasak, Kirana dan Salma lah yang kebagian untuk memasak. Aku pun berjalan-jalan disekeliling area perkemahan dengan Saffiya.

"Sya tuh ada Ahkam." Ucapnya sambil mengeser wajahku ke arah Ahkam.
Seketika pandangan Nafisya langsung menoleh ke arah Ahkam dan begitu pun dengan Ahkam, yang melihat ke arah Nafisya. Tanpa waktu lama Nafisya pun langsung menundukan pandangannya, mungkin Ahkam pun juga akan melakukan hal yang sama.

"A ciaa, emang ya kalau sudah jodoh mah, nengok saja bisa barengan. Ada ikatan batin pasti tuh Sya." Goda Saffiya sambil menujuk-nujuk jari telunjuknya ke wajah Nafisya.

"Apa sih Fiyy. Ga jelas sudah ah Ahkam mulu. Entar suka lohhh."
Nafisya berjalan cepat meninggalkan Saffiya.

Saffiya pun berjalan mengikuti Nafisya sambil berkata :
"Cie ada yang cemburu nih, ga koo tuan putri ga akan diambil Ahkam nya. Benar deh. Ga akan janji deh."

"Apaan sih. Kalau dia jodoh kamu gimana? "

"Aku kasihin buat kamu, biar kamu senang."

"Emang bisa? Aku ga seneng ko.. Aku tuh ga suka Fiy sama dia, lihat mata aku kalau kamu ga percaya. " ucapnya dengan memperlihatkan mata melotot.

"koo melotot ya Sya, mata bisa bohong. Tapi hati kamu tetap untuk Ahkam. Hahhahaaaa. "

"Tau ah aku capek." Ucapnya ambil melangkah dengan cepat.

Lalu Fiyya mengejarnya sambil meneriakinya yang sudah berada lumayan jauh dari posisinya.
"Nafisyaaaaaaaa maafkan akuu."

Malam hari ke 2
Dimalam yang sunyi ditemani angin yang menari-nari sambil menikmati suara musik bernyanyi kami bersama-sama didepan api unggun yang sudah menyala. Pada saat api unggun sudah menyala mulailah setiap kelompok menampilkan yel-yel nya.

"ka aku boleh izin ke kamar mandi tidak? " ucap salah satu ade kelas kepada Nafisya

"oh ya boleh, hayu aku anter ya. Aku ambil senter dulu tunggu disini saja."

Nafisya pun berjalan sendiri ke tenda untuk mengambil senter nya. Setelah mengambilnya ditutup lah pintu tenda. Lalu mereka pun menelusuri jalan yang gelap dengan angin yang kencang. Jarak untuk ke kamar mandi memang agak lama karena jarak yang cukup jauh.

"Rasanya kepalaku pusing sekali, lemas banget. " ujar Nafisya dalam hati dengan berjalan lemas.

"Kaka kenapa ka?"

"Tidak apa-apa. "

Setelah selesai mengantar kekamar mandi rasanya dia tambah lemas.
"Kalian langsung ke api unggun lagi ya, balik ke kelompok nya masing-masing."

Menanti Cinta IllahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang