Kemarahan PAPA

114 5 0
                                    

Sendiri membuatku tersadar betapa tak berartinya hidupku tanpamu.

~~~

Setelah kejadian di depan perpustakaan, Ara memilih untuk kembali ke kelas, Tapi saat ia sampai di depan kelas. Ia teringat, Bahwa dirinya disuruh mengambil buku di perpustakaan.

Dengan secepat mungkin, Ara berlari dan kembali ke ruang perpustakaan. Ia masuk dan mengisi absen yang terdapat di meja penjaga perpustakaan.

Selesai mengisi absen ia, Mencari buku Fisika, Ara menatap buku itu binar karena buku yang sedari tadi dicarinya ketemu.

Saat Ara ingin mengambil buku tersebut, Ia kewalahan karena buku fisika tersebut berada di urutan paling atas.

" Ihh, kok nyebelin sih, Harusnya bukunya itu ditaruh di deretan bawah biar gue bisa ambilnya bukan malah diatas " Dumel Ara, Sambil terus meloncat loncat.

Tiba tiba ada seseorang yang mengambil buku Fisika itu lalu memberikan nya pada Ara.

" Makanya punya badan itu tinggi kek jerapah, jangan kaya kocheng oren " Ucap pria disamping Ara.

" Gue gak punya receh tuh " Jutek Ara.

" Siapa juga yang minta recehan? Lo kira gue pengemis? " Tanya Nanta.

" Ara gak bilang ya, Nanta sendiri yang bilang, Oh ya, Makasih bukunya udah diambilin " Kata Ara, Lalu pergi meninggalkan Nanta yang masih memperhatikan Ara.

Lo berubah. Batin Nanta, Dan nanta hanya bisa tersenyum melihat sikap Ara yang tidak seperti dulu lagi.

Ara membuka kenop pintu, Lalu keluar dari ruang perpustakaan setelah menutup kembali pintu perpustakaan. Ia dengan langkah cepat menuju kelasnya, Karena jantungnya sedari tadi berdegup dengan kencang.

Sesampainya di kelas, Ara mengetuk pintu dan tak lupa mengucapkan salam, Yang dibalas oleh guru dan siswa yang berada dikelasnya.

" Makasih ya Ara "

" Sama sama Bu. "

Ara duduk untuk menetralisir jantungnya masih saja berdegup akibat ulah Nanta tadi, Ya walaupun bukan apa apa tapi itu cukup membuatnya deg degan.

" Lo kenapa sih Ra? Megangin dada? Sakit dada lo? " Tanya Freya.

" Iya, Jantung gue deg degan "

" Abis ngapain lo? "

" Ketemu Nanta " Lalu mulai memperhatikan guru fisika yang sedang menerangkan.

Freya menatap Ara sangat lama. Dan ia mulai berpikir bahwa Nanta sudah menyukai sahabatnya yang satu ini. Tapi Nanta belum menyadarinya.

Tak memikirkan Nanta dan Ara yang merasuki pikirannya, Ia mulai memperhatikan guru yang menerangkan sama seperti Ara.

~~~

Sekarang Ara, Freya dan Ura sedang berada di taman, Biasanya yang anak seusianya pergi ke mall, nonton atau ke cafe. Tapi mereka malah memilih untuk pergi ke taman.

Melihat anak anak yang sedang bermain dengan sangat riang dan tanpa beban sedikitpun dikala tertawa.

Ara melihat seorang anak perempuan dan anak laki laki yang masih berumur 5 tahun sedang adu mulut, Lalu ibunya memisahkan mereka dan menjanjikan akan membelikan mereka sebuah es krim.

Ara hanya bisa tersenyum miris melihat keakraban kedua anak tersebut dengan ibunya.

Ia jadi teringat ibunya, Ara sangat rindu dengan mama. Tapi Ara tidak bisa melihat dan memeluk mamanya. Ara menangis dalam diam tanpa diketahui oleh kedua sahabatnya.

ANARANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang