Cobaan

101 3 0
                                    

Hari ini Ara sudah mulai sekolah, Karena kemarin Ara membujuk sang dokter untuk memperbolehkan nya pulang, Lalu akhirnya dengan sangat terpaksa sang dokter mengiyakan dan memperbolehkan Ara pulang.

Saat ini Ara sedang bersiap siap, Ia sudah mengenakan seragam serta atribut nya dan juga sepatunya.

Tinggal berpamitan kepada ayahnya saja.

Ara berjalan keluar kamarnya, Dan melangkah ke ruang makan. Disana sudah ada ayahnya yang sedang menyesap kopi hitamnya dengan roti.

" Pa? Aku berangkat dulu ya, Assalamualaikum " Pamit Ara.

" Waalaikumsalam " Jawab Papa Ara.

Setelah papanya menjawab salamnya, Ara keluar dari rumahnya. Ia terus berjalan sampai trotoar untuk menunggu angkutan lewat.

Ara mengecek hp nya jam sudah menunjukkan pukul 06:45, 15 menit lagi kelasnya akan masuk.

Tapi tidak ada angkutan yang lewat, Karena daerahnya jarang dilalui oleh angkutan.

Tiba tiba ada sebuah motor berhenti di depan Ara, Ara dapat mengenali siapa pemilik motor tersebut. Pemilik motor tersebut adalah Nanta.

" Ayoo, Naik! " Tegas Nanta.

" Memangnya Nanta gak keberatan? " Tanya Ara.

" Gak, Cepetan! "

Ara langsung naik ke motor Nanta, Karena tidak ingin membuat Nanta marah jika ia membantah atau memberi pertanyaan yang lebih banyak.

Motor Nanta melaju dengan kecepatan sedang, Karena jarak sekolah lumayan jauh, Nanta menaikan kecepatan motornya yang membuat Ara refleks memukul Nanta.

Bughh...

" Aduhh " Ara yang sadar ia telah memukul Nanta pun, Mengelus elus punggung Nanta yang tadi ia pukul.

" Ehh? Maaf ya Nanta, Ara tadi refleks, Abisan Nanta tiba tiba agak ngebut, Padahal Ara lagi bengong " Ucapan polos Ara, Berhasil membuat Nanta terkekeh.

Ara membulatkan matanya, Ketika mendengar tawa Nanta yang super duper kecil, Tapi jarang.

Sesampainya disekolah Ara turun dan memberikan helm yang Ara pakai kepada Nanta, Nanta pun menerimanya dan menaruhnya diatas motornya.

Ara belum juga pergi dari parkiran, Ia masih memandangi wajah tampan Nanta.

Sampai suara seseorang menyadari lamunan Ara.

" Sampai kapan lo disitu? Sampe pulang sekolah? " Tanya Nanta.

" Eh? Kok Ara masih disini, Yaudah deh, Makasih ya Nanta, Tuh kan Ara gak bisa ngambek sama Nanta, Eh? Kok malah curhat, Yaudah, Makasih Nanta, I Love you "

" Maaf Nanta keceplosan, Dahhh "

Nanta menarik tas Ara, Sehingga Ara berjalan mundur. Dan itu membuat Ara bingung.

" Kok mundur ya? Dah kaya undur undur Ara "

" Gue yang narik tas Lo, Makanya lo mundur "

" Ehh? Nanta ya? Mau minta bayaran? Duit Ara cuma dikit, Nanti Ara jajan pake apa kalo Nanta minta bayaran? " Polosnya.

Sabar Nanta sabar. Batin Nanta.

Ara masih memandang Nanta dengan bingung.

" Gak jadi, pergi sana! " Usir Nanta.

Muka Ara berubah menjadi kesal, lalu menampilkan muka cemberut nya kepada Nanta. Setelah itu Ara langsung pergi dari hadapan Nanta.

Saat Ara ingin menuju kelasnya, Tiba tiba Queen dan kedua temannya menghadangnya dengan muka sangarnya. Ara menghela nafas lelah, Kenapa ia selalu dihadapkan dengan Queen dan teman temannya?

ANARANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang