Pertemuan
Aduh, kenapa aku telat bangun segala?! Sekarang harus buru-buru kan, batin Stella panik.
Saat ini, tujuan Stella hanya satu. Sampai di kelas sebelum bel masuk, atau ia akan dihukum berdiri di depan kelas ditambah dengan omelan Reisa yang tiada henti.
"Buru-buru banget?" celetuk seseorang yang entah sejak kapan ada di samping Stella.
"E-eh! Reno! Bikin kaget aja," jawab Stella gelagapan, masih dengan suasana hati panik.
Reno baru sadar, Stella masih membawa tas punggung dan tas jinjing di tangan kanannya. Sadar telah menyapa di saat yang tidak tepat, ia berceletuk lagi.
"Oh, belum masuk kelas ya? Yaudah, nanti ketemu di kantin ya, gue traktir!"
"Oke. Gue duluan," jawab Stella cuek.
Stella yang terburu-buru hanya menjawab asal. Ah, masa bodo dengan Reno. Masuk kelas tepat waktu lebih penting baginya. Dan sepertinya, keberuntungan tidak memihaknya kali ini.
Teng! Teng! Teng!
Bel masuk berbunyi, pertanda bahwa ia akan menghadapi hukuman oleh gurunya yang killer itu. Ah, belum lagi omelan Reisa.
"Haah, sepertinya hari ini aku sedang sial," gumam Stella murung, lalu melanjutkan berjalan dengan langkah gontai menuju kelasnya.
— — — —
Hai, malam! Maaf telat banget update, semoga suka sama chapter ini! :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dusted.
Short StorySekarang, semua sudah terlambat. Tulisan ini hanya menjadi kumpulan surat-surat dari seorang penggemar rahasia yang tertumpuk tak terkirimkan, bukannya surat-surat yang seharusnya dibaca oleh orang yang tepat. Cover by @itsamelsta