Bully

120 3 0
                                    

Semua orang yang membully dan menghina adalah sosok yang tidak pernah mendapatkan kasih sayang.

~~~

Sekarang Ara sedang pelajaran berada di cafe bersama Iyan, Setelah dia melewati hari hari nya dirumah sakit selama 4 hari.

Mereka bercanda ria di sebuah cafe ternama, Awalnya Ara tidak mau memasuki kafe tersebut, Tapi karena Iyan memaksanya. Akhirnya ia masuk dan ya! Ia duduk sambil menikmati roti bakar dan jus strawberry nya.

" Ra? Lo gak mau gitu berhenti suka sama Nanta, Masih ada loh yang nunggu lo sampel saat ini " Ujar Iyan.

Ara yang mendengar perkataan Iyan mendongak dan menjawabnya.

" Gue juga gak tau, Gue suka sama dia tanpa alasan Yan " Jawab Ara.

" Oh oke, Soal papa lo? " Iyan yang melihat Ara cemberut langsung berkata.

" Ehh maaf Ra, Bukan maksud gue ngomong kaya gitu kok " Kata Iyan yang nampaknya menyesal melontarkan pertanyaan nya.

" Gak papa kok, Santai aja, hehehe "

" Abis ini lo mau kemana? " Tanya Iyan.

" Pulang "

" Oke deh selesai lo makan kita pulang "

Ara melanjutkan makan roti bakarnya, Roti bakar itu habis diiringi jus strawberry milik Ara. Ara mengajak Iyan pulang karena hari sudah sangat sore.

Iyan pun menyetujuinya, Dan beranjak dari duduknya sambil menggandeng tangan Ara.

Ara kaget ketika tangan Iyan menggenggam tangan nya, Tapi Ara bersikap biasa saja karena ia tidak mau Iyan menjadi canggung nantinya.

~~~

Ara berada di kamarnya saat ini, Memandangi langit kamarnya seraya melamun.

Lamunan tersebut buyar, Akibat teriakan papanya yang memanggil namanya. Ara dengan cepat membuka pintu kamarnya dan menghampiri papanya.

" Darimana saja sih kamu?! Dipanggil gak Dateng dateng, Budek kamu ya?! " Cerca papanya kepada Ara.

" Maaf pa, Ara tadi lagi dikamar "

" Maaf maaf, Cepat kamu bikinkan saya kopi, Jangan lama kaya tadi!!! " Bentak nya.

" I-iya pa "

Ara menuju ke dapur dan mulai mengambil cerek, Ia juga memasukan air kedalam cerek, Lalu cerek itu ditaruh di atas kompor dan Ara mulai menyalakan api dari kompor gas tersebut.

Sambil menunggu air matang dan mendidih, Ara mengambil gelas dan memasukkan kopi kedalam gelas tersebut diiringi dengan gula.

Cerek tersebut berbunyi tanda air sudah matang, Ara mematikan kompornya lalu mengambil cerek berisi air tersebut sambil menuangkan airnya kedalam gelas.

Ara mengaduk kopi tersebut, Lalu memberinya kepada papanya.

" Pa? Ini kopinya " ujar Ara sambil menaruh kopinya.

Ara yang tak mendapat respon langsung pergi dari hadapan papanya dan masuk kedalam kamarnya.

Ia berjalan kemeja belajarnya dan membuka buku tulis fisika.

ANARANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang