#PART43

30 2 0
                                    

01.30 waktu Australia timur..

Kezia terbangun dari tdurnya, ia merasa ada orang yang mengetuk pintu kamarnya, ia sangat takut, dari tadi orang tersebut mengetuk pintunya. Ia memberanikan dirinya untuk membuka pintunya.

Kezia perlahan bangkit dari tempat tidurnya dan menuju ke pintu kamarnya, siapa yang berkunjung jam-jam segini, seharusnya semua orang berada di alam mimpi mereka masing-masing. Lagi-lagi terdengar orang mengetuk pintunya.

Tok..tok..tok

Kezia takut membuka pintunya, ia berinisiatif untuk menelpon Brace agar memeriksa apartementnya.

"Kak tolongin gw dong"

"Hoaammm lo ngapain nelpon malam-malam begini"

"Ada yang ngetuk pintu gw, cepatan ke sini gw takut"

"Duh lo nyusahin gw aja, ogah ah gw mau tidur"

"Eh eh kak, tolongin gw ah lo mah begitu amat"

Tutt...

Panggilan di akhiri oleh Brace, rasanya Kezia ingin sekali memukul kepala kakak nya itu, di saat yang ia sangat memerlukan kakak nya malah kek gini.

Sekarang dia harus menghubungi siapa lagi, masa iya dia menghubungi Zac. Tapi itu demi keselamatan nya, akhirnya ia menghubungi Zac.

Tengil

"Zac, bantuin gw"

"Lo kenapa Kez, kenapa suara lo kayak gitu?"

"Bisa ke apartemen gw, cepat Zac gw takut"

"Oh okok, gw otw"

"Buruan Zac, hiks.."

"Sabar Kez, gw udah di jalan ni, gw tutup dulu yaa"

Tutt...

Ia menangis ketakutan, ia berharap orang itu tidak mendengar tangisannya.

Kezia mendengar step langkah kaki orang tersebut, ia mengarah ke jendela kamar apartemennya itu. Dengan bersusah payah ia menahan nafas nya, agar tidak ketahuan oleh sosok tersebut.

Bugghh, bugghh, bugghh

Di luar sana Kezia mendengar ada seseorang yang memukul sosok makhluk tadi, ia pun segera keluar dan akan memeluk orang yang sudah berhasil menangani orang tersebut. Dan ternyata orang yang di gebukin tadi adalah Saga Rivera Adinata.

"Sshhh" Saga memegangi sudut bibirnya yang sobek, akibat digebukin oleh Zac

"Saga, ngapain lo di sini?" Kezia segera membantunya untuk bangkit.

"Lo tau orang ni?"

"Iya gw kenal banget sama dia, dia adalah pacar gw"

"Kenapa sih kamu minta dia gebukin aku sampai benjol begini"

"Hissh gw gak tau kalau itu lo, habis ngapain cara lo kayak tadi, bukannya telpon gw atau chat gw gitu" Jari lentik Kezia menjelajahi wajah babak belur Saga.

"Aku mau ngasih surprise sama kamu by" senyum sumringah.

Kezia melemparkan tatapan horornya ke Saga

"Lha apaan tu, mau ngode aku, hm?" Saga mencubit pipi gadis itu dengan gemes

Zac yang melihat adegan mesra ini ia merasakan benda tajam yang menusuk dadanya, yang membuatnya untuk menyerah berjuang, "Ekhem gw duluan ya" pamit kepada mereka berdua.

"Eh iya, makasih ya Zac"

"Itu siapa? kamu dua-in aku?"

"Gak lah, emang aku kayak kamu apa"

Deg, kenapa Kezia berbicara seperti ini kepadanya, "Hm, kenapa aku yang disalahin?"

"Aku dengar kamu ngehamilin Vani ya?"

"Bukan sayang, kamu salah paham. Aku ceritain yang benarnya deh"

"Hmm ya udah kamu masuk dulu"

Kezia mengiring Saga menuju ruang tamu apartemennya.

"Duh sakit by, pelan-pelan dong bersihinnya"

"Maaf, jadi ceritanya gak nih?"

"Eh iya, jadi tu kayak gini by, kemarin tu Vani minta tanggung jawab dari aku karena dia bilang kalau anak itu anak aku, terus aku bilang ke dia tes DNA aja biar pasti"

"Terus udah tes DNA? Hasilnya gimana? Itu benaran anak kamu?" Kezia tidak sabar menunggu jawaban dari Saga

"Dengar dulu, terys hasilnya keluar kemarin pagi, pas aku mau pergi untuk ngambil hasilnya si Barbara datang ke rumah, dia bilang kalau janin yang ada di rahim Vani itu adalah anaknya. Jadi gitu"

"Owh gitu toh, kamu sih kenapa gak bilang sama aku dari awal, kan aku udah negatif thinking." menekan salah satu luka yang ada di wajah Saga.

"Sshh sakit sayang, kasar amat ke pacar sendiri"

"Aku kayak gini kan kamu yang bikin" Kezia beranjak dari sofa.

"Hehe maap"

"Yaudah kmu tidur di sofa, aku tidur di kamar"

"Ga berdua aja" Saga mengeluarkan senyum yang menjijikan

"Mau gw sunat lo 3× lipat haa!!" Kezia berdiri dengan tangan di depan dada.

"Eh gak sayang, galak amat kamunya"

"Bodo amat, gw mau tidur capek"

"Kezia!!"

"Apa lagi Saga" ia menoleh ke Saga

"Gw sayang lo selamanya :)"

"Me too Saga, udah selamat tidur "

"Sweet dreams honey"

Berlari ke kamarnya..

Apakah ini mimpi tuhan, mengapa ia dengan cepatnya datang ke sini, tapi gpp itu udah bkin gw senang.









Sekian dulu yaaa,mksh yg udh ngevote and coment,bgi yg blm bruan bca dan tinggalkan jejak Klian di crita aku. Ok itu aj :D

Distance [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang