6

418 12 1
                                    

###Sebelumnya mohon maaf ya readers ada kesalahan dalam update. Ini part 6 jadi baca terlebih dahulu part 5 ada setelah part ini.
####
Semenjak ucapan Ahkam kepada Nafisya di danau perkemahan tersebut. Sikap Nafisya terlihat menjauhi diri dari Ahkam.
Entah Ahkam peka atau tidak tapi sikap Nafisya menjadi jutek kepada Ahkam. Mungkin Nafisya kurang nyaman terhadap Ahkam.

Di pagi yang cerah namun tidak secerah kehidupan yang ada. Nafisya bersama teman sekelas nya yakni 11 ips 2 sibuk mengerjakan tugas dari pak Syanur. Beliau terkenal sekali dengan guru yang tegas dan memberi nilai apa adanya. Oleh karenanya murid-murid yang beliau ajar pun sangat getol dalam mengerjakan tugas darinya.

Nafisya mulai mengerjakan soal-soal geografi yang beliau kasih. Kebet kebet kebet itulah yang Nafisya lakukan saat kebinggungan. Menurutnya soal yang ada dibuku ini suka aneh. Apa yang dibahas apa yang ditanya.

Teman-teman sekelas nya pun tidak mau ambil pusing dengan segala cobaan tugas yang ada. Mereka menggunakan internet untuk mencari jawabannya. Karena jawaban nya tidak ada dibuku lks maupun paket.

Banyak dari mereka yang memilih instan untuk to the point ke jawaban tanpa mencari alasan, ada juga yang membaca panjang lebar bacaannya demi mendapat jawaban.

Nafisya membuka buku paket miliknya yang kemarin sempat tertinggal di mushola sekolahnya.
Ia mulai mencari materi dengan budaya Indonesia. Mulai lah keluar lagi suara kebet kebet kebet dari buku yang dibacanya.

Nafisya pun menemukannya “Nah ini dia.”

“Halaman berapa Sya? “

“98 Sal.”

Dibaca nya paragraf demi paragraf untuk menemukan jawaban. Dibukanya lembar berikutnya yakni halaman 99.

Terdapat amplop didalamnya.
Nafisya lalu mengambil amplop itu dan membukanya.

Assalamualaikum Nafisya.
Maaf menggangu. Terima kasih telah mau membuka surat ini.
Aku ingin meminta maaf atas ucapanku didanau itu.
Maaf karena aku terlalu lancang untuk mengatakan perasaan aku ke kamu.
Tapi Sya itulah perasaan yang aku alami kepadamu. Itulah perasaan dari sejujur nya perasaan yang ada.
Aku tau ko kalau kamu marah, maaf ya kalau kehadiran aku telah menggangu dalam hidupmu.
Sekali lagi maaf.
Tertanda
M. Ahkam Al Fazri

Pukk
Tepukan tangan Salma diatas pundak Nafisya.

“Heii Nafisya, nulis lagi heii.” Ucap Salma sembari menulis.

“Hei Sya, benggong aja. Eitss apa tuh. Surat ya?  Hayoo dari siapa? Hayoo?” Tanya Salma sambil menunjuk-menujuk ke arah muka salma dengan memansang mata yang penasaran sambil menyenggol-nyenggol tubuh Nafisya.

Salma pun mengambilnya sembari bilang aku baca ya Sya.

Nafisya pun tetap terdiam.
Salma terkejut dengan isi surat tersebut. Lalu Salma melirik kearah Nafisya yang terus saja melamun setelah membaca surat itu.

Salma langsung menanyakan berbagai macam pertanyaan namun sayang, Nafisya tidak menjawab satu pun pertanyaan yang diajukan oleh Salma.

Salma pun melakukan hal kedua yaitu menasihati Nafisya. Heran ya dengan Salma. Orang Nafisya belum cerita apa-apa, tetapi dia sudah memberi nasihat dan motivasi pada masalah yang belum dia tau detailnya. Ya begitulah Salma.

“Nafisya ayo dong sudah, pas ga si Sya motivasi aku ke kamu sama masalah kamu. Lagi si kamu ga mau cerita.”

Nafisya masih terus saja terdiam. Dia merasa bersalah karena sikap jutek dan judes nya kepada Ahkam.

Menanti Cinta IllahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang