Sadar

120 4 3
                                    

Hari mulai sore, Ara meminta izin kepada teman temannya untuk pulang lebih awal dibandingkan mereka yang masih ingin menetap di cafe tersebut.

" Gue pulang duluan ya, Soalnya ada urusan dirumah " Pamit Ara.

" Iya Ra, Ati ati, Mau gue anterin gak?" Tanya Freya.

" Gak usah, Gue bisa pulang sendiri, Byee. Makasih ya kalian udah surprise in "

" Santai Ra, Nta? Anterin noh Ara pulang, Dari tadi diem bae "

" Manja amat. " Ketus Nanta dengan menatap tajam Ara yang sedang memperhatikan nya.

Sadar diperhatikan Ara, Langsung pergi dari cafe tersebut. Ia juga tidak menghiraukan teriakan sahabatnya, Ia terus berjalan sampai di trotoar depan cafe ia baru berhenti.

Ara menunggu kendaraan yang berlalu lalang sepi, Setelah sepi baru Ara menyebrangi jalan dengan sangat hati hati.

Disisi lain sahabat sahabat Ara, Menyalahkan Nanta yang tidak mengantarkan Ara pulang.

" Nta? Harusnya kalo lo suka, Lo anterin dia pulang sampe selamat, Gue tau sebenarnya lo itu cinta sama Ara, Cuma lo gengsi buat ungkapin ke Ara, Yaudah gue balik duluan " Nasehat Freya.

" Cepet amat fre? Gue juga deh Byee " Sambil menyusul Freya yang sudah berada di dalam mobilnya.

15 menit kemudian...

Ara sudah sampai dirumahnya, Kini ia mulai membuka kenop pintu, Belum sampai terbuka, Knop pintu tersebut sudah terbuka, dan menampilkan wajah sang ayah yang terlihat menyeramkan dan sangar.

" Darimana aja kamu?!!! Jam segini baru pulang, Udah jadi wanita jalang, Hah?!! Iya?!! " Bentak papa Ara dan menarik paksa Ara masuk ke dalam rumahnya.

" Mulai sekarang, Kamu gak boleh keluar rumah lagi!! " Papa langsung mengunci pintu kamar Ara, Di dalam sana Ara menggedor pintu kamarnya.

" Pah!!! Buka pintunya! Hiks... Pah!! Aku gak seperti yang papa kira, Tolong buka pintunya, Pahh " Mohon Ara.

Karena Ara sangat lelah, Akhirnya ia tertidur pulas di lantai kamarnya tanpa mengganti baju seragamnya terlebih dahulu.

Pagi tiba, Ara belum juga terbangun dari tidur pulas nya. Ia masih berada di alam mimpinya. Mungkin ia lupa bahwa sekarang ia harus pergi ke sekolah.

Lama kelamaan, Pagi berganti siang, Siang berganti sore, Ara belum juga terbangun.

Di sekolah nya, Freya dan Ura tampak kebingungan, Karena sedari tadi Ara tidak bisa dihubungi ditambah lagi Ara tidak masuk sekolah.

Sore ini, Sekolah sudah dibubarkan, Freya dan Ura berniat untuk kerumahnya Ara bersama ketiga cowok tampan yang sudah ada dihadapan mereka.

" Udahlah kita kerumahnya Ara aja, Siapa tau dia sakit " Ucap Freya.

" Tapi masalahnya Fre, Ara tuh gak bisa dihubungin " sambung Ura.

Adam menoyor kepala Ura, Yang membuat sang empunya melirik sinis.

" Justru itu kita kerumahnya Ara, Buat mastiin keadaan dia " Kata Adam.

" Tapi gak usah kepala gue juga yang jadi korban "

" Udah ayo cepat, keburu kesorean " kata Tristan.

" Iya ayoo " Yang langsung disetujui oleh Freya.

Mereka ber 4 mulai berjalan ke rumah Ara, Kecuali Nanta yang masih berada di parkiran sekolahnya.

Gue mau beli sesuatu untuk hadiah ulang tahun Nala yang sangat berkesan karena gue udah sering nyakitin hati dia, gak cuma beli tapi bakal buat dia seneng. Batin Nanta sambil senyam-senyum membayangkan Ara yang sangat kegirangan.

ANARANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang