Wed

155 18 2
                                    

Pertemuan

"Terkadang Stel, polos sama bego tuh beda tipis ya," gumam Reisa.

"Hm? Siapa yang lo mak—"

"—Hai cantik...!" ucap seseorang tiba-tiba, sosok yang membuat pandangan Stella gelap seketika.

Kaget, Stella mencoba melepas tangan yang menutup matanya itu.

"Hahh, Bagas. Ngapain lo? Pergi aja sana!" usir Stella dengan jengkel. "Bisa gak, diem dan gak ganggu orang sekali aja?"

"Aduh, galak banget sih. Bagas yang tampan ini cuma mau menemani Stella yang can—"

"—Heh. Gak denger Stella ngomong apa?" sela Reisa tak kalah ketus. "Perlu gue ulang? Atau mau diteriakin di telinga lo biar jelas?" tambahnya dengan tatapan setajam silet. Bagi Bagas, tatapan Reisa seakan mengatakan, Lo masih di sini, tamat riwayat lo nanti.

Nyali Bagas pun langsung ciut, dan ia pergi begitu saja. Stella dan Reisa tertawa menyaksikan perubahan perilaku yang begitu drastis. Dasar anak laki-laki! Digertak sedikit, langsung kabur!

Ketika Bagas sudah lumayan jauh dari Stella dan Reisa, ia mendesah pelan. "Ah, temannya Stella galak banget, sih. Jadi susah 'kan," gerutunya. "Bisa kalah taruhan kalau gini ceritanya," ia tertunduk lesu.

"Hei, taruhan apa yang lo maksud?"

Bagas mendongak, mencari sumber suara yang muncul tiba-tiba.

"Re-Reno?"

Dusted.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang