Makan Malam Bersama

127 2 2
                                    

Kenapa ada kata "Bertemu?"
Jika ada kata "Perpisahan."

~~~

Iyan dan Ara saat ini sudah berada di bandara, Mereka menunggu pesawat Iyan yang akan take off sedikit lagi.

Iyan menatap Ara yang mulai berkaca-kaca.

" Kalo tugas gue udah selesai, InsyaAllah gue balik lagi " ucap Iyan sambil tersenyum.

" Janji yaa " Kata Ara sambil menyodorkan jari kelingking nya ke arah Iyan.

Iyan menurunkan tangan Ara. Dan itu membuat Ara bingung.

" Gue gak mau janji, Kalo gue janji sama lo, Dan gue malah ingkar janji, Lo malah nge cap gue PHP, Jadi gue gak mau bikin lo sakit hati "

Ara menunduk, sambil menahan air matanya yang sebentar lagi akan keluar.

" Ara ikut deh "

" Gak bisa dong, Yaudah, Pokoknya lo harus makan teratur, Jangan tidur malem malem dan jaga kesehatan. Jangan sampe gue denger lo sakit, Gue udah nelpon seseorang buat dateng kesini jemput lo, Jadi gue pamit. Bye adikku " Pamit Iyan kepada Ara.

Sungguh Ara tak rela, Sang penyelamat nya pergi meninggalkan nya sendiri, Ara hanya bisa melambaikan tangannya ke arah Iyan yang perlahan menjauh.

" Bye " Jawab Ara tanpa suara. Ia sangat sedih sekali.

Saat Ara berbalik, Ia melihat Nanta dan seorang perempuan disampingnya yang menatap nya.

Tidak mau berurusan, Ara pergi dari hadapan mereka. Tapi tangannya ditahan oleh Nanta.

" Lo pulang sama kita, Ini suruhan Iyan "

" Gue gak mau meski itu suruhan dia, Lebih baik gue pulang sendiri "

" Lo tuli atau gimana?! Hah?! Gue bilang pulang bareng kita! " Nanta menarik paksa tangan Ara, Sampai sang empunya yang tidak siap terjatuh.

Ara menatap Nanta dengan tajam, Dan Nanta juga menatap nya, Tapi tatapannya dominan dengan tatapan khawatir.

Ia melihat lututnya sendiri, Banyak darah, Karena jalan yang dilewatinya aspal.

Ara mulai berdiri perlahan, Walaupun kakinya sangat perih untuk digunakan berjalan.

" Lo emang gak punya hati Nta! "

" Gue gendong, Naik " suruh Nanta, Yang ditolak langsung oleh Ara.

" Ra? Jangan sampe gue bersikap kaya tadi "

Karena Ara tak kunjung menghampiri nya, Nanta berjalan kearahnya dan berjongkok di depan nya. Perlahan tangan Ara memegang pundak Nanta.

Lalu mengalungkan nya keleher Nanta. Dan Nanta tersenyum untuk kedua kalinya karena Ara, dan Ara dapat melihat jelas karena ia memiringkan kepalanya untuk melihat wajah Nanta.

 Dan Nanta tersenyum untuk kedua kalinya karena Ara, dan Ara dapat melihat jelas karena ia memiringkan kepalanya untuk melihat wajah Nanta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ANARANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang