“Iya suara itu.” Ucapnya dalam hati
Suara itu sangat mirip dengan vn yang Salma berikan waktu itu yang sering Nafisya dengarkan dimalam hari sambil mengerjakan tugas.
Iya suara itu.
Iya benar aku ingat dengan jelas.
Suara itu,,,.
Dag dig dug der
Hati Nafisya berdetak tak karuan. Nafisya rasanya ingin sekali melihat wajah laki-laki itu. Nafisya mulai mengangkat kepalanya dan melirik kearahnya namun belum juga melirik tangan Nafisya terus saja bergetar, Nafisya sangat takut.
Pria itu pun selesai menyanyikannya. Namun apa daya, detakan dalam jantung Nafisya masih saja terus berdetak.
Nafisya menarik nafasnya lalu membuangnya. Karena mencoba menenangkan dirinya serta menetralisir detak jantungnya. Lalu dia memperkenalkan diri.
“Nama Saya Nafisya ,saya sekolah di MAN 5,
“Kaka Nafisya bisa nyanyi? “
“Suruh sholawatan saja ka Dian”
“Yasudah ayuk Nafisya sholawatan.
Para peserta pada setuju ga nih kalau mereka sholawatan berdua?”Sontak semua peserta langsung teriak “setujuuuuu setujuuuu.”
“Innalillahi, bencana apa ini?” Ujar Nafisya dalam hati.
..................
Seminar pun selesai,
“Ehh sholat dulu yuk. ““Yuk, dimana masjidnya?”
“Dari sini belok kanan terus lurus. "
“Jangan sok tau deh Nis.”
“Ya ampun kaliannn,,, tuuu lihat Fiy lihatttt ada petunjuk arahnya. “
“Sudah sudah, ayoo buru jangan debat terus. “
“Iya Sya iya, Sya cowok tadi cocok deh sama kamu.”
“Apa si Nis.”
“Tapi emang iya tau. Cocok.”
“Jodoh mah ga ada yang tau Sya.”
“Eh jangan gitu dongg Nafisya kan sama si Ahkam.”
“Tau ah males. “ Nafisya pun berjalan meninggalkan temannya.
....
Selesai sholat kami mampir ke kantin kampus untuk makan siang.
“Pak baso nya empat, dua telur, satu urat, satu lagi mercon.” Ucap Nafisya pada abang tukang baso.
“Baik mba.”
“Jangan pakai micin ya pak. “
“Iya mba.”
Kami pun menunggu di tempat makan.
“Emhhh emhh lihat deh tuh, cowok yang tadi ganteng-ganteng banget haduh mukanya juga kayak anak masjid deh, kalau gak dapat yang tadi setidaknya dapat temannya.” Ucap Nisa sambil memperhatikan pria di pojok kantin.
“Amit-amit deh Nisa jangan bikin malu napa.”
“Iya benar tuh Sal, nanti jatuhnya zina.” Ucap Nafisya.
“Ah kalian mah emang ga tau orang ganteng apa?”
“Makan tuh ganteng!”
“Tapi emang benar deh Nis ganteng banget.” Ucap Fiyya sambil melihat kearah lima laki-laki itu dengan senyum-senyum.
“Terserah lah!”
........
Sesampainya dirumah Nafisya teringat oleh suara pria itu, Nafisya masih sedikit ingat dengan wajah lima laki-laki yang ada di kantin. Namun yang mana pria pemilik suara itu?
Hati Nafisya terus gelisah dengan rasa penasaran yang tak kunjung pergi.
Tok tok tok
"Nafisya, ayuk makan sayang, abi sama yang lain sudah tunggu."
"Iya Umi, tunggu sebentar ya. Nafisya ambil pakai kerudung dulu Umi."
..
Suasana makan malam saat ini lebih ramai dari biasanya karena kehadiran om Hendra, mba Syifa dan adik Najwa."Wah Nafisya sudah besar ya, dulu padahal pas kamu pulang kampung masih om gendong-gendong."
"Heehehee, tapi Nafisya masih imut kan om? "
"Engga ah kamu sekarang gendutan."
"Ihh om mahh.."
"Hayu salim dulu sayang sama ante Nafisya." Ucap wanita dengan gamis pink nya yang bernama Syifa itu.
"Ih lucu banget si keponakan tante,, Najwa sekarang sudah kelas berapa sayang?."
"Atu masih paud tante, atu dulu tan suka gambal ya ante gambal gajah sama beluang. Nanti aku mau diajalin gambar lagi ya ante."
"Iya sayang. Nanti kita gambar di kamar Tante ya."
"Yeee asikkkkkk."
"Nafisya memang nih, sudah pandai momong."
"Iya lah, Nafisya kan sudah mau menikah."
"Enak saja kamu Ndro, masih kelas 11 dia tuh." Ucap Abi Nafisya.
"Tau nih om aneh."
"Btw, gimana dengan anak pertama, kedua, dan ketiga mu mas? "
"Yang satu ya biasalah namanya juga sudah menikah jadi tinggal sama suaminya di Surabaya. Yang satu lagi kuliah di Malang dan satunya lagi di Bandung."
"Beda-beda gitu toh mas. Mbok di santuin gitu loh."
"Ya gimana yaa Ndro sudah jalannya."
"Si Ayunda toh Pakde yang sudah menikah?"
"Iya baru Ayunda, si Kaila mah masih semester 2 di Bandung. Nah si Lutfia dia bentar lagi wisuda."
"Ke Malang dong ya pakde?"
"Iya insyaaAlloh 3 bulan lagi ya sekitar November lah."
"Nafisya mau kemana nih rencana?"
"Pengen ke Yogyakarta om, tante."
"Semangat Sya, kejar mimpimu."
Mohon maaf ya baru sempat update lagiii..
Semoga kalian suka sama cerita nya..
KAMU SEDANG MEMBACA
Menanti Cinta Illahi
SpiritualMenanti cinta Illahi. Hanya seorang pendosa yang mengharapkan cinta yang suci, Cinta yang menambah keimanan dalam diri untuk menggapai Ridho Illahi, dengan menahan segala yang datang yang mungkin akan membawa pada kesalahan atau bisa juga untuk me...