31. Akhir?

6.6K 559 98
                                        

malam itu semuanya lengah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

malam itu semuanya lengah. tidak ada yang sadar jika salah satu dari mereka ikut menghilang. ah tidak, dua, dua dari mereka.

yeri dan irene.

entah, yang jelas malam itu adalah sumber penyesalan terbesar dari belasan orang. kalau saja mereka tidak lengah, hal ini tidak akan terjadi.

malam itu ada sebuah kecelakaan mobil yang melibatkan tiga orang gadis kuliahan. sebelum kecelakaan itu terjadi, mereka bertengkar hebat.

"lepasin kak irene! ini salah kak!" yang paling muda mencoba membujuk gadis yang duduk di kursi kemudi.

"diem kamu! kamu jadi adek nggak ada gunanya sama sekali, bisanya cuma nyusahin!" balas si gadis.

yang paling muda menangis. yeri menolehkan kepalanya ke kursi belakang di mana irene duduk. gadis itu tidak bisa apa-apa karena kedua tangannya terikat.

irene tidak pernah menyangka kalau kejadian seperti ini akan terjadi dalam kehidupannya. diculik oleh gadis yang mengaku menyukai dirinya dan mengancam akan membunuhnya jika irene tidak menerima perasaannya.

gila.

"lepasin gue! lo gak bakal dapet apa-apa kalo nyulik gue!" irene berteriak. malam ini hujan, jadi suaranya tidak terlalu kedengaran.

"diem." ujaran dingin itu yang menjadi jawaban dari perkatannya.

"lo kenapa sih? lo itu cantik, di luar sana pasti banyak cowok yang mau sama lo!" kata irene. berusaha menyadarkan clara.

clara mendecih, "ya, gue sadar tentang itu. tapi gue udah muak sama yang namanya laki-laki."

"di dunia ini, laki-laki semua sama. nggak ada yang bisa ngehargain perempuan. mereka cuma nganggep perempuan itu boneka yang bisa mereka mainin seenakjidat mereka. mereka nggak pernah nganggep perempuan itu sebagai manusia."

"kak ... nggak semua laki-laki itu kayak ayah." yeri menggenggam tangan clara. namun dengan cepat ditepis oleh clara.

"kamu bilang gitu karena kamu gatau! dulu, kakak yang selalu kena pukul ayah! kamu enak ada bunda yang ngelindungin kamu, kalo kakak? nggak ada! nggak ada yang ngelindungin kakak!"

"aku emang bukan anak bunda, tapi apa aku harus nerima pukulan ayah tiap hari? kenapa kalian engga? kenapa kamu engga? kenapa Tuhan nggak adil banget ke aku?"

yeri tertegun. air matanya mengalir semakin deras. sementara irene hanya terdiam di belakang. tidak tahu mesti bertindak bagaimana.

irene mengerti kalau clara merasa tersakiti karena perilaku ayahnya yang kasar di masa lalu. tapi melakukan hal semacam ini tetap saja tidak dibenarkan.

"apa dengan kakak ngelakuin ini, kakak bakal bahagia? apa kakak bakal puas? apa kakak bakal ngelupain semua yang ayah lakuin ke kakak?" tanya yeri. dengan segala keberaniannya kata-kata itu akhirnya lolos dari bibirnya.

Pacaran ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang