Fri

146 20 1
                                    

Pertemuan

"Hosh... hosh... hosh.... Sungguh melelahkan," keluh Stella dengan napas terengah-engah. Ia sudah berada di depan pintu kelas. Setelah napasnya kembali normal, dengan takut-takut ia memasuki kelas.

"Selamat pagi, maaf saya telat..." ucapnya lirih.

"Kamu," ucap Bu Rani, guru yang killer itu, "keluar dari kelas saya sekarang. Tahu kan, kalau saya tidak paling tidak suka murid terlambat?"

"I-iya Bu. Maaf sekali lagi," jawab Stella pelan, sambil menghela napas. Sungguh menyedihkan baginya diusir dari kelas seperti ini.

Ketika ia duduk termenung di depan kelas, ada seseorang yang menepuk bahunya.

"Hei, kok di luar?" tanyanya.

Senyum tipis sempat menghiasi wajah Stella sebelum ia kembali meratap. "Eh, hai Ren. Gue diusir dari kelas karena telat masuk. Baru pertama kali kayak gini, sedih gue," jawabnya murung.

"Waduh, sama dong! Gue juga lagi dihukum, tapi karena PR gue ketinggalan, sih, hehe. Yaudah, ngobrol bareng gue aja yuk, sambil nunggu jam berikutnya," celoteh Reno.

Setelah sekian banyak topik yang mereka bicarakan, tiba-tiba Stella membahas Bagas. Orang yang sempat mengganggunya beberapa waktu lalu.

"Tapi entah kenapa, sekarang dia jadi takut sama gue," gumam Stella.

"Berarti dia udah berhenti ganggu lo kan? Bagus dong?" balas Reno.

"Iya sih, tapi kalau dia takut sama gue, rasanya gimana gitu. Gue curiga apa ada yang ngancem dia ya?" balas Stella.

Glek.

Ah, Reno jadi teringat kejadian beberapa hari yang lalu. Semoga aja dia gak tahu.

— — — —

Hai! Duh sekali lagi maaf maaf maaf bangettt, kemaren lagi pergi-pergi dan ada kesibukan lain jadi gabisa update. Chapter ini lebih panjang, semoga suka!

Dusted.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang