{>_<} {•¡•} {°¿°} {~™~} {€_€}
~|~|~|~|~|~ »» ~|~|~|~|~|~Hari ini Saga udah boleh pulang, Kezia menolong Momy Saga untuk membereskan barang-barang Saga. Saat Kezia membantu tante Liana, tiba-tiba Saga menarik baju Kezia layaknya anak kecil yang meminta balon.
"Iih Saga jangan tarik-tarik, gw mau bantu Mommy lo"
"Ish tu mulut kebiasaan ngomongnya ga di kontrol," Saga memukul pelan bibir gadis itu.
Kezia mengusap-usap bibirnya dan ia mengeluarkan cengiran khasnya "Hehe, maap gw kilap- eh maksudnya aku"
"Badan aku lengket kali yank"
"Ya udah mandi sono, kan kamu bisa mandi sendiri," Kezia melepaskan tarikan Saga.
"Ish ga romantis amat ke pasangannya. Kan gw mau minta da mandiin sama kamu sayang." Demi apapun Saga malu untuk mengucapkan ini, tapi karena dia ingin melihat raeksi Kezia jadi tidak peduli apa kata orang.
Mulut Saga sengaja di majuinnya kedepan seperti anak kecil yang ngambek sama Mamanya.
Ia berdiri sambil meletakkan tangannya di pinggang, "Ooo, udah pandai ya sekarang dulu otaknya ga gesrek. Udah mandi sana, jijik gw lihat gaya lo"
"Iya-iya." lalu bangkit dari ranjangnya dan menuju kamar mandi
"Good boy"
Dia mengelus rambut Saga dengan penuh sayang. Liana ketawa geli melihat tingkah anak sulungnya ini. Ia sangat beryukur kepada tuhan karena ia di kasih keluarga yang harmonis.
"Ciee bayi gedenya Zia udah rapi, sini di pakein bedak dulu biar tambah cute," Kezia mengambil bedak bayi yang biasa dia pakai untuk ke sekolah.
Saga menolak nya dengan ogah-ogahan, "Ih ogah gw, gw mau pakai sepatu dulu"
"Iii lo ya kalau ada maunya baek-baek kalau ga mulutnya lebih dari gw." Ia memukul lengan Saga dengan bantal kecil yang digunakan Saga untuk tidur.
"Ulululu maaf by, kan aku khilaf" menoel-noel pipi gadisnya itu.
Kezia orangnya memang sensitif,tapi itulah faktor mengapa Saga tertarik kepadanya. "Terserah lo dah, gw ga ikut campur lagi"
"Duh kalau dah gini susah di rayu deh"
"Bwahaha mampus lo Ga, udah tau adek gw sensian masih juga lo usilin,"
Timpal Brace.Saga melirik ke arah dimana suara itu berasal, "Brace bantuin gw rayu Kezia supaya dia gak ngambek terus ke gw"
"Selamat berjuang calon adek ipar, gw duluan," memberi kiss bye kepada Saga jika dilihat oleh gadis yang di luar sana pasti akan diabetes.
"Huft, Zia kan aku cuma bercanda by, jangan ngambek dong." Saga berusaha membujuk Kezia agar tidak ngambek lagi.
Kezia masih tetap merajuk ke Saga,ia tidak mau duduk dibsebelah Saga. Saga pun merasa bersalah dengan perkataannya tadi, sekarang dia hrus menerima akibatnya.
"Tante biar aku aja yang bawa barang-barang Saga," Kezia mengambil alih barang-barang yang tadi di bawa oleh mommy Saga.
Liana mengelus pipi lembut Kezia. "Makasih ya Zia, kamu memang mantu idaman"
"Hehe tante bisa aja"
"Ya udah tante ke dalam dulu"
"Oh ok tante"
Dia mengangkat semua barang-barang Saga, dan di bantu oleh mbak yang ada di rumah Saga. Ketika Kezia mengangkat selimut Saga,dia tiba-tiba kesandung dengan kakinya sendiri.
"Aw sakit, ah elah jatuh dikit kok gw gampang berderah ya." Kezia melihat lututnya yang banyak mengeluarkan darah segar.
Saga yang mendengar desis an nya Kezia langsung lari dan memeriksa lutut Kezia, "Kamu gak papa by?sini aku periksa mana yang luka"
"Lo gak nampak apa lutut gw yang luka," Kezia sebenarnya tidak membentak Saga, tetapi karena ia pengen nangis akibat kakinya, jadi ia melampiaskan ke Saga. Ia malu jika nangis di depan Saga.
"Ih jangan marah-marah dong, kan aku dah minta maaf sayang"
Tiba-tiba Kezia meneteskan air matanya, sebenarnya ia tidak tahan dengan luka yang ada di lututnya ini.
"Lamu kenapa nangis?, aku jahat ya? pukul aja aku." Saga menuntun tangan Kezia ke dadanya agar ia dapat merasakan suasana hati Kezia.
"Huwaaa Saga," Kezia menangis dan langsung memeluk Saga
"Sayang,kamu kenapa bilang sama aku." Ia hampir saja jatuh kebelakang jika ia tidak menahannya terlebih dahulu.
Gadis itu menangis tersedu-sedu,ia sangat mirip dengan bayi yang tidak bisa luka. Sekali terkana luka pasti dia akan menangis, "Kaki aku sakit. Hiks, hiks, hiks. Sakit Ga"
"Huft kira in kenapa. Ternyata luka di kaki kamu." cowok itu mengambil sapu tangannya dan segera membersihkan air mata yang lolos dari tempat asalnya.
"Ga, kaki aku sakit. Hiks hiks hiks" ia menatap lututnya.
Dengan gercep Saga langsung membalikkan badannya
"Ya udah, sini aku gendong""Hiks, hiks badan kamu belum sehat betul Ga," Kezia tidak mau menyakiti Saga untuk kedua kalinya. Dengan wajah polosnya ia mengelus punggung cowok itu.
"Udah dong sayang, aku gak kenapa-kenapa kok. Ya udah biar aku gendong kamu." Karena respon Kezia lama, jadi ia menggendong gadis itu dengan gaya bridal style.
(Maap kan aku klau tulisannya salah,maklum lh bahasa Inggris ku di bawah KKM >.<)
Lagi-lagi ia memasang wajah polosnya,dan mengeluarkan pertanyaan konyol nya itu. "Huwaaa!kenapa kamu tiba-tiba jadi perhatian gini?"
"Ya harus lah, kamu kan calon istri aku," timpal cowok itu tanpa melihatnya. Karena dia tau, bahwa wajah Kezia sudah memerah seperti tomat.
Kezia menyembunyikan wajah nya di dada kekar Saga, takut dia kalau Saga melihat pipinya yang udah merona.
"Udah gak usah di tutup-tutup wajahnya, aku udah lihat kok kalau kamu lagi ngeblush"
"Iii ngaco lo"
"Hahaha"
"..."
"Aga sayang Zia selamanya," bisiknya ke telinga Kezia
"Aga turunin Zia, kalau kamu terus gendong aku, bisa-bisa aku gak hidup"
"Hah kenapa?" tanyanya sambil memasang ekspresi bloonnya.
"Au ah, cepatan turunin aku." sambil meronta-ronta di gendongan Saga
"Ya udah, kamu belum terlalu pandai jalan jadi hati-hati larinya"
"Gw gak anak batita lagi" Kezia mengeluarkan lidahnya.
"Iya, lo batita gw yang ga pernah ada saingannya," bisiknya.
"Stop Ga, lo semenjak sadar dari kritis, sikap lo aneh banget," Kezia berbalik arah.
"Hmm ok deh, gw balik ke Saga yang dulu aja. Yang cuma bicara apa adanya," tukasnya.
Saga pergi meninggalkan Kezia yang sedang termenung di ruang keluarga akibat perkataannya.
"Ish kenapa dia yang jadi ngambek ke gw, au ah gak gw pikirin," mengusap wajahnya.
DUARRRR, JGN LP VOTMENT MKSH!!!
SALAM MANIS SEMUANYA :*
KAMU SEDANG MEMBACA
Distance [END]
Teen FictionKetika awal pertemuan membuat jarak itu semakin dekat, dan akhirnya mempertemukan kami. Yang awalnya kami tidak saling mengenal satu sama lain, namun jarak membuat kami saling mengenal dan menjalin hubungan... "Lo udah kenal sama si kutub??" kata A...