#PART 28

30 5 0
                                    

Jam pulang sudah berbunyi sekitar 15 menit yang lalu, tapi gadisnya itu tak kunjung menampakkan dirinya. Dia sudah bertanya ke teman-teman se kelas Kezia, tapi mereka semua bilang bahwa Kezia udah pulang dari tadi.

Ia mencoba menelpon Kezia tapi tak di angkat, ia telpon ke Mama Kezia ia bilang bahwa Kezia sedari tadi belum pulang. Saga sangat khawatir, ia takut gadisnya itu di bawa oleh Barbara. Ia langsung cabut menemui Barbara.

Tok.. tok..

"Ia sebentar"
teriak seorang bibi yang bekerja di rumah itu

"Ada apa ya den"

"Saya ke sini mau cari Barbara, dia ada ga Bi?"

"Oh den Bara lagi keluar bentar katanya tadi ke Bibi den"

"Kemana ya Bi kalau boleh tahu"
Pikiran Saga udah gak karuan.

"Katanya tadi sih mau ke tempat geng motor nya"

"Owh ya udah Bi, makasih banyak Bi. Saya pamit" Laki-laki itu berpamitan ke Bibi yang ada di rumah Barbara

Si bibi sedari tadi matanya berbinar-binar melihat ketampanan Saga, "Iya den, den teh cakep pisan"

Saga hanya merespon dengan senyum tipisnya.

Ia geli mendengar pujian dari Bibi tadi, ini yang paling iya benci jika bertamu ke rumah orang yang memiliki pekerja di rumahnya. Pasti beribu-ribu pujian yang ia dapati. Saga sangat tidak menyukai pujian yang berhubungan degan penampilan nya

{Knp aneh pisan toh den}-Author

Saga langsung pergi ke tempat geng motor yang biasa di kunjungi Bara.

"Barbara dimana lo sembunyiin Kezia" Ia langsung mendobrak pintu kayu itu, sehingga terbuka.

"Wiss, santuy bro duduk dulu sini" Barbara menepuk-nepuk kursi kosong yang ada di sampingnya.

Saga tidak menghiraukan perkataan Bara, ia langsung to the point aja.
"Gw ga suka basa basi, sekarang kasih tahu gw dimana Kezia"

"Ekhem, ini yang namanya cowok yang akan ngelindungi ceweknya. Ni buktinya, ceweknya hilang tapi ia gak tau kemana" Bara mengeluarkan senyum yang bermakna merendahkan Saga.

Bugghhh.

Satu pukulan mendarat di perut Barbara.

"Uhukkk, satu serangan ga berpengaruh sama gw" Ia bangkit dan memegang perutnya.

(Ga berpengaruh gmn,lo udh jtuh bgitu) - Author.

"Cepat kasih tahu dimana lo sembunyiin cewek gw, bajingan"

"Gw ga tau cewek lo ada dimana, tapi cepat atau lambat cewek lo akan hilang untuk selamanya"

"Shit."

Emosi Saga terbakar mendengar ancaman Barbara, bisa-bisanya seseorang mengancam nyawa pacar seorang Saga Rivera Adinata. Ia berusaha menelpon Kezia berharap gadis itu mengangkat telpnya. Air hujan perlahan turun membasahi jalanan,tapi Kezia tak kunjung di temukan.

"Kezia!!" bergegas putar balik ke arah dimana ia melihat Kezia.

"Kezia!!" Saga berlari dan memeluk tubuh gadis itu, agar badannya tidak kedinginan

"Saga," lirih Kezia. Bibir gadis itu sangat pucat.

"Lo kemana sih, gw cariin. Gw khawatir Kez" memeluk tubuh gadis itu yang sudah bisah

"Maaf gw ga angkat telpon lo" menundukan kepalanya.

"Huft, ya udah ga usah di bahas itu, yang penting lo gak kenapa-kenapa"

"Gw ga tahu apa benar lo tulus atau nggk Ga. Gw harap lo tulus" Kezia menatap ke sisi lain agar air matanya tidak keluar

"Maksudnya? Gw gak ngerti"

"Gw yang lebih gak gerti dengan pikiran lo. Ntah itu lo tulus atau gak"

"Ya tulus lah, masa ga"

"Mulut lo mengungkapkan seperti itu, tapi belum tentu hati lo, Ga"  menunjuk dada sebelah kiri Saga.

"Gw ga maksa lo untuk nerima permintaan kedua orang tua kita Ga, gw terima lo karena gw udah yakin kalau lo tulus sama gw, tapi nyatanya gw salah menilai Ga. Di saat gw pergi, lo malah enak-enak berpelukan dengan cewek lain. Itu cara lo membuktikan kalau lo sayang, cinta dan tulus sama gw Ga?"

akhirnya Kezia meluapkan semua isi hatinya. Ia berharap agar air matanya tidak turun di saat seperti ini.

Saga memegang pundak cewek itu, dan menatap wajahnya
"Kezia itu gak seperti apa yang lo lihat, please kasih gw kesempatan untuk menjelaskan semuanya"

"Huft, sekarang gw mau sendiri dulu Ga, jangan ganggu gw dulu" Ia menyingkirkan tangan cowok itu dari pundaknya.

"Dengarin gw dulu Kez, lo salah paham"

"Gw pulang duluan"

"Gw antarin" Ia bergegas berdiri dan mengambil kunci motornya yang sedari tadi dia letakkan di sampingnya.

"Gam usah, gw bisa naik angkutan umum"

"Tapi Kez.."

"Gw bukan anak kecil Ga yang gak tau arah jalan pulang."

Kezia menyetop angkutan umum yang lewat di depannya, dan langsung menaikinya. Air mata yang udah membendung dari tadi akhirnya tumpah. Dengan cuaca yang mendukung ia untuk menumpahkan air matanya. Ingin sekali ia kembali ke masa kecilnya, yang dimana ia belum mengenal kata cinta. Sekali dia cinta ke satu orang sakitnya dapat membunuh dirinya.

Saga mengutuk dirinya sendiri, ia telah bikin gadisnya menangis. Itu akan lebih menyiksanya. Hari yang sial.

"Kezia pulang"

"Mata lo kenapa sembab dek, lo habis nangis?" Brace yang sedang duduk di ruang TV kaget melihat wajah adeknya itu.

"Kakak" berlari menuju Brace dan langsung memeluknya.

"Kenapa hmm? coba cerita sama kakak"
membelai rambut adeknya dengan penuh sayang.

"Kezia gak suka yangg namanya cinta Kak. Kezia benci dengan cinta," ujarnya .

"Kamu dengarin kakak, hidup di dunia gak selalu senang dan ga selalu sedih dek. Benci dapat mengubah menjadi cinta. Semuanya telah di atur oleh tuhan dek. Nah sekarang kamu merasakan sadisnya dunia, dulu kamu hanya dapat bertanya ke orang apa itu cinta. Tapi sekarang kamu yang merasakannya secara langsung. Jadi di dalam hubungan pasti ada ujiannya. Di sana menguji setia atau tidaknya kalian atau pasangan kalian. Jadi kamu harus menghadapinya bersama, kalau ada masalah kalian selesakan berdua jangan dengan cara seperti anak-anak lagi. Ada paham?"

"Kezia mau balik ke masa kecil dulu kak"

"Jangan pernah berpikiran yang imposible dek" Brace segera menarik tubuh adiknya ke dalam dekapannya.

"Akhirnya adek kakak udah tumbuh dewasa, udah ada curhatan tentang masalah ini. Tapi kamu harus ingat pesan kakak, kamu harus menjaga diri kamu sampai kamu menikah" Brace mengelus rambut panjang adeknya itu.

"Iyaa kakak, makasih Kak Brace. Kezia sayang kakak"

"Hm"




W.A.R.N.I.N.G
V.O.T.M.E.N.T
M.K.S.H
S.A.L.A.M.M.A.N.I.S











Distance [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang